7

4.5K 150 4
                                    

  "Lepaskan, kemudian iklaskan"
Kata mereka.
   Mereka tak pernah tau.Bahwa terkadang, berusaha untuk ikhlas lebih sulit daripada melepaskan.

       •Claudya faily rainata•

                🍃🍃🍃🍃

"Non audy, kita sudah sampai mau berapa lama lagi non disini?"

  Ucapan supir audy membuatnya menoleh dan mengangguk, gadis itu memang sudah sampai sekitar 10 menit yang lalu, namun alih alih untuk turun dari mobil, audy malah diam seperti ada sesuatu yang membuat gadis itu terlihat ragu.

  Perlahan audy membuka pintu mobil dan segera turun. Dengan langkah pelan audy berjalan menatap rumah yang ada dihadapannya, rumah yang terlihat cukup jauh berbeda dari rumahnya.

  Kini ia sudah berada tepat didepan pintu rumah bertingkat tiga itu, audy sempat terdiam menarik nafasnya dalam, dan perlahan gadis itu menekan tombol bel.

"Huh! Aku pasti kuat" ujarnya pelan, sebelum akhirnya menekan tombol bel disana, perlahan pintu sudah dibuka oleh pemiliknya.

"Haii rain, lo udah datang ternyata" aurell seorang gadis yang tak cukup asing bagi audy. Gadis itu saat ini sedang tersenyum manis kearah audy, senyum yang sangat manis mampu membuat anak laki laki seantero sekolah terpesona.

  Audy terdiam melihat aurell yang kini sedang tersenyum manis kepadanya. Mengapa harus aurell? Bahkan sedikit pun seperti tidak ada rasa bersalah dalam diri gadis cantik itu.

"Rain kok diem? ayo masuk, mama udah nunggu di dalam sama papa juga" ujar aurell setelahnya.

"Mama? Papa?" Audy tersenyum miring mendengar ucapan aurell yang sangat menjijikan baginya.

  Melihat tidak ada pergerakan dari audy, tangan aurell kemudian terulur perlahan mulai menarik lengan audy, mengajaknya masuk.

"Nggak usah sentuh aku!" audy langsung menepis tangan aurell dengan sedikit kasar.
"Aku bisa sendiri" ucap audy sedetik kemudian.

"Oh, oke" ujar aurell pasrah, dan mulai berjalan di belakang audy.

  Perlahan kaki audy mulai melangkah memasuki rumah berdesain minimalis itu, audy menatap setiap sudut rumah itu, terdapat banyak pajangan foto foto aurell dan keluarganya, baik yang tertempel di dinding maupun di nakas rumah itu.

Dimulai dari foto aurell yang cantik dan sangat pandai dalam berfoto, hingga foto lengkap keluarga itu. Seorang ayah, ibu, dan satu anak perempuannya, aurell. Lengkap sudah.

"Rain!" suara seorang wanita paruh baya tiba tiba terdengar, membuat audy menoleh, mata audy mulai beradu dengan tatapan mata yang hampir mirip persis seperti matanya.
  Tatapan mata yang membuat audy hancur dan terluka seketika. Mata audy mulai memanas, sebisa mungkin gadis itu terus menahan benteng pertahannya untuk tidak menangis mengeluarkan air matanya ketika melihat sesosok mama yang sudah lama tidak ia temui.

  Ingin rasanya audy berlari memeluk wanita paruh baya dihadapannya itu, memeluknya erat, menyalurkan seluruh rasa rindunya, namun hati dan ego gadis itu tidak sejalan, audy terus berusaha tenang menahan semua itu.

"Mama rindu rain" wanita paruh baya yang diketahui bernama adelia melangkah menghampiri audy hendak memeluk gadis itu.

  Melihat mamanya mulai mendekat audy sontak memundurkan langkahnya, berusaha menjauh dari adelia. "Jangan ma"

Ucapan audy barusan membuat langkah adelia terhenti, adelia terdiam, kata kata yang keluar dari mulut audy itu membuat hati wanita itu seketika hancur, adelia mulai berusaha menahan tangisnya.

"Ra-rain" ujar adelia pelan, air mata wanita itu perlahan mulai keluar.

"Audy!" ujar audy dengan keras menatap mamanya.

"Ke-kenapa?"

"Rain udah nggak ada semenjak mama pergi, rain udah mati!" ujar audy masih berusaha terlihat tegar dihadapan mamanya. Ia tidak mau terlihat lemah dihadapan keluarga orang.

Mendengar ucapan audy hati adelia serasa hancur, tubuhnya mulai bergetar menahan begitu sakitnya kata kata audy barusan Adelia terisak.
Sebegitu hancur nya kah putrinya ketika dirinya memutuskan untuk pergi?

"Maafin mama sayang" lirih adelia yang masih terisak pelan.

"Mama nggak salah, audy yang terlalu berharap kalau mama bakal selalu ada buat audy"

"Rain, maaf sayang, mama mohon kamu jangan bicara begitu" adelia kembali mendekati audy kembali berusaha memeluk gadis itu.

"Lepas ma" Audy berusaha mengelak ketika tangan adelia mulai mencekal tangannya dengan paksa, berusaha memeluk. hancur sudah, benteng pertahannyan kini sudah lenyap. Cairan bening mulai keluar dari pelupuk mata gadis itu.

"Jangan benci mama rain, mama sayang rain" adelia semakin terisak, mulai putus asa melihat begitu kerasnya audy sekarang ini.

Audy menghentakkan tangan adelia dan menjauh. "Maaf, sudah terlanjur kecewa ma, audy sadar kalau kita harus bisa belajar untuk sadar diri, untuk apa menahan dengan dia yang sudah lebih dulu berhenti. Jangan paksakan rasa mungkin tanpa audy mama bisa merasa lega" audy hendak berlari menjauh dari tempat itu namun suara aurell menahannya.

"Lo kenapa sih rain? Kenapa lo nggak bisa maafin mama, lo nggak liat mama sampe nangis gitu karna lo. harusnya lo itu ngertiin mama, jangan bersikap seolah olah hanya lo yang tersakiti disini"
aurell bicara panjang lebar menatap audy sedangkan papa aurell berusaha menguatkan adelia yang semakin terisak tak berniat untuk ikut campur.

"Aku pamit aja, terima kasih" ucap audy sama sekali tak menghiraukan ucapan aurell yang ikut campur dalam hidupnya.

"Rain.. rain..tunggu nak" teriak adelia semakin terisak berusaha mengejar audy yang berlari menjauh namun dicekal oleh aurell dan papanya.

"Udah ma"



                    🍃🍃🍃🍃






After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang