Twenty

7.5K 621 111
                                    

"Tante seharusnya nggak berlaku baik sama dia, karena apa? Karena dia anak dari wanita yang telah menghancurkan keluarga Tante!" jelasnya puas dengan matanya yang melirik Fani sinis.

Dan saat itu juga, Fani pasrah akan apa yang dilakukan mama Ardi kepadanya.

***

Mama Ardi memakukan tatapannya pada gadis seumuran anak bungsunya.

"Apa yang dikatakan Shela benar, Fan?" Tanya mama Ardi.

Fani diam masih menundukkan wajahnya, jujur saja ia ingin segera pergi dari sini untuk menghindari semuanya, tapi ia tahu ia tidak bisa. Mama Ardi membutuhkan jawabannya, tapi dia tidak bisa untuk mengatakannya. Karena jika ia mengatakan jika yang menjadi selingkuhan papa Ardi adalah mama tirinya, percuma saja mereka tidak percaya. Karena yang mereka tahu dan kenal, jika dirinya hanya memiliki satu mama saja. Sekalipun Ardi, mantan kekasihnya itu tidak mengetahui masalah keluarganya.

Jantungnya sudah berlari ke sana kemari, dia takut salah bicara dan membuat keluarga Ardi membencinya.  Tapi dia pasrah jika mama Ardi pun akan membencinya, karena jika dirinya di posisi seperti itu dia akan melakukan hal yang sama.

"Diam berarti iya." Itu suara Shela bukan mama mantan calon mertuanya, dan juga bukan suara Ardi.

Mama Ardi yang seperti sudah tahu keadaan yang sebenarnya, menahan napasnya sambil memejamkan kedua matanya berusaha mengendalikan emosinya.

"Tan..." Panggil Fani namun di potong oleh suara mama Ardi.

"Kamu bisa pulang, Fan. Makasih udah nganterin Tante." Sahutnya cepat kemudian masuk ke dalam rumah meninggalkan ketiga remaja yang tengah dilanda cinta segitiga.

Fani menatap mama Ardi yang berjalan masuk ke dalam rumahnya, ia memandangnya dengan pandangan sedih dan kecewa. Fani menunduk meremas kedua tangannya yang saling berpegangan. Tanpa mengatakan apa-apa lagi dirinya berbalik kemudian berjalan dengan langkah gontai meninggalkan kediaman Ardi.

Shela tersenyum puas melihat Fani yang telah hancur, dia tidak menyangka jika akan secepat ini melihat kehancuran Fani. Rupanya Dewi Fortuna benar-benar mendukungnya dengan Ardi dan dengan begini dirinya bisa mengambil hati mama Ardi untuk merestuinya.

"Di..." Panggil Shela dengan wajah berbinar-binar.

Begitu melihat Fani yang berjalan menuju mobilnya, Ardi segera berjalan menghampiri gadisnya. Fani yang baru membuka pintu mobilnya seketika dikejutkan dengan seseorang yang mendorong pintu mobilnya.

"Fan..." Panggil Ardi ketika dirinya berhasil menahan Fani untuk masuk ke dalam mobil.

Tubuh Fani bergetar menahan tangis, ia diam tidak berbalik atau membalas panggilan Ardi.

"Kamu nggak apa-apa?" Tanya Ardi lagi, terdengar nada khawatir dalam setiap ucapannya.

Lagi dan lagi Fani diam, jelas sekali jika dirinya menolak berbicara, terlebih berbicara kepadanya.

"Fan!" Ucapnya lagi dengan nada yang terdengar tinggi.

Fani seketika berbalik menatap Ardi dengan pandangan tajam, wajahnya benar-benar tidak bisa dikatakan baik membuat Ardi yang melihatnya tercubit.

"Apa? Lo mau apa? Gue mau pulang!" Sentak Fani kasar yang membuat Ardi terdiam.

"Aku mau bicara."

Fani mendengus mendengar perkataan Ardi. Bicara? Dia bilang bicara? Omong kosong macam apa ini? Jika cowok yang berada di hadapannya itu ingin bicara,  berbeda dengan dirinya yang menolak untuk berbicara dengan mantannya. Tidak ada yang perlu dia bicarakan, semuanya sudah jelas dan dirinya akan menerima kenyataan yang ada.

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang