Chapter 17

4.2K 111 0
                                    

****
Aurell dan kedua temannya sedang berjalan melewati gedung sekolah menuju ke kelas karena waktu istirahat pertama sudah berakhir. Tak jauh dari depan pintu kelasnya bianca tiba tiba menghentikan langkah nya menangkap sosok yang tak asing dengan manik matanya. Ya tepat tak jauh dari mereka sekarang Audy tengah berdiri didepan pintu kelas dengan seorang cowok yang juga tak asing lagi Devan.

"Lo kenapa berhenti?" Tanya aurell bingung. Anya pun

"Eh maap rell itu bukannya sih audy ya? Dia sama devan kan?" kata bianca menunjuk kearah audy dan devan.

Mendengar itu aurell langsung melihat kearah telunjuk bianca.
"Devan" kata aurell. Tepat di depannya sekarang devan. Cowok itu tengah tertawa lepas dengan seorang cewek disana. Cewek selain dirinya. Cowok itu tampak behagia sekali aurell bisa melihat itu.

Aurell terus memperhatikan dua sejoli berbeda jenis itu dari kejauhan hatinya terasa sakit dan hancur melihat devan mengacak pelan rambut cewek yang tengah bersamanya. Seketika ia teringat masa lalunya dengan cowok itu dulu. Dimana cowok itu selalu jahil dan sangat lucu. Saat itu hanya kepada aurell lah devan bisa tertawa lepas seperti itu. Memikirkan itu tanpa sadar air matanya mulai berlinang.

Anya yang berada disamping kanan aurell tangan nya terulur mengusap pelan pundak aurell membuat si empunya menoleh.

"Udah rell lo yang sabar ya" katanya menenangkan.

"Gue ga sanggup lihat semuanya. Devan benci banget ya sama gue?" lirih aurell.

"Sekarang devan mungkin emang benci sama lo rell. Tapi nggak untuk seterusnya. Kita lihat aja nanti" Kata bianca. Gadis itu tersenyum miring menatap audy lalu beralih menatap aurell.

"Maksud lo apa?" tanya aurell dan anya pun mengangguk sama tak paham maksud perkataan bianca barusan.

"Lo mau devan balik lagi kan sama lo? Iya kan rell?" tanya bianca lagi.

"Iiya tapi-"

"Nah oke kalo gitu kita bakal bikin devan balik lagi sama lo. Tanpa lo perlu nangis lagi ngejar dia" jelas bianca lagi.

"Iya tapi gimana caranya?"

"Audy! Kita pake audy buat jalanin misi ini"

"Audy?" kata aurell membulatkan matanya tak percaya.

"Iya" bianca mengangguk yakin.

"Jangan bawa dia, gue gak mau dia dapat masalah lagi. Gue udah terlalu jahat sama dia" tolak aurell menggelengkan kepalanya.

Anya yang sedari tadi mendengarkan percakapan aurell dan bianca hanya bisa diam. Gadis itu terlalu polos untuk ikut campur.

"Rell dengerin gue dulu" kata bianca menahan lengan aurell.

"Lo inget, elo itu sama sekali gak salah. Lo selalu berusaha buat baik sama audy, berusaha buat ngelindungin dia selama ini. Tapi apa? Apa yang lo terima? Tu Cewek malah makin benci sama lo. Dia sama sekali gak tau berterima kasih kan ke elo" Jelas bianca panjang lebar menatap aurell yang kini diam terbatu. Apa yang dikatakan bianca memang benar.

"Dia selalu terus terusan nyalahin lo rell" tambah cewek itu lagi.

"Wajar bi dia kayak gitu. Gue-"

"Lo mau bilang kalo selama ini lo yang bertanggung jawab atas semua nya gitu rell?" potong bianca.

"Rell lo tu gak pernah salah, tapi takdir. Takdir gak mengizinkan audy buat punya ibu rell. Inget rell lo juga berhak bahagia asal lo tau itu"

Aurell kembali terdiam karena penuturan bianca. Lagi lagi ia dibuat bungkam. Apa benar selama ini yang salah adalah takdir?

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang