🌸 Part 23

7.7K 310 31
                                    

Jangan lupa vote dan komen temen-temen 😊
Kalau part ini vote nya sampai ke 100 vote, saya bakal langsung up lagi cerita.
Maaf karena telah membuat menunggu 😊

______________

Zahra mengikuti Daffa naik ke atas menuju ke kamar nya.

Setelah tiba dan masuk, Daffa berbalik badan menatap Zahra lekat.

"Angkat wajahmu Zahra" perintah Daffa pada Zahra, karena dari tadi Zahra menunduk saja.

Alis tebal berwarna hitam, mata bulat dengan bola mata yang kecoklatan. Bulu mata yang panjang dan lentik, hidung mancung, bibir tipis kemerahan. Wajah yang sangat bersinar putih.

Zahra tidak pernah memakai make up. Ia memakai make up hanya saat akad dan resepsi saja, itu pun make up nya sangat tipis.

Wajahnya sangat mulus dan bersinar. Apa ini bukti dari suci nya air wudhu?

"Masyaalloh.. " ucap Daffa lirih.

Entah sudah keberapa kali ia mengucapkan kalimat agung ini. Ia kagum melihat ciptaan Allah yang sangat benar-benar sempurna ini.

Apa rupa ini yang selama ini ia tolak untuk ia lihat sendiri. Rupa yang sangat menggetarkan hati dan menyejukan mata. Zahra benar-benar sangat cantik.

Daffa menatap Zahra sangat lekat, Zahra memberanikan diri untuk menatapnya balik. Mentitikan fokus nya pada wajah yang selalu datar bila berbicara atau bertemu dengan nya.

Terukir sebuah lengkung di wajah yang selalu datar itu, Daffa tersenyum. Zahra hanya terpaku diam melihat nya, Zahra tidak membalas senyum. Ia benar-benar terpaku diam melihat senyum itu.

Ini pertama kalinya Daffa tersenyum, ini pertama kalinya Zahra melihat Daffa tersenyum.

Mata Zahra berair, mata nya mulai berkaca-kaca. Satu tetes air mata jatuh dan mendarat di pipi mulus nan putih itu.

Senyuman Daffa menghilang, Daffa segera menarik Zahra untuk duduk di atas kasur. Ia khawatir pada Zahra karena Zahra menangis.

"Zahra, kenapa kamu menangis?" tanya Daffa.

Zahra hanya diam, air mata nya semakin keluar.

"Tenangkan dirimu, saya ingin membicarakan sesuatu"ucap Daffa lembut.

Zahra mengangguk sambil menghapus air mata nya.

"Ekhem.. Saya ingin memulai pernikahan ini dari awal lagi"

Dahi Zahra berkerut, seolah tidak paham dengan perkataan Daffa.

"Akad pernikahan kan sudah di ucap mas, apa mas ingin mengulanginya lagi?"

Daffa menghela nafas pelan, "Bukan itu Zahra. Maksud saya, kita mulai rumah tangga ini dari awal lagi. Kita jalani pernikahan ini selayaknya pasangan suami-istri. Kamu mengerti kan maksud saya?"

Zahra terdiam mencerna ucapan suaminya. Tapi sedetik kemudian ia mengangguk paham.

"Maaf atas segala sikap saya yang sudah menyakiti kamu, saya tahu saya salah. Saya benar-benar sangat salah selama ini tidak memperlakukan kamu sebagai seorang istri"

"Sekarang saya ingin memperbaiki semuanya, saya ingin kita memulai nya dari awal lagi. Apa kamu mau Zahra?" sambung Daffa lagi.

Zahra sangat terharu mendengar kalimat-kalimat itu keluar dari mulut suaminya. Sudah sangat lama Zahra menantikan ini semua, memulai semuanya dari awal lagi.

Air mata Zahra menetes kembali, bahkan sekarang semakin banyak keluar. Zahra hanya mengangguk, Zahra tidak sanggup berkata-kata.

"Terimakasih Zahra"ucap Daffa sambil tersenyum.

Ketulusan Hati Seorang ISTRI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang