9

7.9K 236 0
                                    

"maaf saya terlambat" katanya

"hah? Ini kan yang dikondangan itu" gumamku.

Karena pertemuan keluarga, aku tau sedikit tentangnya, namanya Arkana Fayyad Mubarak, umurnya 26 tahun, dia bekerja di perusahaannya sendiri, jabatannya adalah seorang CEO, orangnya banyak diam. Udah, segitu doang yang aku tau.

Aku bingung, aku tak tau harus bagaimana, dan apa yang akan kukatakan pada Randi nanti. Jika aku akan menikah secepatnya.

Setelah peretemuan keluarga kami, keluarga kami menyuruh melakukan pendekatan. Untuk apa pendekatan? Pasti ujung-ujungnya tetap nikah kan ya. Mesti kalian tau pernikahanku akan dilaksanakan minggu depan dan persiapannya udah lengkap, akunya tinggal nikah aja, gila gak sih? Gila bangetlah.

Saat ini aku berada di cafe bersama laki-laki yang dipilih oleh nenek. Mengherankan dan sangat mengherankan, kenapa ada orang seperti dia? Bicara begitu irit tapi kalau ngomong menusuk banget, bagaimana bisa aku dekat sama dia kalau gini?

"Om kenapa diem aja? Kenapa nerima perjodohan ini?"

"saya bukan om kamu, dan saya menerima perjodohan ini karena saya yakin pilihan orang tua saya akan baik"

"kalau saya nggak baik gimana?"

"ya terserahlah, kalau kamu mau di cap jadi menantu gak baik sama mama saya yaudah silahkan" jawabnya, yang membuatku melongo

"Ngomong kasar dosa gak sih?" gumamku

"Yaudah terserah kakek-kakek aja kan ya" ejekku

"siapa yang kakek?" tanyanya

"ooohh nggak, tadi ada kakek nyamuk lewat" jawabku.

Dia hanya menatapku datar, lalu geleng geleng kepala.

"Harus kamu ingat, kita hanya beda 7 tahun. Saya masih 26 tahun. Jadi, berhenti panggil saya om"

"Iyain" Kataku lalu memutar bola mata malas.

Dert dert dert

Wew bahaya, Randi ngevc

"kenapa muka kamu gitu?"

"karena gini" jawabku

"itu siapa?" tanyanya

"perlu om tau?" tanyaku balik

"iya" jawabnya datar

"ini pacar saya" jawabku

Hah? Santai aja ekspresinya? Duhh, nih orang kenapa? Mungkin emaknya telat ambil ekspresi, mungkin cuma tersisa ekspresi muka datar. Kupikir dia akan marah karena akan menikah dengan orang masih memiliki pacar.

"beri saya waktu, saya akan memutuskan pacar saya demi nenek."kataku.

Dia hanya menjawab dengan anggukkan.
Jika bukan karena nenek aku tak mungkin menerima ini.

Setelah sampai di rumah, aku kembali mendapat vc dari Randi dan aku pun menjawabnya.

"Haayy, kamu kenapa, akhir akhir ini gak bisa dihubungin?" tanya Randi

"Nyiapin pernikahan Ran" jawabku dalam hati

"Itu loh Ran, tugasku banyak. Ini aja abis dari kampus" jawabku

"Oooh gitu yah, yaudah kamu mandi gih. Baunya sampai kesini" katanya

"iiihhh nggak ya" kataku dengan tawa

"Iya deh, jam makan malam hubungin aku. Dan kamu harus siap-siap, nanti akan aku jemput" kata Randi

"Hah? Kamu lagi di Jakarta?"

"nggak mungkin aku ngajakin kamu kalau aku nggak di Jakarta" jawab Randi

"Hah? Yang bener?" tanyaku histeris

"Iya Dhira sayang. Cepet gih siap siap, nanti aku jemput. Byee" katanya

"okke deh" setelah sambungan terputus, aku pun segera siap siap.

Yey udah siap. Percayalah, aku orangnya lebih suka yang natural dan gak suka lama lama dengan make up.

Aku segera mengabari Randi untuk menjemputku.

"Lah, Dhir kamu mau kemana? Bareng Arka ya?" tanya nenek

"eh ngg...gak nek. Aku bareng temen" jawabku gugup

"oooh, pulangnya jangan kemaleman ya" kata nenek

"sipp nek"

Piip pip pip

Arranged Marriage (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang