🌸 2. Kehilangan I 🌸

7K 292 1
                                    

🍃Aku tak menyalahkan takdir. Karena takdir yang terjadi adalah yang terbaik untukku🍃 -FR-

______🌸

Sayup-sayup aku mendengar suara adzan. Perlahan aku membuka mataku, aku melihat seorang perempuan tengah tersenyum. Aku bangun dan langsung memeluk nya, "Umiiii" ucapku sambil menangis.

"Sabar nak Zahra" ucap tante Aisyah mengusap kepala ku yang tertutup kerudung.

Ternyata bukan umi yang kupeluk melainkan tante Asiyah. Yang aku ingat, aku pingsan dirumah sakit tapi sekarang aku berada di rumah. Aku pingsan saat abi.. "Abi, bagaimana keadaan abi tante? Umi, bagaimana umi?" tanyaku dan air mataku terus keluar.

Tante Aisyah hanya tersenyum lalu air matanya mengalir. Suara orang-orang diluar seperti sedang membacakan surat yasin. Aku beranjak keluar, namun tante Aisyah memegang tanganku.

"Nak, cadarmu" beliau memberikan cadar padaku.

Aku tidak memakai cadar, mungkin tante Aisyah membukanya saat aku pingsan di rumah sakit. Setelah memakai cadar aku langsung keluar kamar.


______🌸

Umi dan abiku, mereka meninggalkan ku. Aku memeluk umi dan abi bergantian, air mataku masih setia keluar.

Bagaimana jika kalian menjadi aku. Dengan perasaan senang aku pergi menjemput orangtuaku. Tapi, takdir menakdirkan aku bertemu mereka dalam keadaan seperti ini.

"Om Hasan orang yang baik. Tante Anjani pun orang yang baik. Insyaallah mereka akan di tempat kan di dalam surga yang penuh dengan keni'matan" seseorang berkata di belakang ku. Dalam hati aku mengaminkan ucapan nya.
Aku mengambil Al-Qur'an dan membacakan surat yasin untuk orang tuaku.


______🌸


Setelah selesai pemakaman. Orang-orang masih banyak yang berdatangan kerumah untuk bertakjiah. Orang tuaku memang baik pada semua orang. Abi yang memiliki sifat dermawan. Dan umi yang memiliki sifat lemah lembut dan juga penyayang.

"Non Zahra makan dulu. Mbok ambilin ya non" ucap mbok Hin. Mbok Hin pun sepertinya merasa kehilangan sama sepertiku.
Aku hanya menggelengkan kepala menjawab perkataan mbok Hin.

Keluarga Om Rasyid masih berada di rumahku. Aku jadi teringat pesan terakhir abi, abi menyuruhku menikah dengan anak Om Rasyid. Tapi setauku Om Rasyid hanya memiliki anak perempuan yaitu Tasya.

"Zahra, om dan tante ingin bicara dengan mu." ucap om Rasyid. Aku hanya mengangguk mengiyakan.


______🌸

"Om dan abimu sudah sepakat akan menjodohkan kamu dengan anak om. Jauh sebelum abi dan umi mu pergi melaksanakan ibadah umroh. Mungkin umi dan abimu belum membicarakan nya dengan mu." ucap Om Rasyid.

Aku sangat terkejut mendengar nya,
" Maaf om, tapi tolong beri Zahra waktu untuk memikirkannya. Ini sangat terlalu mengejutkan Zahra. Kepergian umi dan abi. Lalu perjodohan Zahra yang sudah abi rencanakan sedari dulu." ucapku.

"Kami mengerti nak Zahra. Nak Zahra anak yang berbakti dan juga Shalihah. Kami sangat berharap nak Zahra menyetujui perjodohan ini" ucap tante Aisyah tersenyum penuh harap. Aku sangat merasakan ketulusan hati seorang ibu dalam diri tante Aisyah seperti ketulusan hati umi.

________🌸

Mohon maaf jika penulisan nya banyak typo hehe. Ini cerita pertama saya di wattpad. Saya masih belajar, tapi semoga suka dengan cerita ini 😊

Next part-

Ketulusan Hati Seorang ISTRI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang