Sesuai dengan yang di janjikannya, Fani menemui orang yang belakangan ini sering mengiriminya pesan. Ia hanya pergi sendiri tanpa kedua sahabatnya, karena menurutnya ini urusan pribadi dan hanya dirinya yang bisa mengatasinya.
Fani mengembuskan napasnya kasar ketika mobilnya telah tiba di kafe. Membuka pintu mobil kemudi kemudian turun, ia lalu berjalan masuk ke dalam kafe. Di sana ia telah melihatnya, wanita yang selama enam tahun ini tak di temuinya. Jujur saja ia merindukan wanita itu, wanita yang mirip dengannya, wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini.
"Fani." sapa wanita paru baya ketika melihat anak semata wayangnya itu mau menemuinya.
Fani hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu duduk di hadapannya.
"Bagaimana kabarmu sayang?" tanya wanita itu lagi.
"Baik." balas Fani sambil melihat ke arah lain tak ingin melihat ke arah wanita paru baya yang telah memberikannya luka.
Feni tersenyum tipis melihat Fani yang tidak ingin melihat ke arahnya membuat perasaannya sakit. Dia merindukan anaknya, dia merindukan rengekan manja Fani, dan merindukan semua yang anaknya itu miliki. Percerainnya dengan Felix dan hak asuh anak yang jatuh pada mantan suaminya itu membuat dirinya tidak bisa bertemu dengan Fani. Selama enam tahun lamanya ia berusaha untuk bisa bertemu atau berkomunikasi dengan sang anak. Tapi Felix dengan kekuasaan yang dia punya membuatnya kesulitan, dirinya bukan orang kaya seperti mantan suaminya. Dia hanya terlahir dari keluarga biasa, dan menjadi ibu rumah tangga biasa tidak seperti istri baru Felix.
"Mami udah pesenin makanan kesukaan kamu." seru Feni sambil menyuruh salah satu pelayan untuk membawakan pesanannya.
"Bebek bakar sambal matah." sahut Feni lagi yang membuat Fani menatap sang Mami dengan perasaan campur aduk.
"Maaf aku udah makan tadi di sekolah." balasnya sambil meminum air putih yang sudah tersaji di hadapannya.
Tatapan kekecewaan di perlihatkan Feni namun dirinya memaklumi.
"Jadi... Kenapa mengajakku bertemu?" tanya Fani memandang Feni dengan datar.
"Kalau Mami bilang, kangen sama kamu gimana?"
Fani seketika terdiam, ucapan mami nya membuat perasaan Fani berdetak tidak karuan. Untuk menormalkan perasaannya, ia mendengus keras seolah-olah ucapan mami nya hanya lelucon di matanya.
"Kenapa Mami hubungi aku? Setelah enam tahun Mami pergi kenapa Mami kembali?" tanya Fani dengan nada sedih dan kecewa.
Feni segera menggelangkan kepalanya dengan wajah terluka.
"Ini bukan kemauan Mami, Fan."
"Bohong!"
"Kamu harus percaya sama Mami."
Kini giliran Fani yang menggeleng.
"Apa yang membuat aku harus percaya sama Mami?"
"Karena kamu anak Mami. Kamu pasti percaya sama Mami,"
Fani mendengus kasar mendengar ucapan wanita di hadapannya itu.
"Opa dan oma-mu nggak setuju sama Mami. Sebelum Mami nikah sama papa mu, opa dan oma udah di jodohin papa sama Tante Imel---mama baru kamu." ucap Feni tiba-tiba yang membuat Fani terdiam mendengarkan. Dan Feni kembali menjelaskan, karena dia rasa Fani harus tahu semuanya awal kehancuran keluarga kecilnya.
"Kerjaan Mami sebagai guru dianggap tidak layak sama opa dan oma-mu. Opa menganggap jika Mami nggak sepadan dengan papa. Papa yang cinta sama Mami jelas saja menolak perjodohan itu, hingga perjodohannya batal. Karena tante Imel pun menolak perjodohannya, dia juga udah punya pacar. Tapi... Setelah Mami sama papa nikah, perjodohan papa kembali di laksanakan karena ternyata tante Imel di campakkan pacarnya. Papa jelas marah dan nggak mau, karena saat itu Mami hamil kamu. Sampai kemudian kita pindah rumah ke desa Mami, pekerjaan papa mu serabutan nggak jelas. Tapi kami nggak apa-apa kami nikmati, sampai kemudian opa sakit dan kita di suruh untuk pulang---" Feni menjeda ucapannya, membiarkan perkataannya menggantung di udara membuat Fani yang sedari tadi menyimak cerita mami nya gemas sendiri dengan kelanjutan kisahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Time
Teen FictionFani mantan kekasih Ardi. Mantan dari cinta pertamanya, dia tidak tahu alasan mereka berdua putus. Yang jelas dia masih menyayangi pria itu, memang benar kata orang cinta pertama itu susah untuk di lupakan dan itu juga berlaku bagi Fani. Fani kesal...