19

7.7K 220 0
                                    

"Huaaahhhh,ndaaa, ndaaaa" Tangis Rehan pecah, saat jam menunjukkan pukul 3 pagi.

Aku pun menghampirinya.

"Aduuhh, anak bunda kenapa?" Tanyaku

"Hmm, kenapa?" Tanya Arka

"Badan Rehan panas" Kataku panik
Arka pun segera bangun dan menghampiri kami

"Yaudah, ayo ke Rumah Sakit"

"Ayo mas" Kataku

Kami pun telah sampai di rumah sakit

"Dok, anak saya demam dok" Kata Arka panik

Kupikir Arka akan canggung terhadap Rehan. Tapi, nyatanya tidak. Dia menerima Rehan seperti anaknya sendiri.

"Mas, saya ngabarin Kak Ara dulu" Kataku.

Sebelumnya nenek dan Kak Ara sudah tau, jika anak Kak Putra diberikan padaku.

"Kak, Rehan demam kak. Hikks hikss aku khawatir" Kataku panik

"Saya bakal kesana sekarang" Kata kak Ara

"Sssst, jangan nangis. Rehan bakal baik-baik aja" Kata Arka

"Saya takut mas" Kataku.

Arka pun memelukku dan itu menenangkan

"Tenang" Kata Mas Arka

"Iya" Kataku

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Tanya Arka

"Ini hanya demam biasa. Jadi jangan khawatir" Kata dokter

"Alhamdulillah." Kataku dan Arka

Aku mendengar langkah kaki, ternyata nenek dan kak Ara yang datang.

"Rehan gimana Dhir?"

"Cuma demam biasa kak"

"Daaaa" Kata Rehan

"Iya sayang, bunda disini" Melihatnya sakit, aku begitu sedih

"Ya Allah, cucu nenek" Kata nenek

"Ka, kok bisa dia demam gini?" Tanya Kak Ara pada Arka

"Gak tau, bangun tidur dianya langsung nangis" Katanya

Pagi pun tiba, jam menunjukkan pukul 8. Setelah memberi sarapan pada Mas Arka dan Rehan, aku pun siap-siap untuk menemui Randi.

"Rehan udah tidur, mungkin ini waktu yang tepat" Gumamku.

"Mas, jadi berangkat kan?" Tanyaku

"Nggak Dhir" Jawabnya

"Kenapa?" Tanyaku

"Saya gak bisa berangkat kalau liat Rehan gini"

"Hmmm... Mas bisa bareng Rehan dulu gak"

"Kenapa? Mau ketemu sama pacar kamu itu" Katanya, yang membuatku skakmat.

"Ini penting, aku mohon. Cuma sebentar" Kataku

"Oke silahkan" Katanya.

"Mas, ini penting mas. Lusa, Randi bakal balik ke Inggris lagi. Dan aku mau ngomong penting sama dia"

"Tadi saya bilang silahkan" Katanya datar

"Ngga jadi, nanti Rehan bangun" Kataku, lalu meletakkan tas selempangku.

"Kenapa baru mikir gitu?" Tanyanya yang tidak kutanggapi.

"Nih batu dari tadi buat skak. Hedehh iya juga sih kayaknya aku egois deh" Gumamku.

Aku pun kesamping Rehan, lalu memerhatikannya sedang tidur.
Siang ini, Rehan sudah dibolehkan pulang setelah 2 hari dirawat.

"Anak bunda jangan sakit lagi yah. Anak bunda sehat terus yah" Kataku saat kami menuju rumah.

Mas Arka yang melihat itu, hanya tersenyum melihat kami.

"Batu ternyata bisa senyum juga" Gumamku

"Liat deh, itu apa?" Kataku pada Rehan yang hanya diperhatikan oleh Rehan

"Itu mobil sayang rodanya empat, ada motor juga rodanya 2, becak rodanya tiga, daaan bis rodanya empat ." Kataku menjelaskan pada Rehan

"Bibbibi" Kata Rehan, yang membuatku dan Mas Arka tertawa.

"Mooo... biilll" Kataku

"Biiiii" Kata Rehan

"Mooo...billl" Kataku lagi

"Hooaammm" Rehan ngantuk,  dia memelukku lalu menuju alam mimpi.

Arranged Marriage (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang