🌸 12. Tentang Abi 🌸

4.5K 200 2
                                    

🍃 Untuk part ini langsung cerita, hehe 🍃

_______________🌸

1 jam yang lalu aku sampai di pondok pesantren pa de. Aku sudah menceritakan semuanya. Pa de dan bu de dengan senang hati menerimaku.

Disinilah aku sekarang, di sebuah kamar yang tidak terlalu luas namun sangat nyaman. Aku menempati kamar Ka Khodijah, beliau putri pertama pa de dan bu de. Ka khodijah sangat dekat denganku, karena dulu aku memang santriwati di pondok pesantren Pa de. Sudah 2 tahun Ka Khodijah menikah dan ikut dengan suaminya. Jadi kamar nya kosong.  Namun walau tidak di tempati, bu de nampak nya sangat merawat kamar ini. Karena tidak ada debu sedikitpun disini.

Aku bersyukur memiliki mereka yang sangat menyayangi ku seperti menyayangi anak nya sendiri.

Pa de bilang setelah sholat ashar beliau ingin mengobrol dengan ku. Waktu ashar masih lama, aku merebahkan tubuhku di atas ranjang dan tak terasa aku malah mengunjungi dunia mimpiku.

Tidur..

>>>>>>>>

Suara kicauan burung terdengar seperti sebuah syair yang indah. Angin menyapa dengan sangat ramah membuat kerudung panjang  dan juga cadarku bergerak seperti ingin mengikuti nya.

Suasana damai dan tenang seperti ini yang aku rindukan di pondok. Tidak ada suara berisik apapun, yang ada hanya suara lantunan ayat suci al-qur'an yang selalu menggema di lingkungan pesantren. Sungguh sangat menenangkan hati dan pikiran.

Suara langkah kaki menyadarkan ku dari kenikmatan suasana ini. Itu pa de, beliau duduk di kursi sebelah.

Pa de menatap ke depan, namun bukan memandangi taman indah di halaman belakang ini. Beliau menatap pada satu titik seperti sedang mengingat sesuatu.
Aku hanya terdiam duduk, menunggu pa de berbicara.

_

"Pa de dan abimu tumbuh di dalam lingkungan pesantren. Kake mu, dengan semangat yang sangat besar membangun pondok pesantren ini. Kami di besarkan dengan di bekali ilmu agama. Kake mu sangat tegas namun sangat penuh dengan kasih sayang.

Suatu hari beliau beristikoroh, untuk menentukan siapa kah dari pa de dan abimu yang akan melanjutkan memimpin pondok pesantren ini. Sampai pada akhir beliau akan wafat, beliau mengatakan bahwa pa de lah yang harus melanjutkan memimpin pesantren ini. Pa de dan abimu menerima dengan baik, tidak ada unsur iri dari abimu. Karena kami sama-sama paham dan sudah dewasa.

Setelah kake mu wafat, nenek mu juga tak lama menyusul pergi. Sebelum wafat, beliau memberikan surat wasiat dari almarhum kakemu dulu.

Isi surat wasiat tersebut adalah, tentang perjodohan abimu dengan seorang santriwati. Namun disana tertulis jika abimu mau dan menyetujui perjodohan tersebut. Tidak ada unsur keharusan ataupun kewajiban.

Abimu merasa bingung, dia belum siap menikah. Dia belum mempunyai pekerjaan yang layak. Hingga ia meminta izin kepada pa de untuk mencoba membuka usaha di luar pesantren. Pa de pun mengizinkan.

Hingga akhir nya abimu sukses karena bakat yang ia punya dan kejujuran yang selalu ia tanamkan dalam hidupnya. Abimu berhasil dengan bisnis-bisnis amanah yang ia jalankan. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang wanita yang bernama Risa.

Ketulusan Hati Seorang ISTRI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang