Reygan POV
Pagi yang cerah, Matahari terbit dari sebelah timur memancarkan sinar nya yang begitu terang. Sehingga penduduk di Bumi ini silau.
Sudah mulai jam 4 subuh, Reygan bangun. Tak seperti biasanya Reygan serajin itu, biasanya Reygan jika dibangunkan selalu berkata 'Lima menit lagi, suer!' Sambil memejamkan matanya.
Tanpa berpikir panjang×lebar×tinggi Reygan memakai baju yang ia pilih tadi. Dan sekarang Reygan memakai kemeja perpaduan warna merah dengan hitam kotak-kotak, kaos warna putih polos, dan celana hitam jeansnya. Dan juga kalung miliknya yang dipamerkan di dada bidang Reygan, disertai Reygan memakai kacamata hitam miliknya. Dan memakai sepatu nikenya yang bewarna hitam dan putih.
Karena Reygan siswa baru di sekolah Appleby College, Reygan masuk sekolah pukul 06:30. Dan bukan hari yang pas untuk buru-buru ke sekolah.
Setelah memakai baju yang telah dipilih itu, Reygan menuruni anak tangga satu per satu, karena letak kamar Reygan berada di lantai dua.
"Pagi, Ma!" Sapaan Reygan kepada mamanya.
"Pagi juga sayang, ulu ulu anak kesayangan mama ganteng banget!" Balasan lebay mamanya yang sedang memasak di dapur.
Reygan duduk di meja makan sambil memegang kedua tangannya. Yang dihiasi dengan jam tangan kesayangan Reygan.
"Nasi goreng udah datang, siap-siap dimakan oleh anak kesayangan mama ini!" Ucap mama Reygan
"Makasihh maa, dan gausah lebay gitu juga ma!" Reygan bukan anak durhaka, Reygan sungguh menyayangi kedua orang tuanya. Tapi Reygan tak suka di manjakan, karena Reygan sadar diri dia sudah besar.
Mama Reygan hanya terkekeh kecil mendengarkan ocehan anaknya itu.
Saat Reygan menyantap nasi goreng buatan mama nya itu yang super duper lezat baginya, suara handphone Reygan berdering dan bergetar di meja makan itu.
Reygan lalu melihat handphone nya dan mengusap handphone nya untuk menjawab telepon itu.
"Hai, kok online? Kan biasanya jam-jam segini upacara?" Ucap Reygan sambil nyelonong gajelas.
"Disini hujan Rey, jadi ga upacara. Kalo upacara pada sakit ntar semua peserta upacaranya" balas nya
"Iya kalo Aku, tetep ngelanjutin hujan-hujanan nya Zee. Karena hujan itu karunia dari Allah yang harus kita syukuri" entah kerasukan apa, Reygan sok puitis kek gini.
Yap! Orang yang ngetelfon Reygan pagi itu adalag Zee.
"Oh ya, kamu hari masuk pertama sekolah ya?"
"Yagitu deh"
"Hati-hati banyak yang naksir"
"Yaa bagus dong, orang-orang menyatakan kalo Aku itu ganteng" balasa Reygan kepedean
"Iya deh iya" Pasrah Zee yang tidak mau debat sama pacarnya itu
Setelah lamanya mengobrol lewat telfonan itu, Zee mematikan nya. Katanya kelasnya telah diisi guru untuk memulai pelajaran.
Setelah makan, papa mengajak Reygan untuk segera berangkat sekolah. Reygan yang kaget itu langsung mengambil tasnya yang ada di kamar nya. Sambil mengenakan kacamata hitamnya yang membuat ketamvanan Reygan bertambah.
"Ayo pa!" Ajak Reygan untuk berangkat
"Ma, Reygan berangkat dulu ya keburu telat gaenak" Reygan pamit ke mamanya sambil memakai sepatu di ruang tamu."Iya nak, kamu hati-hati ya. Jangan nakal-nakal" sahut mama
"Siap bu bos" jawab Reygan semangat

KAMU SEDANG MEMBACA
LDR ✔
Teen FictionJarak jauh itu bukan pada jarak atau tempat, tapi pada ingatan dan doa. Kalau kurang mendoakan, duduk sejengkal rapat pun tetap rasa jauh. Ada kalanya jarak selalu menjadi penghalang Gue dan Lo, namun tetap saja dihati gue kita selalu dekat. Dan jar...