Ep. 17

628 76 18
                                    



Terhitung sudah tiga jam gadis bersurai coklat itu berkutat dengan benda persegi yang dilindungi case bergambar pink phanter. Nayeon bosan, Jimin tak ada dirumah dan Ayah Ibunya baru saja pergi kerumah Bibi Jung yang baru saja melahirkan. Tanpa diperintah, tubuhnya berjalan begitu saja menuju lantai bawah. Tangannya dengan lihai mengambil camilan didalam kulkas, lalu mendaratkan bokongnya di sofa hanya untuk sekedar menonton TV.

Ayolah, kenapasih liburan selalu seperti ini? Disaat orang lain pergi berkencan atau sekedar melakukan hobby mereka, gadis itu hanya diam dirumah dan berkutat dengan handphonenya. Seandainya ada Jimin disini mereka pasti sedang bertengkar, namun setidaknya pria itu dapat mengurangi rasa jenuhnya.

"Sepanjang Tahun 2019 banyak terjadi kasus pembunuhan yang menyita perhatian publik. Diantaranya berita menghebohkan yang belakangan ini terjadi di Hutan Yonim. Saat ini, kembali ditemukan mayat suami-istri beserta anaknya yang diperkirakan baru berusia 5 tahun yang tewas mengenaskan dengan luka sobek pada lehernya. Diduga-"

Lagi?

Sudah 3x dalam seminggu berita tentang hewan buas yang nyatanya tak kunjung ditemukan jenisnya itu setia menghiasi setiap channel TV. Banyak yang berspekulasi itu adalah harimau atau hewan besar lain yang merasa habitatnya terganggu, atau geng motor yang iseng yang berkeliaran di malam hari. Tapi sayang, Nayeon tak bodoh untuk menebak apa yang sebenarnya terjadi. Dia tahu, itu sesuatu yang dilihat Jimin dulu. Sesuatu tak nyata yang sayangnya ia percaya, 'Vampire'.

Nayeon percaya tanpa membantah, karna gadis itu percaya akan hal berbau fiksi atau tak nyata lainnya. Dulu, saat Jimin baru saja diadopsi keluarganya pria itu pernah sekali bercerita tentang apa yang dilihatnya. Manusia bertaring dan Serigala yang amat besar, yang mana itu kali pertama dan terakhir ia melihatnya. Begini, jika itu Serigala yang dilihat Jimin atau Harimau dan hewan buas lainnya, kenapa luka sang korban hanya ada pada bagian leher? Bukankah harusnya tubuh mereka terkoyak? Bukannya utuh dan hanya kehabisan darah? Lalu jika kalian berpikir ini geng motor, untuk apa mereka melakukannya? Kesenangan? Okay, anggap saja begitu. Tapi bukankah mereka harusnya juga mengambil barang berharga milik sang korban? Bukan hanya membunuhnya begitu saja tanpa mendapat keuntungan apapun? Lagipula polisi selalu berpatroli setiap 2 jam sekali.

Dan ini spekulasi Nayeon yang terakhir, Vampire. Dalam film bergenre serupa yang pernah ditontonnya, mahluk berdarah dingin itu suka menghisap darah mangsanya dengan menancapkan gigi tajamnya pada leher sang korban, dan itu persis dengan apa yang terpampang di TVnya sekarang.

Omong-omong soal Vampire, keluarga Jimin dulu tinggal didalam hutan itu sebelum akhirnya mati tak wajar dengan kasus yang tak pernah terkuak ke permukaan, karna ya, tak ditemukan jasad disana selain darah yang berceceran dan beberapa potongan daging kecil. Jimin selalu bungkam dan memohon agar kasus ini tak terdengar pihak polisi, Jimin kecil ketakutan dan memilih diam hingga dirinya beranjak dewasa dan membiarkan ketakutan itu menjadi mimpi buruknya.

"Nay?"

Gadis itu menoleh, dan mendapati Jimin yang baru masuk dengan wajah berseri. Tanpa sadar Nayeon ikut tersenyum, bergeser sedikit dan menyuruh Jimin duduk disampingnya.

"Bahagia sekali."

"Kau tahu, dia sangat cantik."

Cantik? Apa Jimin sedang membicarakan reporter yang sedang berbicara didepannya? Ia tak butakan?

"Kau tak berpikir aku membicarakannyakan?"

Jimin menunjuk TV didepannya dengan dagunya, ia hafal akan pikiran gadis disampingnya yang selalu memandang fisik, dan tatapan yang dilontarkannya cukup membuktikan jika apa yang diduga Jimin benar.

THE HALF BLOOD VAMPIRE (THBV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang