4

5.7K 183 1
                                    

Devan memakirkan motornya diparkiran, kemudian berjalan santai menelusuri koridor sekolahnya sambil bersiul. Di kejauhan dia melihat seseorang berjalan sendiri tak jauh dari tempatnya kemudian langsung berlari kecil menghampiri gadis itu.

"Pagi audy" Sapanya tersenyum lebar.

Mendengar ada yang menyapa nya audy seketika keget, saat tibaa tiba devan yang sudah ada disebelahnya menatapnya dengan tersenyum lebar. Tak berniat untuk membuang waktu dengan cowok itu audy melanjutkan langkahnya lagi.

"Kepalanya ditekuk mulu..malu ya diliatin? Padahal cantik kok"

Audy masih tidak mengubris perkataan devan tadi dan sedikit mempercepat langkah nya. Devan yang merasa tak dihiraukan pun geram sendiri. Kemudian berlari menahan tangan mungil gadis itu, cukup kencang membuat tubuh audy hampir terjungkal ke belakang.

"Aaahh" teriak audy.

•••••

Disisi lain

Disalah satu koridor di sekolah itu tiga orang gadis cantik terlihat tengah berjalan beringinan sembari bercengkrama.

"Eeh, gue denger ada anak baru loh di kelas sebelah" ujar bianca kepada dua sahabatnya.

"Serius?" tanya anya mulai penasaran.

"Iya,dan gue denger anak baru itu ganteng banget pindahan dari sma gemilang" tambahnya.

"Wahh gilaa, sma gemilang? Parah itu kan isinya cogan semua"

"Gimana rell??" tatapan kedua cewek itu beralih ke aurell yang sedari tadi hanya diam.

"Haa? gimana apanya?"tanya cewek itu sedikit bingung.

"Lo ngga ada niat gitu buat deketin tu anak baru?"

"Ngga sama sekali!!"

"Serius lo? nanti nyesel awas aja" ancam Bianca.

"Iya,lagian apa salahnya sih rell, lo itu cantik munafik kalo dia nggak tertarik sama lo"

"Terserah! Gabakal juga" ujar aurell.

•••••

"Aaahh"

Perhatian semua seketika murid teralihkan, ke dua orang yang baru saja membuat kehebohan, termasuk aurell dan kedua sahabatnya itu.

Devan langsung menangkap tubuh gadis yang hendak terjungkal karena ulahnya itu, memeluknya kuat. Seketika semua murid yang melihat berteriak riuh kini pandangan mereka tertuju kepada audy dan devan. Mereka menatap devan tidak percaya bagaimana bisa seorang anak baru tampan seperti devan tiba tiba memeluk audy yang notabenenya adalah seorang gadis yang cukup sering terbully.

Berbagai tatapan diterima oleh mereka. Sebagian besar murid tampak memberi tatapan sinis, benci, marah, namun ada juga sebagian yang merasa kagum.

"OMGGG!!"

"Itu beneran si audy?"

"Nggak cocok njirr"

"Gatel banget si audy"

"Ayang devan"

"Si audy kurang belaian ya"

"Kok swetts"

"Dieem!!"

Kira kira begitulah bisikan bisikan semua siswa tersebut yang sebagian besar tertuju kepada audy.

"Sorry"devan berbisik tepat ditelinga gadis itu.

Audy reflek melepaskan diri dari dekapan devan kemudian melangkah menjauh menuju ke kelasnya.

Diujung sana aurell dan kedua sahabatnya juga ikut menyaksikan kehebohan itu dari kejauhan.

"Nahh itu tu anak barunya!!"

"Ehh"

"Kok bisa sama tu cewek"

Aurell terdiam matanya membulat tak percaya. Bagaimana mungkin seketika ia teringat kembali kenangan masa lalu yang dengan susah payah ia kubur selama ini. Matanya tiba tiba memanas cairan bening keluar setetes dari pelupuk mata nya, aurell mengusap air matanya. "Devan"

•••••

Salah satu hal yang audy benci yaitu melihat tatapan benci teman temanya kepadanya seperti yang terjadi saat ini. Ketenangannya baru saja dihancurkan oleh seorang cowok menyebalkan yang akhir akhir ini selalu mengusiknya.

Yang baru saja dilakukan cowok itu membuatnya semakin di benci oleh teman temanya. Cewek berlesung pipi itu sedikit mempercepat langkahnya, meremas sisi rok yang sedang ia kenakan, mencoba mengalihkan rasa takutnya melihat tatapan benci dari banyak orang yang mengarah padanya.

•••••

Kelas IX ipa 2, raga dan kedua temannya Fero dan rizan yang notabenenya juga merupakan badboy baru saja kembali ke kelas mereka setelah waktu istirahat selesai.

Kini pelajaran fisika sudah berlangsung, suasanya hening sebagian murid terlihat tengah serius mendengarkan pelajaran yang cukup membosankan itu.

Termasuk bagi raga, cowok itu sebenarnya juga sangat malas mengikuti pelajaran rumit itu. Prinsip raga tanpa belajar pun ia pasti bisa karena dianugerahi kepintaran yang menurutnya cukup lumayan.

Raga menatap teman temanya yang sedang memperhatikan dengan serius materi yang diterangkan bu ayu dipapan tulis.
Kantukkan mulai datang, raga melipat kedua tangan nya di atas meja lalu menenggelamkan wajah nya disana dengan mata terpejam perlahan.

Bu ayu yang tengah menerangkan di depan sedetik kemudian pandangan nya teralihkan ke murid yang tengah tertidur pulas di pojok belakang itu. Perlahan beliau mulai melangkah menghampiri raga.

Semua murid dikelas itu berbisik bisik melihat buk ayu melangkah semakin dekat ke raga, namun cowok itu masih saja tidur.

"Waduhh nyari mati tu si raga"

"Raga sayang bangun"

"Kebo banget sih"

"Yaallah selamatkan lah raga dari bu ayu ya allah..bebeb aku tuh"

Seperti itulah kira kira bisikan teman teman raga.

"Raga" teriak buk ayu dihadapan raga.

Raga langsung saja mendongak kaget mendengar suara cempreng khas gurunya itu."iya bu"

"Beraninya kamu tidur di jam pelajaran saya!!"

"Yaah abis saya ngantuk buk dengar penjelasan ibuk" jawab raga seadanya.

"Berani menjawab kamu ya!! Sekarang lari keliling lapangan sepuluh keliling" teriak buk ayu dengan emosi yang meluap melihat tingkah raga.

"Oke buk" jawab raga sedetik kemudian.

Semua murid yang mendengar jawaban raga melongo tak percaya, termasuk audy yang saat ini juga sedang memperhatikan cowok itu. cowok itu dengan santai berjalan keluar kelas menjalankan hukumannya.

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang