Ep. 4

934 137 10
                                    




Gadis kecil itu membulatkan matanya, tak percaya dengan apa yang baru saja di jelaskan Sang Ibu. Bagaimana bisa? Maksudnya, kenapa?

"Jadi penyebab permusuhan ini karna Vampire? Karena mereka ingin menjadikan Serigala budak?"

Wanita itu tersenyum, bagaimana pun ia harus membuat anak sematawanyangnya itu mengerti.

"Serigala adalah makhluk rendahan. Kau tahu, kita adalah keturunan bangsawan dan Serigala hanyalah makhluk menjijikkan yang memang pantas berdiri di bawah kaki kita."

Gadis kecil itu berdiri di atas ranjangnya sambil berkacak pinggang, membuat Sang Ibu mendongakkan wajah cantiknya.

"Bukankah itu tak adil Bu? Jika sebelumnya kalian hidup damai, kenapa tiba-tiba berpikir untuk menjadikan mereka budak?"

Wanita itu bungkam, tak tahu harus menjawab apa. Ia bahkan tak mengira pertanyaan seperti itu terlontar dari mulut Sang Anak.

"Bu?"

Ia masih tak menyahut, tentu saja. Jawaban yang keluar dari mulutnya haruslah mampu meracuni pikiran Sang Anak, mengubah cara pandangnya, dan melakukan apa yang leluhur mereka inginkan. Anak itu masih sangat dini dan harusnya setiap cerita yang ia lontarkan cukup di dengarkan dan di turuti, bukan di jawab dan di tentang.

"Bu, jika kau tak tahu katakan tak tahu, aku bisa mencari jawabannya sendiri."

"Jika kau di setarakan dengan Outcast apa kau mau?"

"Tidak! Aku ini Putri."

Dapat.

Ia tersenyum, gadis itu tak ingin di rendahkan.

"Benar, begitu juga yang Vampire rasakan. Kita adalah bangsawan dan Serigala hanyalah kuman, makadari itu Vampire ingin menjadikan Serigala budak."

Kini gadis kecil itu yang terdiam, apakah Serigala serendah itu?

"Bisakah Ibu meminta tolong padamu?"

"Tentu saja."

"Saat kau menjadi pemimpin kelak, berjanjilah pada Ibu kau akan mengabulkannya."

Ia mengangguk kecil lalu mengelus surai Sang Ibu, ia sangat menyangi Ibunya tentu saja ia akan mengabulkan permintaannya.

"Kau harus membuat Serigala menjadi budak kita."

ㄧTHBVㄧ


Nayeon menendang-nendang angin di depannya, sedangkan matanya sibuk menatap jalanan yang tak semulus kulitnya. Kota ini sudah tua, banyak lubang-lubang di sana-sini.

Apa para pejabat tak berniat membenahi kota kecil namun popular ini? Setidaknya lakukanlah sesuatu dan jangan membiarkan kota ini hancur di makan jaman.

Lima belas menit telah terlewati dengan keheningan, perjalanan dari Halte ke rumah mereka cukup jauh karna memang tempat tinggal mereka cukup terpelosok. Nayeon sibuk berkutat dengan pikirannya, begitupula Jimin, pria itu hanya menatap lurus jalanan di depannya. Tak ada yang memulai percakapan, Nayeon masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya tadi, Jimin? Dengan Seulgi?

Membayangkan mereka berada pada kelas yang sama saja sudah membuat moodnya memburuk, apalagi membayangkan mereka dekat satu sama lain. Cih, Nayeon tak sudi.

"Jadi, kau mengenal Seulgi?" Pertanyaan pertama yang terlontar dari mulutnya, namun itu belum mewakili rasa penasarannya yang lain.

Jimin memutar matanya malas, apa semua gadis di dunia ini selalu ingin tahu? Jika ya, akan ia katakan bahwa mereka sangat menyebalkan.

THE HALF BLOOD VAMPIRE (THBV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang