Six

4.1K 550 93
                                    

Setelah kejadian tadi yang membuat heboh di koridor maupun di kelasnya, Fani segera masuk ke dalam kelas. Diiringi teriakan 'ciee' yang membuat dia hanya bisa memutar bola matanya malas. Kejadian beberapa saat lalu tentu saja membuat mereka senang menggoda Fani, apalagi mereka tahu sikap Fani yang lebih ekspresif.

Fani tidak mengidahkan godaan teman-temannya, ia justru memikirkan sikap Ardi kepadanya. Jujur saja perasaannya semakin tidak karuan, di satu sisi dirinya senang akan perhatian Ardi yang seperti dulu kepadanya, di sisi lain dirinya merasa sakit hati karena Ardi mengatakan jika dirinya 'jelek' saat memakai makeup. Padahal dia ingin mendengar Ardi memujinya seperti teman-temannya yang lain, tapi cowok itu justru sebaliknya.

Dia merasa Ardi tidak menyukai penampilannya yang seperti ini, apa dirinya memang tidak pantas berdandan layaknya seperti seorang 'cewek' dan itu tentu saja membuatnya sedih. Sedangkan Shela sendiri, cewek super feminim itu sepertinya tidak mendapat protes apapun dari Ardi. Malah sepertinya Ardi biasa-biasa saja, tidak berkomentar apapun, padahal saat mereka berdua bertemu di rumah Ardi. Shela memakai dress yang begitu seksi menampakkan lekuk tubuhnya, dan Ardi tidak mengomentarinya sama sekali itu membuat dirinya semakin sedih dan terpojok.

Fani bersyukur guru yang mengajar pada jam pelajaran kedua tidak bisa hadir, dikarenakan tengah menghadiri seminar. Jam kosong itu mereka gunakan untuk mengerjakan tugas yang telah di berikan Pak Rayan. Fani yang memang dasarnya rajin selalu mengejarjakan tugas sebelum guru memberitahu mereka, membuat keuntungan tersendiri bagi Fani karena dirinya bisa diam menunggu teman-temannya yang lain mengerjakan tugasnya. Lagi pula untuk saat ini otaknya tidak akan pernah bisa untuk mengerjakan tugas, pikirannya sedang entah berada di mana. Jika Fani mengerjakan tugas dengan pikiran kacau, dapat di pastikan nilai tugas itu di bawah angka 5. Separah itu lah jika Fani terpaksa mengerjakan tugas dengan pikiran yang terpecah.

Rara mengikuti jejak Fani yang telah menyelesaikan soal yang diberikan oleh Pak Rayan. Dia memutuskan untuk mengajak Fani ke kantin, pikiran sahabatnya itu perlu di refresh. Dan dia tidak ingin Fani menjadi orang bodoh dalam sekejap.

Awalnya Fani ogah-ogahan menerima ajakan Rara karena sudah dipastikan, jika adegan tadi saat dirinya dan Ardi berada di depan pintu kelasnya sudah menjadi buah bibir satu sekolahan. Namun bukan Rara namanya yang menyerah begitu saja, dia terus memaksa Fani agar ikut dengannya. Dan di sini lah mereka berada, di kantin kelas 11 kantin yang terkenal dengan mie ayam enaknya. Rara pecinta mie sedangkan Fani biasa-biasa saja, meskipun awalnya terpaksa ikut. Tapi jika dipikirkan dirinya membutuhkan asupan juga setelah otaknya dipaksa berpikir.

Fani bersyukur jika kantin yang mereka tempati masih sepi karena dirinya bisa tenang, namun sepertinya ketenangannya akan segera sirna begitu mata indahnya melihat Shela yang berjalan ke arahnya dengan senyum menyebalkan. Pandangannya ia arahkan ke belakang, dilihatnya Rara yang masih mengantri mie ayamnya.

Harus Fani akui jika Shela cantik untuk seukuran musuhnya, tubuh cewek itu kurus tidak seperti dirinya yang berlekuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harus Fani akui jika Shela cantik untuk seukuran musuhnya, tubuh cewek itu kurus tidak seperti dirinya yang berlekuk. Bibir cewek itu tebal, sedangkan dirinya kecil dan tipis, dan banyak perbedaan lainnya antara dia dan Shela.

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang