Bagian 13

9.2K 691 204
                                        

SWEET DESTINY
.
.
.
.
DLDR
.
.
.
.
happy Reading
.
.
.
.
🍒🍒🍒

Gaara menatap datar pada sosok di depannya, sungguh ia tak akan mengiyakan dengan mudah permintaan Sasuke andai saja istri tercintanya itu tak membujuknya dengan buaian menggiurkannya serta  keluh kesah sang putra tentang gigitan maut adiknya yang ia alami semenjak Sakura dibawa pulang ke mansion Haruno. Aura permusuhan langsung menguar dari manik jade itu kala melihat si pelaku utama dalam kesedihan putrinya turun dengan angkuh dan menuntun putri kesayangannya  itu dengan hati-hati.

Dan Gaara bersumpah, demi dewa apapun yang ada di muka bumi ini. Kenapa gadis kecilnya itu tidak bisa bersikap sedikit jual mahal pada suaminya. Pemandangan Sakura yang mendusel dan bersikap genit pada suaminya, serta bagaiamana si pinky berlama-lama menghirup ketiak sang suami, membuat batin kepala Haruno itu menjerit perih. Seperih diiris dengan sejuta kerinduan. Oke..

Masih segar dalam ingatannya ketika Sara istrinya tengah mengandung Sakura, sifat agresifnya meningkat lima puluh persen. Mungkin saja keagresifan Sakura berasal dari perpaduan antara kegenitan sang istri serta kemesuman nya di balik sifat angkuhnya, atau mungkin ini yang dinamakan dengan hawa si jabang bayi? Dimana sang calon ibu suka sekali dengan aroma suaminya atau bahkan menjauh darinya, dan opsi pertama lebih mendukung asumsi Gaara tentang keadaan Sakura sekarang, lagi-lagi pria dua anak itu mengelus dada nelangsa.

"Ampuni aku Tuhan.. Karena suka bersikap mesum pada istriku.." jerit Gaara dalam hati.

"Hn." Sasuke berdehem menetralisirkan suaranya. Ia menatap ayah mertuanya penuh keyakinan.

"Aku akan membawa Sakura kembali, terimakasih telah menjaga dan merawatnya, dan maafkan aku, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi."

"Aku.." sela Gaara namun terpotong oleh pekikan manja Sakura.

"Aaahhh.. Pamaan kau sungguh membuatku semakin jatuh cinta.." Sakura kembali memeluk suaminya erat, sementara Gaara jangan tanyakan bagaimana mengenaskan ekspresi kepala Haruno itu, Sasori.. Jangan perhatikan dia, lelaki jomblo satu itu entah kenapa sangat menyukai ekspresi menderita sang ayah karena tingkah agresif adiknya. Dasar anak durhaka.

"Tou-san.. Terimakasih telah merawat Sakura.. Uuuhhh.. Sakura sayang tou-san.. Kaa-san juga..." Gadis itu melepaskan pelukannya dan beralih memeluk kedua orang tuanya bergantian dengan perasaan Haru.

"Kami pamit." Sasuke segera menarik istrinya menjauh.

"Tunggu Sasuke." Cegah Sasori, Gaara memicing tajam saat putranya berjalan mendekat. Waspada dengan apa yang akan dikatakan Sasori. Jangan-jangan.. Jangan apa? Jangan asem?

"Jika nanti Sakura meminta apapun padamu turuti saja meski permintaannya terdengar nyeleneh,  jangan sekalipun membuatnya bersedih dan kelelahan.. Aku mengatakan ini demi kebaikanmu dan Sakura di masa datang." pesan Sasori. Sasuke mengernyit.

"Kenapa?"

"Karena Sakura sedang.. Astagaa..!!" kalimat Sasori langsung terhenti begitu ia mendapatkan injakan maut di kakainya. Manik hazelnya menatap penuh protes pada sang ayah yang kini menyeringai keji ke arahnya. Sasori meringis, ia meminta bantuan pada sang ibu dengan memandangnya penuh kode.

"Sakura kenapa?" Sasuke mengulangi pertanyaannya. Onyxnya menyipit, menyelidik dan khawatir.

"Tidak apa-apa Sasuke-kun.. Sekali lagi jaga Sakura baik-baik ya.." jawab Sara, ia menepuk lengan suaminya keras. Memberi kode untuk melepas injakannya pada Sasori.

SWEET DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang