🌸 19.Seorang Dosen 🌸

7.1K 266 14
                                    

🍃Hallo teman-teman 😊
Jangan lupa vote dan komen ❤🍃
Selamat membaca, maaf jika ceritanya jelek 🙏

_____________🌸


Setibanya di kampus, Daffa
memarkir kan mobil nya di tempat parkir dosen. Itu membuat Zahra bingung, tapi Zahra berpikir mungkin Daffa tidak tahu kalo ini tempat parkir dosen.

"Terimakasih telah mengantar Zahra ke kampus mas. Assalamualaikum" ucap Zahra dengan menyalami tangan Daffa.

"Waalaikumussalam warrohmatulloh" ucap Daffa.

Hati Daffa selalu berdesir jika Zahra menyalaminya. Selain bunda, Zahra adalah perempuan pertama yang bersentuhan  tangan dengannya.

Saat Zahra keluar dari mobil, Daffa pun keluar juga.

"Loh mas, mas mau kemana?" tanya Zahra yang melihat Daffa keluar dari mobil dan berjalan ke arah yang sama dengan Zahra.

"Saya juga ada perlu disini" ucap Daffa lalu ia berjalan di depan Zahra.

Zahra kira suaminya itu sengaja mengantarkan nya ke kampus. Tapi ternyata tujuan Daffa juga memang kesini.

Ya Allah, baru saja Zahra sudah merasa bahagia Daffa mengantarkannya ke kampus. Tapi ternyata.. Ia sudah GR duluan.

Ada perlu apa suaminya di kampus.
Zahra yang berjalan di belakang Daffa merasa aneh. Kenapa arah nya sama dengan arah tujuan Zahra, yaitu ke ruangan dosen.

Apakah suaminya dosen disini?
Kenapa Zahra tidak tahu kalo suaminya seorang dosen juga?

"Assalamualaikum" ucap Zahra saat memasuki ruangan dosen, ia melihat suaminya sudah masuk duluan ke dalam.

"Waalaikumussalam, Zahra ya?" tanya seorang pria paruh baya. Itu adalah Pak Ridwan.

Zahra mengangguk dan bejalan ke meja Pa Ridwan.

"Untung kamu tidak telat, saya sudah mau berangkat" ucap Pa Ridwan yang langsung melihat tugas Zahra.

Zahra hanya tersenyum di balik cadar nya dan mengangguk.

"Yasudah, ini sudah benar."

Zahra menghela nafas lega.

"Alhamdulillah.. Terimakasih pak, kalo begitu saya permisi. Assalamualaikum"

"Ya silahkan, Waalaikumussalam"
Zahra pun keluar. Ia masih bertanya-tanya tentang suaminya. Ia menunggu di depan ruang dosen, tak lama Daffa keluar dengan membawa tas nya.

"Mm.. Mas Daffa" ucap Zahra.

Daffa yang merasa di panggil pun menoleh.

Daffa tidak menjawab, ia hanya menampilkan raut muka yang mengisyaratkan bertanya 'Ada apa'.

"Itu...emm, Zahra ingin bertanya"

"Mas ada perlu apa di kampus ini?"

"Saya?"

Zahra mengangguk.

"Saya dosen disini."

Zahra diam mematung mendengar jawaban suaminya. Ternyata dugaan Siva kemarin memang benar. Daffa seorang dosen juga.

"Sudah tidak ada lagi yang ingin kamu bicarakan?"

Zahra menggeleng.

"Yasudah saya pergi dulu" ucap Daffa dan berlalu pergi.

Zahra bahkan harus tahu sendiri apa-apa mengenai suaminya. Daffa benar-benar tidak memberi tahunya apapun.

Setelah itu Zahra tidak langsung pulang. Ia duduk di bangku taman kampus dengan hati yang terus berdzikir. Ia merasa hati nya tak tenang.

Ketulusan Hati Seorang ISTRI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang