Chapter 18

3.6K 118 3
                                    

Satu per satu meja sudah didatangi bu ayu. Sekarang guru itu mengarah ke meja raga. Giliran cowok itu sekarang, dengan langkah gontai guru killer berkacamata bulat hitam itu melangkah menuju meja raga.

Semua murid yang melihat pergerakan bu ayu langsung beralih menatap raga yang masih tertidur pulas di mejanya. Fero dan rizan yang berada di samping dan didepan meja raga langsung melotot tak percaya.

"Raga bangun woii" ujar fero pelan sedikit hati hati. berusaha membangunkan cowok itu.

"Ga buk ayu mau kesini"

"Vhito eldian ragasta lo mau cari masalah, bangun woii bu ayu mau kesini noh" tambah rizan namun raga masih belum juga bangun.

Semua murid menatap raga dan bu ayu bergantian.

"Raga sayang bangun" kata bunga juga berusaha membangunkan.

"Sayangi nyawamu wahai gaga, malaikat maut sedang berjalan mendekatimu"

"Aduh raga plis jangan kebo dulu"

"Bangunlah raga... Bangunlah..."

Mendengar sedikit keributan yang terjadi audy mendongak. Kepalanya yang awalnya tengah fokus mencari jawaban soal yang diberikan bu ayu kini beralih melihat raga. Cowok yang membuat semua murid dikelas memanjatkan doa doa tak jelas padanya.

Kening audy berkerut membentuk garis garis. "Ooh..dia ternyata" gumamnya pelan. Namun sedetik kemudian matanya teralih menatap bu ayu seketika bola mata gadis itu membulat.

"Bu ayu jalan ke arah raga" audy melihat raga lagi. Cowok itu masih mudeng. Larut dalam mimpi nya. Audy heran itu orang apa kebo sih? Susah sekali dibangunkan.

"Hmn a-anu maaf buk"

Semua mata yang awalnya menatap raga kini beralih ke seseorang yang baru saja bersuara Audy. gadis itu mengangkat tangannya keatas. Entah sedang apa dia.

Langkah bu ayu terhenti Guru itu berbalik melihat audy.

"Iya audy, ada apa? Apa ada masalah?" tanya bu ayu.

"Buk saya kurang mengerti maksud soal yang ini" kata audy sedikit tergagap.

"Oh iya.." bu ayu langsung menghampiri meja audy. Menjelaskannya kepada gadis itu. Semua orang yang melihat itu seketika bisa mengehela nafas lega.

"Huh hampir aja" kata rizan mengusap dadanya.

"Gila tuh si cewek bisu, mantap juga dia ngalihin perhatian tuh si guru killer" tambah fero masih menatap audy.

"Eh ga bangun, tadi lo hampir mati tau gak"

Raga membuka matanya sedikit mulai sadar. "Kenapa emang?" tanya cowok itu dengan suara parau menatap fero dan rizan bergantian.

****

Audy duduk dibangku nya memandangi sekitaran kelas yang saat ini sudah sepi. Karena satu per satu penghuninya telah pergi entah kemana setelah menyelesaikan ulangan harian tadi mereka memang sudah diperbolehkan untuk keluar. Berhubung dengan lonceng istirahat kedua memang sudah akan berbunyi. Seperti biasa audy tak berniat bergabung ditangannya kini sudah ada sebuah novel yang terbuka dengan penanda halaman bagian tengahnya.

Audy merentangkan tangannya yang terasa pegal. Sesekali ia menguap karena lelah berfikir menyelesaikan soal soal tadi.

Akhirnya audy memutuskan menutup saja novel yang berjudul pelangi itu lalu menenggelamkan wajahnya ke meja dengan dua tangannya dijadikan bantal.
Selang beberapa menit gadis itu mulai hilang kesadaran.

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang