Pagi yang cerah untuk memulai hari Sabtu yang indah. Terbit Matahari dari Timur, mempamerkan cahaya yang begitu terang.
Reygan mungkin hari ini akan berdiam diri di kamar, menonton televisi, dan memainkan handphone nya.
Barang-barang Reygan telah tertata di kamarnya, bibi yang membantunya menatakan.
Hari ini adalah hari libur sekolah Reygan yang di Jakarta *Fullday. Hari Senin-Jum'at pulang pukul 15:30 tapi Sabtu diliburkan.
Pagi yang cerah itu, Reygan duduk di teras kamar nya sambil melihat pemandangan dari atas. Tanpa membuka WhatsApp, Reygan mendengarkan lagu menggunakan Headset.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya
"Siapa? Masuk, pintunya tidak terkunci"Ternyata yang mengetuk pintu adalah Papa. Papa menghampiri Reygan yang tengah duduk di teras kamarnya
"Ada apa Pa?" Tanya nya dengan raut muka yang tak berdosaPapa memegang bahu Reygan sambil berkata "Papa mau mendaftar kan kamu di sekolah favorit disini, kemungkinan hari Senin besok Kamu akan sekolah di sana"
"Iya Pa.." jawab nya sedikit malas
Kemudian Papa keluar dari kamar Reygan, katanya ingin menemui mama di bawah.
Reygan menelfon pacar nya "Zee", barangkali dia udah bangun.
"Hallo Rey..Ada apa?"
"Hmm..., Aku hari ini akan di daftarkan sekolah disini"
"Bagus dong, kenapa sedih gitu?"
"Apa secepat itu, tidak bisa seminggu atau dua minggu lagi?" Balasnya agak sedikit dinaikan suaranya
Mereka berdua pun debat
Sudah hampir satu tahun mereka berpacaran. Saling ngasih suport, perhatian, dan lelucon.
Belird memasuki kamar Reygan "Rey..Kamu siap-siap, mama akan mendaftarkan kamu hari ini. Supaya hari Senin kamu bisa sekolah"
Reygan sambil mengambil baju nya "Iya ma.."
Ini Reygan berpakaian rapi, memakai jam tangan, celana bewarna putih, baju lengan panjang, dan sepatu santai.
Belird akan mendaftarkan Reygan di Appleby College.
Sekolah yang besarnya kalah dengan sekolah Reygan yang berada di Jakarta. Berbagai fasilitas telah disediakan disana. Besekolah tanpa menggunakan baju seragam, namun berpakaian bebas.
Kini papa, mama, dan Reygan akan memasuki ruang kepala sekolah. Papa sedang mengobrol dengan kepala sekolah, sedangkan Reygan asik memainkan handphone nya.
Kemudian papa memanggil Reygan untuk berkenalan dengan bapak kepala sekolah.
"Bienvenue" dengan muka ramah, dan suara yang sopan (Selamat datang)
Setelah itu, bapak kepala sekolah mengajak Reygan berkeliling sekolah dan menjelaskan ruangan dan berbagai tempat. Reygan kini memasuki kelas 9H, yang ruangan kelas nya berada di atas.
Reygan bisa memulai aktivitas nya kembali mulai hari Senin.
Setelah bapak kepala sekolah mengajak Reygan berkeliling sekolah papa, mama, dan Reygan berpamitan untuk pulang.
Saat mengendarai mobil, papa berhenti di pinggir jalan. Papa membuka pintu mobil, dan melihat ada seekor kucing di pinggir jalan itu. Papa segera membawa pulang kucing itu, papa kira kucing itu tidak ada pemilik nya.
Reygan meletak kan handphone nya disamping "Kucing siapa itu pa?" Tanya Reygan dengan raut muka yang heran
Papa memberi kucing itu pada Reygan untuk digendong "Tidak tau, papa melihat nya dia sedang kebingungan menatap kendaraan yang lewat. Kucing itu duduk di pinggir jalanan yang ramai ini, tidak ada salah nya jika papa mengambil kucing ini"
Ya, papa pencinta kucing yang setia. Wajar kalo papa mengambilnya. 'Kucing ini ganteng seperti Gue, bulu nya lembut bewarna abu-abu, dan ekor yang panjang' batin Reygan.
Papa melanjutkan perjalanan dan papa berhenti disebuah toko kucing "Sebentar papa mau membeli makanan kucing itu, kasihan kalo ia memakan makanan manusia."
Setelah papa kembali, papa melanjutkan perjalanan kerumah. Rumah ku ini berada di perumahan, entah seberapa besar perumahan itu. Banyak orang yang tinggal disana.
Sesampainya di rumah, Reygan menaruh kucing itu di kamar nya. Mungkin kucing itu akan senang berada di kamar nya.
Sebelum nya Reygan mengasih makanan, mungkin dia belum makan sehari. Kucing itu makan dengan lahap, aku mengelus-elus kepala nya "Makan yang banyak, biar kamu gendut".

KAMU SEDANG MEMBACA
LDR ✔
Teen FictionJarak jauh itu bukan pada jarak atau tempat, tapi pada ingatan dan doa. Kalau kurang mendoakan, duduk sejengkal rapat pun tetap rasa jauh. Ada kalanya jarak selalu menjadi penghalang Gue dan Lo, namun tetap saja dihati gue kita selalu dekat. Dan jar...