Chapter 28

3.3K 104 6
                                    

"Lo kuat karena dicintai, setidaknya oleh diri lo sendiri"

-Vhito eldian ragasta

Audy duduk disalah satu bangku taman lalu menegakkan kepalanya. Memejamkan matanya dan membukanya lagi perlahan menatap danau tenang yang mungkin tak terlihat indah lagi dimatanya.

"Nih"

Audy mendongak melihat raga yang baru saja datang menyodorkan satu sandwich dan susu kotak varian coklat, lalu ikut duduk disamping audy. Audy tak menolak menerimanya lalu mengalihkan lagi pandangannya kedepan.

"Semua masalah punya jalan keluar tapi, cara menyelesaikan masalahnya harus logis juga jangan sampai nyakitin diri lo sendiri" cowok itu berkata dengan sangat tenang membuat audy menoleh tanpa berkomentar hanya mendengarkan.

"Lo harus bisa merelakan dia yang udah lebih dulu memutuskan untuk berhenti-" raga menggantungkan kalimatnya.

"Setidaknya itu yang pernah lo bilang waktu itu" kata cowok itu lagi kali ini cowok itu menatap lurus kedepan. Cowok itu mengulang persis kalimat-kalimat yang dulu pernah audy katakan kepadanya.

Audy menoleh lalu berkata dengan pelan.
"Devan marah banget sama aku" kata gadis itu.

"Gue tau, tapi nggak seharusnya lo nyakitin diri lo sendiri" ujar cowok itu membalas menatap audy yang juga tengah menatapnya saat ini.

"Berhenti nangisin orang yang cuma bisa bikin lo sakit"

"Tapi devan sahabat aku, aku--"

"Sahabat mana yang bahkan gak pernah mau dengerin sahabatnya sendiri" ucap raga lagi masih dengan sangat tenang.

Deg. Lagi-lagi audy dibuat bungkam oleh kata-kata raga.

"Devan berhak marah dan gak lagi percaya sama aku. Aku emang jahat, bahkan kalaupun semuanya terlihat, nggak bakal ada satupun orang yang percaya" audy bicara dengan terbata. Ingin rasanya dia menangis lagi.

Raga diam menatap cewek itu nanar. Cewek ini rapuh dia bisa merasakannya.

"Gue percaya sama lo"

Deg.

****

Raga duduk dibalkon kamarnya waktu sudah menunjukkan pukul sebelas lewat tiga belas malam, setelah mengantarkan audy pulang, raga juga langsung pulang kerumahnya. Entahlah sudah larut malam, dia lelah namun matanya sama sekali tidak.

Rasa aneh menyelimuti raga, cowok itu mengusap wajahnya kasar. Perasaan apa ini kenapa pikirannya tertuju pada audy, gadis yang beberapa waktu lalu bersamanya.

"Tuh cewek pasti nangis lagi sekarang" begitu gumam raga.

Cukup lama hingga akhirnya dia tersadar.

"Kenapa gue jadi gini sih" raga menghembuskan nafasnya gusar. Lagi-lagi rasa aneh itu menyelimuti. Raga menggelengkan kepalanya berusaha menepis segala sesuatu yang berhubungan dengan audy.

"Lo bikin gue gila rain"


****

"Turun"

"Kamu ngapain bawa aku kesini?" tanya audy setelah turun sari motor raga. Cewek dengan rambut diikat kuda itu celingak celinguk melihat disekitar, tempat yang sama sekali dia tidak tau apa.

Perlu diketahui tadi pagi-pagi sekali cowok itu sudah datang kerumahnya, entah kenapa dia. Cowok itu tiba-tiba saja berubah 180 derajat dari biasanya. Cowok itu mengajaknya ikut entah kemana.

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang