24

4.6K 207 9
                                    

Double up😋😘

Aku tenang saat meninggalkan Rehan ketika kuliah, karena mertuaku menjaganya. Rehan adalah anak baik, sehingga tidak merepotkanku. Dan Arka sudah cukup 2 minggu di Bandung, mungkin hari ini dia akan pulang. Tapi, dia belum mengabariku.

Tinininit tinininit tinininit

"Iya hallo?"

"Dhir?"

Deeghhh

"suara ini" Gumamku

"Jangan ganggu aku lagi, aku mau kita putus. Kenapa baru hari ini kamu ada kabar? Dan maaf, aku sudah menikah. Kita akhiri saja"

"Iya Dhir, maafin aku. Aku udah selingkuhin kamu"

"Gak apapa, kita impas"

"Maaf Dhir. Aku harap kamu bahagia"

"Kamu juga"

Sesak. Itu yang kurasakan, tak kusangka Randi begitu tega selingkuh dibelakangku. Ntahlah, aku sangat sesak mendengar itu.

"Hiks hiks hiks"

"Ndaa?" Kata Rehan ketika melihat aku menangis

"Bunda kangen sama ayah kamu" Bohongku

"Yayah"
"Iya, nanti ayah pulang kok"

"Kenapa kamu nangis?"

Degh

"Yayahhh" Kata Rehan bahagia

"Iya sayang, ini ayah" Kata Arka, lalu menggendong Rehan

"Hihi"

"Rehan sama Oma dulu ya" Kata Arka lalu membawa Rehan ke mama.

Arka kembali ke kamar dan Arka pun bertanya

"Kamu kenapa?"

"Gak kenapa-napa"

"Katanya kangen sama saya, tapi keliatannya bohong"

Mendengar ucapannya membuatku shok

"Masssssssss, aku bener kangen. Dann jugaa" Lalu memeluknya. Jujur saja aku benar-benar kangen.

"Dan apa?" Tanyanya

"Randi selama ini selingkuhin saya" Kataku

"Hiks hiks hiks. Mas, aku sakit hati"

"Dhir, ada saya"

"Huaaahhhh mas, maafin saya. Hiks hiks hiks, gak bisa jadi istri yang baik. Malah bahas pacar sendiri didepan suami, tapi saya udah putus sama Randi, dia udah bukan pacar saya lagi"

"Gak apapa Dhir, kita butuh waktu untuk terima semuanya. Bagus kalau kamu putus"

"Mas, saya pengen makan bakso. Udah lama mau makan itu, tapi gak seru gak ada mas"

"Yaudah ayo. Kamu kok labil gini sih?" Kami pun menuruni tangga

"Biarin lah"

"Kalian mau kemana? Lah kok matanya Dhira bengkak?" Tanya ibu mertuaku

"Nyari bakso ma. Itu si Dhira kangen sama saya ma. Dia abis nangis"

"Isssh mas nyebelin" Gumamku

"Ooh gitu hahaha. Kalian mau bawa Rehan?" Tanya mama yaitu ibu mertuaku

"Mama mau sama Rehan dulu gak?"

"Iya, Rehan bareng mama aja"

" Rehan bareng oma aja ya" Kataku

"Huuumm"

"Okey, pinter anak bunda"

Kami pun menuju rumah makan.

"Mas, jangan disini. Saya maunya dipinggir jalan yang deket kampus saya" Kataku dengan kesal

"Kamu kenapa sih? Dari tadi tuh sensi mulu. Nggak sensi pasti labil" Katanya yang sedikit kesal

"Hiks hiks hiks. Udah ah gak jadi, saya udah gak mau makan lagi"

"Ya Allah Dhir, jangan nangis ih"

"Udah ah, mas daritadi marah marah mulu. Saya mau pulang aja" Kataku kesal

"Maaf Dhir maaf"

"Iya" Jawabku asal

"Beneran gak jadi makan?"

"Gak usah"

"Jadi mau makan apa?"

"Stooopppp"

"Ya Allah Dhir" Kata Arka yang ngerem mendadak

"Mau mau bunuh saya?"

"Kamu nyuruh berhenti tiba-tiba"

"Saya mau es dawet. Yang itu"

"Yaudah iya iya, tunggu"

"Sama batagor itu juga ya mas"

"Iyyaa, tunggu aja disini"

"Disini panas mas"

"Dhir Acnya nyala, diluar juga lebih panas"

"Iyain, yaudah sana. Keburu saya gak mau"

Tak lama Arka pun datang dengan kantong plastik ditangannya

"Waaaahhh enaknyaaa"

Aku pun mulai memakannya dengan lahap.

"Mas mau?"

"Saya lagi nyetir"

"Kan ada yang namanya disuapin. Nihh, aaaaa"

"Kenapa batagornya asem banget?"

"Nggak kok, nih enak. Mmmmmmm"

"Asem Dhir, kamu naro jeruknya banyak"

"Enak kok"

"Iya iya"

Setelah sampai di rumah aku merasa lupa akan sesuatu

"Maaassssss, aku lupa"

Arranged Marriage (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang