Ep. 10

647 104 24
                                    






Langkah kakinya bergerak menyusuri koridor, setelah kejadian yang cukup panas dengan Mino tadi gadis itu berniat mencari Taehyung. Ya, tiba-tiba saja ia merindukan pria itu.

Tatapan tajam ia kerahkan sepanjang jalan, ia memang biasa menjadi perhatian, namun lama kelamaan itu cukup membuatnya muak. Umpatan demi umpatan terus menggumpal di hatinya, bagaimana tidak? Jika diibaratkan ia bagaikan napi yang telah membuat dosa besar, lalu hidup dengan santainya di lingkungan masyarakat. Ck, dasar manusia tak berotak. Namun lamunannya buyar begitu saja, saat sesuatu menabrak bahunya.

Oh, lihatlah itu si manusia kelinci.

“Minta maaf.”

Seulgi berdecih, lalu menyilangkan kedua tangannya.

Apa itu sebuah perintah?

Ia tak ingin meladeni si buruk rupa itu, tapi apa boleh buat jika ia lebih dulu mengusiknya.

“Masih tak ingin minta maaf?”

Nayeon melakukan hal serupa, menatap Seulgi angkuh sambil menyilangkan tangannya.

Percuma saja Im Nayeon, gadis itu tak mengenal kata maaf.

“Apa kau tuli? Cepat minta maaf sebelum aku melakukan sesuatu padamu.”

Lagi, para penghuni disana merapatkan barisan. Menyaksikan pertengkaran para gadis amat sayang untuk dilewatkan.

Seulgi memejamkan matanya, bahkan ke kelas Taehyungpun harus melewati sebuah rintangan. Kenapa sih gadis jelek itu sangat menganggu, ia sudah menjadi pusat perhatian beberapa menit sebelumnya, jadi apa harus ia menjadi pusat perhatian lagi kali ini?

“Lakukan sesukamu, karna kau bahkan tak bisa melakukan apapun.”

Kini giliran Nayeon yang berdecih. Apa gadis jenis ini yang berhasil merebut Jimin? Jangan kira ia tak tahu, ia baru sadar dan meresapi perkataan Jimin tadi pagi. Jika saja ia peka, Jimin memang menyukai Seulgi. Dari tingkahnya, senyumnya, dan perkataan pria itu yang simpang siur Nayeon dapat menyimpulkan pria itu jatuh hati. Dan siapa lagi yang berhasil menjeratnya jika bukan Seulgi? Hanya gadis itu kemungkinan terbesarnya.

“Kau meremehkanku?”

“Tidak, kau meremehkan dirimu sendiri.”

Nayeon geram, gadis yang tak lebih tinggi dari sang lawan itu berusaha menjambak rambut gelombang Seulgi, namun gerakannya kalah cepat.

Taehyung lebih dulu menahannya.

Pria itu menggengam tangan Nayeon erat, membuat ringisan kecil keluar dari bibirnya. Tatapan pria itu berbeda, auranya gelap. Tak ada lagi senyum kotak dan kelembutan yang terpancar disana. Taehyung bukanlah tipe pria yang suka bermain kasar dengan lawan jenisnya, karna ia tahu meski ia tak mengeluarkan tenaganya pasti para gadis akan mudah merasa kesakitan.

“Jika kau berani menyentuh rambutnya, kau tak akan bisa menyentuh apapun lagi setelahnya.”

Nayeon hanya diam, tangannya sakit. Warna merah muncul disana begitu Taehyung melepasnya. Sedangkan pria Kim itu bersikap masa bodoh dan lebih memilih menatap mata bening Seulgi. Entah mengapa, dan selalu saja seperti itu. Ia tak bisa marah pada gadis itu, ia bahkan selalu kalah sebelum melawan. Dirinya terlalu lemah.

Taehyung mengatur nafasnya, ia harus memberitahukannya. Tak boleh ada rahasia diantara mereka. Makadari itu si pria Kim menautkan jemari mereka, melangkah pergi meninggalkan koridor yang ramai. Ibu jarinya tak pernah berhenti mengusap tangan dalam genggamannya. Ia ragu, namun ia juga yakin akan hal itu.

THE HALF BLOOD VAMPIRE (THBV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang