Fani benar-benar menuruti perkataan kedua sahabatnya untuk merubah habis penampilan serta sikapnya. Mereka berdua benar-benar dendam akan sifat Ardi yang selalu semaunya kepada Fani. Fani bersikap tomboy, galak bahkan disebut-sebut sebagai preman sekolah karena sikapnya yang suka berkelahi saja banyak yang menyukainya. Bagaimana jika Fani seperti Shela yang selalu dandan dan berpenampilan seksi? Sudah dipastikan Fani semakin digandrungi para cowok.
Kali ini Fani di jemput oleh Pak Rio guru PKL yang menurut rumor beredar telah melamarnya. Bukan hanya rumor, tapi sepertinya fakta karena isi pesan Pak Rio yang melamarnya telah dibaca seenaknya oleh kedua sahabatnya. Dan berterimakasih lah kepada mereka berdua, karena dengan mulut ember yang dimiliki mereka. Membuat satu sekolah tahu dan gempar akan berita tersebut, banyak dari mereka yang tidak percaya akan gosip tersebut. Dan menganggap Fani halu, namun bukti percakapan Fani dan Pak Rio yang menyebar oleh Rara membungkam mereka semua khususnya yang tidak menyukai Fani.
Dari mana Rara bisa menyebarkan percakapan tersebut? Berterima kasih lah pada otak cerdas sahabatnya, yang dengan seenak hatinya menscreenshoot percakapan dirinya dan Rio waktu itu.
Fani keluar dari dalam rumah dengan penampilan yang benar-benar memukau, Rio saja sampai tidak berkedip melihat Fani. Bagaimana tidak, murid nya itu memakai kemeja seragam yang begitu kecil, sehingga membentuk lekuk tubuh indah gadisnya. Belum lagi dengan rok seragamnya yang di atas paha, menampilkan paha mulus dan putihnya itu. Wajah yang terpolesi makeup tipis dengan rona merah muda menghiasi bibir tipisnya membuat Fani jauh lebih cantik, dan jangan lupakan rambut panjangnya yang ia ikat tinggi menampilkan leher jenjangnya yang cantik. Penampilan Fani begitu sempurna untuk ukuran siswi SMA.
"Sampai kapan Bapak mau liatin saya?" ketus Fani jengah melihat Rio yang sedari tadi memandangnya tanpa berkedip.
Rio seakan tersadar akan sikapnya yang memalukan seketika menampilkan senyum malunya.
"Sorry, kamu terlalu cantik. Sayang untuk dilewatkan." ujarnya sambil terkekeh, Fani seketika mendengus.
"Yaudah Bapak liatin saya aja terus, sampai saya berangkat sekolah sendiri."
"Eh, jangan dong. Yaudah yuk masuk," ajak Rio seraya membukakan pintu mobil untuk Fani.
Tanpa berkata apa-apa lagi, Fani masuk ke dalam mobil Rio dan menunggu si empunya mobil tersebut juga masuk. Dan tak lama kemudian mobil berwarna silver itu melaju meninggalkan kediaman Fani.
-
-
-
-Fani keluar dari dalam mobil Rio membuat teman-teman sekolahnya menatapnya dengan tatapan iri, kaget dan kesal. Bahkan ada juga yang menatapnya dengan tatapan kebencian. Fani yang melihat mereka memandangnya seperti itu hanya memutar bola matanya, tanpa menunggu Rio yang katanya akan mengantarnya sampai kelas. Apa pria itu pikir dirinya anak kecil? Mau mengantarnya sampai ke kelas, kekanakan sekali.
Fani berjalan di sepanjang koridor, mata indahnya mengedar menatap lingkungan sekolahnya yang mendadak ramai. Bahkan ia melihat beberapa anak dari sekolah lain, alisnya seketika tertarik ke atas. Apa ia melewatkan sesuatu? Kenapa dirinya tidak tahu jika hari ini di sekolahnya ada acara? Apa karena dirinya sibuk dengan kegiatan Braperanya sehingga ia tidak mengetahui acara di sekolahnya.
Mengangkat bahunya cuek Fani tetap berjalan. Beberapa teman sekolahnya menatapnya dengan pandangan kaget, kaget akan penampilannya yang begitu drastis. Jika kemarin-kemarin dirinya hanya merubah wajah serta rambutnya, tapi sekarang seragam yang di pakainya pun ikutan berubah. Tak ada kemeja seragam yang kebesaran di badannya, tak ada rok di bawah lutut yang menghalangi kaki jenjangnya. Sekarang yang ada kemeja seragam yang begitu pendek serta ketat yang membalut tubuh indahnya, bahkan saking pendeknya seragam yang ia pakai. Bisa membuat pusar indahnya itu terlihat jika dirinya mengangkat kedua tangannya. Jangan lupakan juga dengan rok nya, yang begitu pendek hingga mencapai pertengahan paha.
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Time
Teen FictionFani mantan kekasih Ardi. Mantan dari cinta pertamanya, dia tidak tahu alasan mereka berdua putus. Yang jelas dia masih menyayangi pria itu, memang benar kata orang cinta pertama itu susah untuk di lupakan dan itu juga berlaku bagi Fani. Fani kesal...