Fiveteen

3.5K 496 75
                                    

Onyx sekelam malam itu menatap Fani dengan tatapan sendu, sampai kemudian tubuh Fani kembali menegang karena cowok itu tiba-tiba menutup matanya.

"Boleh aku cium kamu, Fan?" pintanya dengan nada memohon, sambil dirinya ikut menutup kedua matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Boleh aku cium kamu, Fan?" pintanya dengan nada memohon, sambil dirinya ikut menutup kedua matanya.

Karena begitu Ardi menutup kedua matanya, seketika itu juga ia mencium Fani dengan kehati-hatian. Tubuh Fani menegang mendapat kecupan lembut dari kekasih hatinya, demi apapun ia merindukan kecupan lembut dari Ardi.

Shela yang akan menghampiri Ardi seketika berhenti begitu melihat cowok yang disukainya itu tengah mencium Fani. Darahnya seketika mendidih melihat adegan menyakitkan di depan matanya, kedua tangannya mengepal dengan erat. Ia bersumpah akan membuat perhitungan pada cewek itu, membuat Fani dibenci dan dijauhi oleh anak-anak di sekolahnya. Dan tidak ada lagi yang memuja atau bahkan menyukai Fani lagi, ia akan membuat cewek itu menyesal karena berani menyakiti perasaannya.

Tak ingin membuat hatinya semakin hancur karena melihat Ardi mencium Fani dengan penuh perasaan, Shela kemudian pergi meninggalkan pasangan yang tengah melepas kerinduan.

Hanya sebuah kecupan namun berarti bagi keduanya. Kecupan Ardi dibibir Fani seolah menyampaikan semua perasaannya, perasaan jika dirinya masih mencintai cewek itu. Dan Fani jelas bisa merasakannya, karena detik berikutnya cewek itu menangis. Ardi menjauhkan bibirnya dari bibir Fani, lalu menatap lembut wajah sang kekasih yang masih ia tutupi kedua matanya. Dengan tatapan frustrasi, ia memundurkan langkahnya kemudian melepaskan tangannya yang masih menutupi mata Fani. Sebelum Fani membuka kedua matanya, ia berbalik lalu pergi meninggalkan Fani sendirian.

Fani yang menyadari jika Ardi pergi meninggalkannya lagi membuat ia enggan membuka matanya. Fani jatuh terduduk,  isak tangisnya tiba-tiba mengencang. Ia menangis mengeluarkan rasa sakitnya yang selama ini ia tahan, tak peduli jika teman-teman sekolahnya melihatnya seperti ini. Ia terus menangis sambil memegang dadanya yang terasa menyakitkan, sampai kemudian Maria  melihat Fani yang tengah terduduk sambil menangis dengan tatapan khawatir.

"Fan..." panggil Maria yang jongkok di hadapan Fani dengan suara pelan.

Fani membuka matanya dengan mata yang begitu merah, ia pun seketika memeluk Maria dengan erat dan kembali menangis membuat Maria ikut menitikan air matanya.

_
_
_
_
_

Ke esokkan harinya Fani datang dengan perasaan hampa. Kejadian kemarin membuatnya tidak ingin melakukan apapun, apalagi jika bertemu dengan Ardi. Rasanya benar-benar malas, untunglah dirinya segera ditemukan oleh Maria.

Baru saja ia berjalan beberapa langkah di koridor, tatapan mata teman-teman sekolah yang menatapnya dengan tatapan sinis saat berpapasan dengannya membuat ia mengernyit bingung. Tapi Fani belagak cuek dan masa bodo, ia tetap melangkahkan kakinya menuju kelas.

Namun, begitu dirinya melewati kelas 12C ia mendengar suara anak-anak yang tengah membicarakannya. Sebenarnya ia tidak begitu peduli tentang omongan anak-anak itu kepadanya, tapi begitu mendengar kata 'selingkuh' dari salah satu cewek membuat ia memberhentikan langkahnya.

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang