Author POV
Pagi-pagi, Reygan langsung membuka cendela kamarnya. Udara yang sejuk masuk mengisi ruangan kamar Reygan. Matahari yang menghiasi langit dengan awan yang bewarna putih dan langit yang bewarna biru muda.
Bibi mengantar teh hangat ke ruangan kamar Reygan. Langsung Reygan mengambil teh nya dan duduk di teras kamarnya. Suara burung berkicauan dengan angin sepoi sepoi pada pagi hari, sambil menyeduh teh hangatnya.
SMA tempat Reygan sekolah libur selama satu bulan, karena liburan semester. Dan papa mama Reygan belum selesai kerja di sini (Canada).
Reygan dan Zee tidak pernah lost contact. Mereka selalu menghubungi satu sama lain walaupun mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
Reygan emang pernah dihubungi oleh orang yang tak ia tak kenali. Orang itu menghubungi bahwa akhir-akhir ini Zee selalu keluar dengan lelaki lain selain abangnya. Dan Reygan tak semudah itu percaya dengan kata-kata orang yang menghubungi tersebut, menurutnya terlalu asing untuk dipercaya.
Setelah menyeduh tehnya, seseorang mengetok pintu kamar milik Reygan. Dan Reygan membalas nya agar masuk karena pintu kamar Reygan tak dikunci. Ternyata yang masuk adalah papa Reygan.
"Ehh, papa morning!!" Sahut Reygan menggambarkan hati yang senang
"Sini duduk pa!" Ajak Reygan sambil menunjuk kursi dihadapan nya
Lalu, mereka berdua saling berhadapan, membicarakan hal serius yang membuat Reygan bersemangat. Cerita? Cerita apa?!
"Ada apa pa? Tumben pagi-pagi ke kamar ku" Tanya Reygan
"Kamu kan liburan semester cukup lama, satu bulan toh?" Balas papanya
Dan hanya diangguki oleh Reygan, karena Reygan takpunya kata-kata untuk menjawab pertanyaan papanya.
"Toh kamu disini sendirian, enggak punya saudara dekat yang bisa nemenin kamu"
Diangguki lagi oleh Reygan
"Kalo kamu berniat untuk kembali dulu ke Indonesia bilang ke papa. Papa pesankan tiket dan terserah kamu mau kapan. Tapi--" lanjunya tapi dipotong oleh Reygan
"Yaudah pa! Reygan mau, nanti siang juga ga papa pah!" Balas Reygan dengan semangat
"Bentar dulu, tapi kamu sendirian ke Indonesia. Papa sama mama tidak bisa mengantarmu, disini pekerjaan papa sama mama banyak sekali" Lanjut papanya
Raut muka Reygan sedih, karena papa dan mamanya tidak bisa ikut ke Indonesia. Tapi, papanya mendukung Reygan kembali dulu ke Indonesia. Takutnya Reygan depresi terus-terusan di rumah.
"Udah kamu gapapa kan sendiri? Kan kamu udah gede nak! Nanti papa sama mama nganterin kamu ke bandara. Kalo kamu setuju, papa sama mama mau beli tiket dulu sekarang" Balas papanya sambil memegang kedua bahu Reygan
Terukir senyum manis di wajah Reygan, akhirnya Reygan bisa bertemu dengan saudara, sahabat, teman, dan pacarnya sendiri di Indonesia.
Dan balasan Reygan kepada papanya hanya diangguki olehnya. Saat itu juga Reygan tak bisa menyangka, bahwa Reygan setelah ini mau terbang ke Indonesia.
"Nanti sampai Indonesia kamu dijemput oleh Pak Hendri. Dan kamu akan tinggal di rumah kita yang ada di Indonesia." Balas papanya
"Loh, sendiri pah?!" Balas Reygan sedikit kaget
"Oh iya, papa lupa ngasih tau kamu. Waktu kita pindah kesini, rumah kita ditempati oleh kakek, nenek, tente mu, om mu, dan anak perempuan nya." Balas papanya
"Ohh, yaudah pa. Aku siap-siap sekarang"
"Nanti papa kirim uang ke atm kamu" Balas papa
Hanya diangguki oleh Reygan, setelah itu papa dan mamanya pergi ke bandara untuk mengatur pemberangkatan Reygan ke Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR ✔
Fiksi RemajaJarak jauh itu bukan pada jarak atau tempat, tapi pada ingatan dan doa. Kalau kurang mendoakan, duduk sejengkal rapat pun tetap rasa jauh. Ada kalanya jarak selalu menjadi penghalang Gue dan Lo, namun tetap saja dihati gue kita selalu dekat. Dan jar...