🌸 Part 25

8K 330 38
                                    

Daffa tiba di rumah pukul 10 malam. Ia memasukan mobil nya ke dalam garasi dan langsung masuk ke dalam rumah. Disaat Daffa membuka pintu rumah, pemandangan pertama yang ia lihat adalah seorang perempuan berjilbab panjang tanpa cadar sedang tertidur dengan posisi duduk menyender. Daffa tersenyum, hati nya tersentuh melihat perhatian Zahra yang menunggu nya pulang sampai tertidur di kursi.

Daffa tidak tega membangunkan Zahra, ia mengangkat Zahra dan membawanya ke atas. Kemudian Daffa membaringkan tubuh Zahra di atas kasur. Daffa tidak melepaskan jilbab Zahra, ia tidak berani.

Ini pertama kalinya lagi ia masuk ke kamar utama yang seharusnya menjadi kamar ia dan Zahra.

Daffa duduk di atas kasur dan melihat ke sekeliling kamar. Kamar nya rapih sekali, aroma wangi kamar nya sama dengan aroma wangi Zahra. Daffa bingung, ia harus tidur dimana sekarang. Kembali ke kamar nya atau tidur disini bersama Zahra.

Namun, ia ingat ucapannya kemarin saat di rumah orang tuanya. Bahwa ia dan Zahra akan memulai semuanya dari awal lagi. Daffa pun mulai membaringkan tubuhnya di sebelah Zahra, ia tidak membersihkan diri dulu karena sudah sangat kelelahan.

*****

الله اكبر الله اكبر
 
Suara adzan shubuh membangunkan Zahra. Ia mengucek matanya lalu bangun, tapi tunggu' kenapa ia merasa berat saat ingin bangun. Zahra melihat ke arah perut nya yang terasa berat.

"Yaallah" ucap Zahra dan langsung menutup mulut nya ketika hendak berteriak.
Ia terkejut dengan adanya tangan kekar yang memeluk tubuhnya.

Tangan siapa ini.

Zahra memberanikan diri mengangkat wajah nya, dan terlihatlah wajah suaminya sangat dekat sekali. Mata Zahra membulat karena terkejut.

Daffa memeluk dirinya?

Jantung Zahra berpacu cepat, ia takut detakan nya terdengar oleh Daffa karena saking cepatnya.

Zahra hanya diam.

Semenit kemudian ia teringat, kemarin malam ia menunggu Daffa pulang di ruang tamu sampai tertidur, tapi.. Kenapa sekarang ia ada di kamar. Apa ia berjalan sambil tidur ke kamar?

Tidak mungkin, ia tidak memiliki kebiasaan seperti itu.

Atau, mungkinkah Daffa yang memindahkan nya ke kamar?

Membayangkan jika benar Daffa yang memindahkan nya ke kamar seketika wajah Zahra memerah dan terukir senyuman di bibir nya.

"Ssstttt Astagfirullah Zahra.." Zahra mendesis sendiri karena telah berangan-angan. Tapi jika bukan Daffa lalu siapa yang memindahkannya ke kamar.

Zahra melihat ke arah jam, ia sudah membuang waktu shubuh nya dengan berdiam pada posisi di peluk. Apa Zahra betah pada posisi seperti ini?

"Yaallah... "ucap nya.

"Hmm mas maaf, sudah shubuh"ucap Zahra pelan.

"Hhhhmmmm" hanya itu yang terdengar keluar dari mulut Daffa.

Kemudian secara perlahan pelukan itu melonggar dan terlepas. Setelah tangan Daffa lepas, Zahra bangun dan melangkah ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Sedangkan Daffa baru membuka matanya, ia sedang mengumpulkan kesadaran nya terlebih dulu.

Pintu kamar mandi terbuka, dan keluarlah Zahra yang sudah segar terbasuh air wudhu.

Daffa yang tadinya masih berbaring, langsung bangun dan terpaku pada wajah Zahra. Wajah nya sangat bercahaya, alis tebal dan bulu mata yang lentik itu basah oleh air wudhu. Bibir merah itu melengkung dengan mata coklat yang berbinar.

Ketulusan Hati Seorang ISTRI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang