3

10.2K 296 0
                                    

Aku merasakan hpku bergetar menandakan ada panggilan.

“Kak Ara?” gumamku

“Assalamualaikum, ada apa kak?”

“waalaikumussalam, hiks hiks hiks Dhir? Kamu bisa pulang sekarang kan? Ibu sakit, tadi ibu kepalanya pusing, tiba-tiba muntah, dan tidak sadarkan diri”

“astaghfirullah hiks hiks hiks. Aku segera kesana kak”

“iya iya, kamu langsung ke rumah sakit  aja” kata kak Ara diseberang sana

“iya kak, tunggu Dhira ya” kataku.

Setelah sambungan terputus, aku pun segera mengemasi barangku untuk menuju rumah sakit.

“Dhir, siapa yang sakit?” tanya Randi

“Ibu Ran, ibu sakit dia lagi dirumah sakit” kataku terisak

“kamu yang sabar yah, aku yakin ibu akan baik-baik. Yaudah ayo aku anter” ajak Randi

“nggak usah Ran, aku sendiri  aja. Lagian sekarang belum waktunya pulang.” Tolakku

“Gak apa-apa Dhir. Aku itu pacar kamu, apa gunanya aku kalau kamu lagi butuh bantuan gini dan aku gak bantu”jelas Randika

“nggak kok Ran, aku bisa kok sendiri”

“nggak Dhir, aku harus anterin kamu”

“iya deh gak apa-apa. Ayo”

Randi memaksa, nggak apa-apa deh. Setelah itu aku menuju kantor untuk meminta izin dengan wali kelasku.

“Assalamualaikum bu”

“waalaikumsalam, ada apa Dhir? Kenapa mata kamu merah begitu?”tanya Bu Fitri, wali kelasku.

“saya mau minta izin bu, ibu saya lagi di rumah sakit”kataku

“yaudah kamu saya izinkan, hati-hati yah dan semoga ibu kamu cepat sembuh”

“terima kasih bu”

“sama-sama”.

Aku dan Randi melangkah keluar ruang guru. Tapi Bu Fitri menahan kami.

“Randi, kamu mau ikut sama Dhira?”tanya Bu Fitri

“hehe, gak apa-apa kan bu? Kasian Dhira sendiri lagi sedih gini”jawab Randi dengan senyum kikuknya

“yasudah kamu saya ijinkan. Tapi setelah kamu mengantar Dhira segera kembali ke sekolah”

“iya bu”.

Aku berangkat dengan Randi menggunakan mobilnya. Saat sampai di rumah sakit aku menanyakan ruangan ibu, lalu menuju ruangannya. Ibu berada di ruang ICU, itu membuatku sesak separah itukah ibu? Aku melihat kakak ku menangis,

“kak Ara ibu gimana?” tanyaku. Kak Ara yang menyadari itu segera mendongakkan kepalanya, menatapku dengan tatapan sendu.

“Ibu komplikasi dek, sekarang ibu lagi koma hiks hiks hiks. Kakak takut dek, ibu gak sadar” kata Kak Ara yang sesegukan memelukku

“Yakin kak, ibu itu kuat” kataku. Kak Ara yang mendengar itu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

“maaf nih Dhir, aku mau balik ke sekolah nanti Bu Fitri marah ”kata Randi kemudian

“oh iya Ran, makasih yah”kataku

“sama-sama Dhir, nanti aku balik kok”

“oh iya Ran”

“kamu jangan sedih-sedih, aku yakin ibu kamu itu kuat. Kalau gitu aku pamit dulu. Kak aku pamit dulu yah, kakak banyak berdo’a pasti ibu cepet sembuh” kata Randi padaku dan pada Kak Ara setelah melangkah keluar ruangan.

Oh iya, keluargaku sudah lama kenal dengan  Randi, karena Randi sudah bertamu kerumahku saat awal pacaran kami.

Saat hari mulai gelap, Kak Putra tiba-tiba datang  dengan tangisan yang begitu keras

“IBU CEPET SEMBUH, MAAFIN PUTRA BU. PUTRA MOHON CEPET BANGUN. PUTRA MENYESAL SUKA NGEBENTAK IBU HHHUUUUUUAAAAAAAHHH IBUUUU”

“Kakak disini rumah sakit suaranya jangan dikerasin kasian pasien lain”kataku menasehati

“Dhir maafin kakak, udah jahat”kata Putra dalam pelukkanku

“Aku kira kakak gak bakal dateng, aku kira kakak udah gak mau balik. Kenapa perginya sehari doag?” kata Kak Ara sinis

“Aku nyesel Ra” kata Kak Putra menyesal

“Udah kak, jangan gitu” kataku pada Kak Ara. Kak Ara pun segera keluar dari ruangan ibu.


Maaf yah kalau gaje gini. Maaf juga, thyponya kayaknya banyak hehe.
Jangan lupa vote and comment hihi😘

Arranged Marriage (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang