5

9.4K 291 1
                                    

Selamat membaca hihi...😍😘 Maaf ya kalau thyponya banyak:"(

Aku terfokus pada alat itu. GARIS LURUS itu yang kulihat. Tangisku pun mulai pecah saat mendengar ucapan dokter.

"maaf dek, kami tak bisa menyelamatkan ibumu. Sebelumnya memang ibu kamu sudah kritis, kami sudah berusaha"

Kami hanya diam dalam tangisan. Aku melihat kakak menelpon keluargaku. Tak lama para terdekatku menghampiri kami.

"Yang sabar ya nak, ibu kamu disayang sama Allah" ucap tante Ratna, saudara kandung bapak.

Aku hanya dapat menganggukkan kepalaku dan menangis. Sesak sangat sesak, itu yang kurasakan.

"Ibu maafin Putra bu. Aku mohon jangan pergi dulu." Ucap Kak Putra dengan tangisan pecah sambil menciumi kaki ibu.

Ibu pun segera dibawa menuju rumah, tetangga kami sudah membantu menyiapkan perlengkapan ibu. Dan Ibu pun segera dimandikan.
Aku rasanya putus asa dalam keadaan ini. Kehilangan begitu menyakitkan, aku ingin marah, marah dan semarah-marahnya tapi aku bisa apa? Aku hanya bisa menangis sekencang-kencangnya.

3 bulan kemudian

Kupikir setelah kepergian ibu, Kak Putra akan berubah menjadi lebih baik. Tapi nyatanya TIDAK. Ntah apa yang ada dalam pikiran Kak Putra, dia menjual rumah kami, perhiasan ibu, dan seluruh tanah ayah, lalu dia menikahi sepupuku yang jelas-jelas tidak direstui nenek.

"Apa kakak gila? Ini harta ibu sama ayah, kenapa kakak jual?" teriak Kak Ara

"Kita udah idup susah Ra, ibu kenapa gak dari dulu jual harta itu sih? Capek gua idup susah" kata Kak Putra tidak peduli kemarahan kami

"Kakak udah gila"kataku

"Aku mau pergi dari kota ini bareng Andini, kalian jaga diri. Tinggal bareng nenek aja, atau kalian mau ikut denganku? Kayaknya gak usah deh. Dan sebaiknya kalian secepatnya pergi dari sini,karena orang yang telah membeli rumah ini akan datang" kata Kak Putra

"tidak usah, kami tidak perlu. Kau pergi saja dengannya. Tidak usah memikirkan kami"kata Kak Ara dengan kemarahan.

Tak ada yang merestui Kak Putra dengan Andini, karena Andini adalah wanita manja yang kekanak-kanakan, apa jadinya jika bersama Kak Putra yang juga tidak berubah? Ntahlah, terserah mereka.

Tak terasa aku telah lulus, saat ini aku berada di universitas yang kumau , saat ini aku semester 2, nenek telah membiayaiku. Dan Kak Ara telah bekerja diperusahaan nenek. Oh iya, kata nenek kakak akan dijodohkan dengan cucu sahabat nenek. Kupikir Kak Ara akan mau mau saja. Nyatanya tidak, ternyata selama di perusahaan, kakak telah memiliki pacar.

Aku merindukan Randi akibat LDR, kita berbeda universitas Randi berkuliah di Inggris dan aku hanya di Jakarta tanpa keluar wilayah. Tapi, Randi di Indonesia saat ini karena dia telah libur

"Hallo Ran, kamu dimana? Jadi jemput aku?"tanyaku

"aku udah dijalan Dhir, kamu dimana emang,kampus kan?" tanya Randi disebrang sana

"iya kampus, nanti aku tunggu didepan ya"kataku

"oke"jawab Randi

Sambungan pun terputus, aku segera keluar mencari Randi. Tapi dia belum datang, aku pun menunggunya. Tak lama duduk halte aku mendapat telpon dari Randi,

"Dhir, aku kecelakaan" kata Randi terbata dalam telpon

Arranged Marriage (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang