"Hai Serigala, hari ini kau terlihat tampan."
Pria yang merasa terpanggil itu menatap gadis disebelahnya tak suka, sejak Guru Song menetapkan mereka dalam satu kelompok gadis itu terus mengikutinya. Cih, dasar penguntit menjijikkan.
"Sayang, kenapa buru-buru sekali sih?" Mino berhenti, gadis itu masih memanggilnya sayang rupanya. Haruskah ia benar-benar memukulnya kali ini?
"Berhenti mengikutiku."
Seulgi berhenti, wajahnya terlihat sangat sedih membuat para pria yang mengaku sebagai 'penggemar' gadis itu menatap Mino nyalang.
Tentu saja mereka tak terima, disaat mereka dengan susah payah mencuri perhatian Seulgi pria yang justru jauh dari kata tampan itu dengan mudahnya mencampakkan gadisnya.
"Aku merindukanmu."
Mino menghela nafasnya pelan, ia tak tahu mengapa ada Putri seperti ini di dunia. Tapi bukankah itu bagus? Jika Putri mereka gila seperti ini tandanya Vampire dapat cepat musnahkan?
"Lima menit."
Seulgi memutar bola matanya malas, selalu saja seperti ini. Apa sebegitu antinya pria dihadapannya itu dengan dirinya?
"Baiklah, lima menit dan aku akan menciummu."
Mino membelalakkan matanya, kenapa gadis itu membahas hal menyebalkan itu lagi sih? Padahal dirinya hampir lupa akan hal terkutuk itu. Dan ia dengan gamblangnya berbicara disini? Di koridor? Lagi? Hancur sudah reputasinya sebagai pria tak tersentuh.
"Berhenti bicara omong kosong, kapan kita berciuman?"
"Kemarin, kau lupa? Haruskah aku melakukannya lagi sekarang?"
Oh ayolah, jangan membuat ia berpikir gadis ini menyukainya. Sikapnya sangat aneh, saat pertama kali mereka berbicara gadis itu jelas menyatakan perang padanya. Lalu sekarang? Gadis itu selalu berupaya mendekatinya. Atau jangan-jangan ia memiliki maksud lain? Siapa yang tak tahu bahwa para Vampire sangatlah licik?
"Katakan maumu dan jangan pernah mengikutiku lagi."
Gadis dengan bola mata seindah kejora itu tersenyum, lalu mengalungkan kedua tangannya pada leher Mino, membuat tubuh mereka menempel tanpa jarak sesentipun.
Apa gadis ini ingin kembali berbuat mesum padanya? Tidak, Mino tidak akan membiarkannya.
Pria itu dengan cepat menutup mulutnya dengan telapak tangannya, enak saja gadis itu menciumnya sembarangan.
Seulgi yang melihatnya hanya tertawa kecil, lucu sekali sih pria dipelukannya ini. Daripada menutup mulutnya, kenapa pria ini tidak mendorongnya saja?
"Kapan kita akan ke rumahmu?"
"Apa? Ke rumahku?"
Seulgi mencubit pipi Mino gemas, perkataan pria itu tak dapat terdengar jelas. Apa sebegitu takutnya ia akan ciuman maut Seulgi? Padahal itu hanya kecupan, jadi tidak dapat dikatakan sebuah ciuman. Dan kenapa Mino menganggapnya berlebihan sekali?
Atau jangan-jangan Jimin melakukan hal yang sama? Jangan bilang pria itu menganggap serius perlakuannya? Tapi tidak mungkin, buktinya pria itu bersikap biasa saja padanya.
"Kitakan berada dalam satu kelompok, jadi aku ingin segera menyelesaikannya."
"Kenapa harus rumahku?"
"Tentu saja rumahmu, akukan ingin menemui calon mertuaku. Jangan bilang kau lupa jika setelah lulus nanti kau akan melamarku?"
Mino melepaskan tangannya dari mulutnya, pria itu tentu saja tak terima jika Seulgi selalu mengatakan hal yang tidak-tidak. Mana mungkin Mino melamarnya, bunuh ia jika itu benar-benar terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HALF BLOOD VAMPIRE (THBV)
FanfictionPeople say history repeats itself. And that's true, You come to my life again, to take something that you haven't had the chance to it. "Why would you do that to me after I gave you everything that I had?" "You never give it, I take it." Most Impres...