Ep. 15

670 88 21
                                    




Beberapa pasang kaki itu saling beradu, menimbulkan derapan dari setiap langkah yang ditempuh. Dua makhluk adam dan satu makhluk hawa itu saling terdiam, meski pikiran mereka terus meronta mencari kalimat pembuka.

Seulgi, hanya dialah yang tidak merasakan ketidaknyamanan yang tercipta, berbeda dengan Mino yang rasanya ingin sekali berlari lalu meninggalkan mereka berdua. Sedangkan Jimin? Pria yang berada dua langkah di belakang mereka itu tak henti-hentinya memandang ke bawah, berusaha meyakinkan jika dirinya hanya salah lihat. Namun tidak, bahkan ini sudah hampir 3 jam berlalu sejak jam Olahraga dan bayangan gadis itu tak pernah terlihat barang sedetik. Ingin rasanya ia bertanya namun terlalu takut mendengar jawaban yang akan di terima.

Seulgi menarik kacamata Jimin tiba-tiba, membuat si pemilik terkejut. Entah karna alasan apa, pria bermarga Park itu memakai kacamata bulat yang membuatnya terlihat seperti kutu buku.

"Kau terlihat seperti seorang idiot."

Seulgi memakai kacamata Jimin, membuat wajah sexy-nya ikut berubah menjadi kutu buku.

"Seul, kembalikan."

Gadis itu berjalan mundur sambil mengacungkan jari telunjuknya, menggerakannya memberi gestur 'tidak'

"Kau tidak membutuhkannya, kau lebih tampan jika tidak memakainya."

Blush

Wajah Jimin memerah, siapapun tolong katakan pada pria itu agar tidak mudah tersipu hanya karna satu kalimat yang diucapkan seorang gadis.

"Apa kau mengatakan sesuatu?"

Astaga lihatlah ekspresi mesum yang dikeluarkan pria itu, sumpah demi apapun kenapa harus ada pria seperti Jimin di dunia.

"Aku bilang-"

"Jim, tolong aku."

Entah darimana asalnya, Nayeon datang dengan luka dilututnya. Mukanya merah padam dan matanya berair. Sepertinya baru saja terjadi sesuatu pada gadis itu.

"Astaga Nay, kau kenapa?"

Jimin langsung menghampiri Nayeon, membantu gadis itu duduk pada trotoar jalan. Sedangkan Seulgi, gadis itu hanya diam mematung.

Ia haus, sangat haus.

Jam olahraga tadi membuatnya lemas, ditambah ia yang selalu mengandalkan Taehyung dalam 'minumannnya' dan dengan bodohnya juga ia melupakannya. Katakanlah ia bodoh, ia menahan haus sejak Olahraga berakhir tapi ia bahkan tak menghampiri Taehyung saat jam istirahat, dan dengan percaya dirinya ia pergi ke rumah Mino tanpa mengabari pria itu.

Jimin terus meneliti luka dikaki Nayeon, dan sedikit meringis karna ada kerikil kecil yang menempel. Apa gadis itu tak berniat membersihkannya dulu sebelum berjalan pulang?

"Kenapa kau melihatku seperti itu? Apa kau tak pernah terluka?"

Semua mata disana kini memandang Seulgi, gadis itu menutup hidungnya dengan lengannya, namun baunya masih saja kuat. Ia tak tahan, tapi ia juga tak bisa melakukannya. Seperti ada sesuatu dalam tubuhnya yang terus memberontak dan mengontrol akal sehatnya agar menerkam Nayeon sekarang juga.

Tidak.

Ia merasakan taringnya mulai muncul, apa warna bola matanya juga telah berubah?

Persetan dengan itu semua, jika ia ketahuan ia akan menghabisi mereka semua. Namun baru saja ia berniat, sebuah lengan menariknya hingga ia jatuh kepelukan seseorang.

"Jangan menghancurkan kepercayaanku Kang."

Mino membenamkan wajah gadis itu didadanya, membuat sang gadis hanya dapat menghirup aromanya. Seulgi membalas pelukan Mino tak kalah erat dan menenggelamkan wajahnya semakin dalam, hingga aroma Nayeon tidak tercium olehnya.

THE HALF BLOOD VAMPIRE (THBV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang