Ep. 3

1K 147 12
                                    






“Ibu, mengapa Serigala dan Vampire bermusuhan?”

“Kau ingin Ibu menjawab jujur atau bohong?”

“Tentu saja jujur.”

“Kalau begitu naik ke ranjangmu dan Ibu akan menceritakannya.”

Gadis kecil bersurai selembut sutra itu menuruti perkataan Ibunya, ia menarik selimutnya hingga menutupi tubuh mungilnya.

“Dulu, Serigala dan Vampire adalah teman. Kita semua satu dan hidup saling melengkapi. Tak ada pertengkaran, tak ada peperangan. Tapi itu semua berubah beberapa abad yang lalu.”

“Kalian jadi saling membunuh?”

Wanita anggun itu tersenyum, putri kecil hasil darah dagingnya itu sangat mewarisi sifatnya. Meski baru ada di dunia ini selama 1 tahun, gadis kecil itu sudah tumbuh seperti anak berusia 7 tahun dengan pikiran orang dewasa yang tertanam pada otaknya.

Oh tentu saja, bukankah itu salah satu kelebihan yang mereka miliki?

“Kau benar, kami saling membunuh untuk bertahan hidup.”

“Membunuh seperti mematahkan lehernya? Atau memberikan perangkap di hutan hingga tubuh mereka terbelah menjadi dua?” Lagi, wanita bergaun hijau tua itu tersenyum.

Benarkan? Pikiran anak ini sangat sadis sepertinya, tapi memang seperti itu seharusnya. Gadis kecil itu adalah pewaris selanjutnya, jadi ia harus tau bagaimana cara membunuh dengan keji. Tak ada ampun, mengasihani, atau bahkan mencintai musuh kalian. Karna musuh...

... berarti mangsa.

ㄧTHBVㄧ

Benda bulat dengan cahaya panas berwarna orange di sekelilingnya itu mulai lelah, ia bergerak ke arah berlawanan di mana ia muncul, menandakan hari sudah mulai sore.

Kelas sudah usai sedari tadi, namun karna mereka berada di tingkat akhir dan harus mendapatkan pelajaran tambahan jadilah mereka terjebak di sini.

“Kau pulang dengan siapa?”

“Kekasihku.”

Seulgi berdecih, andai saja tak ingat misinya ia tak akan sudi berbicara dengan pria itu.

“Bagaimana jika pulang bersamaku?”

Jimin acuh, pria itu sibuk merapikan alat tulisnya karena bel telah berbunyi 15 menit lalu dan dirinya harus terjebak karna jadwal piket. Ia juga mulai risih dengan keberadaan Seulgi, gadis itu selalu menempel padanya padahal sebelumnya ia yang lebih dulu mengacuhkannya.

“Aku tak punya waktu.”

Seulgi memicingkan matanya, apa ia berbuat salah pada pria itu? Kenapa sifatnya berubah?

“Apa kau marah? Kenapa jadi galak padaku?”

“Galak? Kau bilang aku galak? Dan aku tak punya masalah apapun hingga harus marah padamu.”

Puja kerang ajaib, ingin sekali Seulgi memukul pria itu. Pantas saja bibirnya tebal, ia pasti suka di pukuli.

“Tapi tadi pagi kau baik padaku, lalu kenapa sekarang kau mengacuhkanku? Aku minta maaf karna sempat memarahimu.”

“Maaf di terima, jadi bisa menjauh dariku Nona Kang?”

“Tidak, aku akan terus disini sampai kekasihmu datang. Kita lihat siapa yang lebih cantik, aku atau dia.”

THE HALF BLOOD VAMPIRE (THBV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang