Ep. 19

575 75 13
                                    



Entah sejak kapan tempat ini mulai kesukaannya. Daun yang berguguran meninggalkan sangkar terus menjadi atensinya. Ingatannya kembali pada beberapa menit lalu, 'Park Chanyeol' nama itu terus terngiang di kepalanya. Siapa ia, dan darimana ia berasal? Bukan, jelas Jimin bukan anak si brengsek itu. Lalu kali ini kasta mana lagi yang menghianatinya.

Sialan. Para Vampire sangatlah tidak becus, bagaimana mungkin memusnahkan Hybrid saja masih banyak yang tertinggal?

"Ada apa?"

Gadis itu menoleh, hanya sebentar sebelum kembali memandang lurus objek membosankan di depannya. Pria itu mengerti, gadisnya sedang dalam suasana hati yang buruk. Jadi sebagai pria sejati ia hanya duduk di sebelahnya dan menemani gadis itu, hingga ia sendiri yang memulai percakapan.

"Jimin, ia bukan anaknya."

Taehyung tersentak, lalu tersenyum setelahnya.

"Bukankah itu bagus? Bebanmu berkurang, ia bukan apa-apa lagi sekarang. Lalu apa alasanmu masih menunda membunuhnya?"

Ya Kim Taehyung, pojokkan saja gadis itu, paksa ia agar membunuh Jimin secepatnya. Bukankan itu demi kebaikannya juga? Jika Ayah tahu mereka menemukan Hybrid namun tidak langsung membunuhnya bisa saja ia mengira itu sebuah penghianatan.

"Aku pasti akan membunuhnya, tapi tidak saat ini."

"Kau menundanya bukan karna kau mencintainyakan?"

Gadis itu menarik kedua sudut bibirnya, hanya sedikit lalu menoleh sepenuhnya pada pria di sampingnya.

"Kau tidak berpikir aku sungguh-sungguh mencintainyakan?"

Pria itu kembali tersentak untuk kedua kalinya, gadis itu, ia memang tak tertebak. Bagaimana mungkin? Maksudnya, siapapun yang melihat pasti beranggapan yang sama dengannya. Seulgi mencintai Jimin, dan sebaliknya. Namun jika gadis itu berkata ia tak mencintai Jimin, maka selama ini hanya pria itu yang tulus mencintainya?

"Jadi selama ini kau hanya berpura-pura?"

Seulgi mengangkat bahunya tak acuh, ia juga tak tahu. Gadis itu tak mengerti dirinya sendiri. Mungkin ia mencintai Jimin, mungkin juga tidak. Rasa itu, kupu-kupu yang menggelitik perutnya, jika boleh jujur Seulgi tak merasakannya setiap saat. Jadi ia ragu, mungkinkah rasa yang ia memiliki hanya belas kasih atas ketulusan yang diberikan pria itu?

"Aku ingin pulang, aku ingin bertemu Profesor Kim."

Taehyung mengangguk, lalu berdiri dan tersenyum sangat lebar.

"Baiklah Putri, kereta kuda sudah Saya siapkan."

"Sialan."



ㄧTHBVㄧ



Pria itu berlari, menyusuri setiap ruangan yang memungkinkan sang gadis berada didalamnya. Kepalanya sudah tidak sesakit tadi, bahkan seperti tak terjadi apapun sebelumnya. Jantungnya terus berdegub kencang, ia tak dapat menemukan sang pujaan dimanapun.

Apa salahnya? Kenapa saat ia menyebutkan nama sang Ayah gadis itu langsung pergi tanpa sepatah kata? Apa ia mengenal Ayahnya? Tidak mungkinkan? Lalu apa karna Jimin menciumnya terlalu bernafsu? Benarkah?

Pria itu menyalakan ponselnya, kembali menekan angka 1 untuk ke tiga belas kalinya, dan masih sama seperti sebelumnya, ponsel gadis itu tidak aktif.

Taehyung? Benar, pria itu tak ada di kelasnya jadi pasti ia sedang bersama Seulgi sekarang. Namun nihil, lagi-lagi panggilannya tak terjawab. Tiba-tiba saja degub jantungnya menjadi lebih cepat, bahkan keringat menetes dari dahinya.

THE HALF BLOOD VAMPIRE (THBV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang