Part 38

3.8K 339 8
                                    

📌⚠Caution! Typo bertebaran!⚠📌
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Author POV

Malam hari di mansion...

"Aku pulang~" ucap Seulgi, namun keadaan mansion sudah sepi.
Mungkin Irene sudah tertidur, apalagi sekarang sudah jam 10 malam.

Seulgi berjalan menuju kamarnya dan Irene. Iya, kamarnya dan Irene. Sejak kejadian Bogum itu, Irene tidak mau Seulgi jauh darinya. Maka dari itu, Seulgi dan Irene tidur dikamar yg sama.

Dibukanya pintu kamar mereka, dan dilihatnya Irene yang sudah tidur membelakangi pintu kamar mereka.
Seulgi tersenyum kecil, dan berjalan mendekati Irene.

"Good night, bunny." Ucap Seulgi pelan, seraya mengelus lembut kepala Irene agar tidak mengganggu Irene yang terlelap.

Seulgi mengecup kecil kening Irene, dan berjalan menuju kamar mandi.
Setelah selesai dengan acara mandinya, Seulgi langsung keluar dari kamar mandi.

Dilihatnya Irene yang sudah duduk di tepi kasur mereka.
"Apa aku terlalu berisik sehingga kau terbangun bunny?" Tanya Seulgi seraya duduk disamping Irene yang sedang mengucek matanya.

"Ani, tidurku memang tidak nyenyak. Makanya aku terbangun terus." Jawab Irene, membuat Seulgi mengerutkan keningnya tak suka.

"Apa yang membuat bunnyku tidak bisa tidur nyenyak hm? Biar aku hajar." Ucap Seulgi seraya mengepalkan tangannya keudara.

Melihat itu, Irene terkekeh geli.
"Aku tidak bisa tidur nyenyak karena kau. Kau tidak ada disampingku dan memelukku, makanya aku tidak bisa tidur nyenyak." Kata Irene.

"Wahh...kalau begitu, aku tidak bisa menghajar diriku sendiri. Kan kasian wajah tampanku ini." Balas Seulgi, membuat Irene tertawa lucu.

"Kalau begitu, biar aku saja yang hajar." Ucap Irene yang langsung membuat wajah Seulgi memelas.
"Kau tega padaku, hyunie??" Tanya Seulgi dengan puppy eyesnya.

"Berhenti bertingkah imut. Aku jadi pengen mencubit pipimu saat ini." Geram Irene lucu.
Seulgi yang mendengar ucapan Irene barusan langsung melindungi kedua pipinya.

"No. Nanti melar." Balas Seulgi.
"Makanya jangan imut-imut." Kesal Irene.
"Tapi kalau kadang-kadang boleh kali?" Goda Seulgi.

"Boleh, asal jangan didepan orang lain. Hanya padaku, arra?" Balas Irene dengan posesifnya.
"Aries memang posesif." Gumam Seulgi pelan, namun masih dapat didengar oleh Irene.

"Kenapa jadi bintangku yang dibawa-bawa?!" Cemberut Irene.
"Eh??? Hehehe...lupakan saja arra? Daripada ribut, lebih baik kita tidur saja." Ucap Seulgi.
"Geurrae." Balas Irene, namun....

Kruyukk...

Irene menatap Seulgi yang hanya menggaruk area belakang lehernya yang tidak gatal.
"Hahahahaha..." tawa Irene pecah. Beda dengan Seulgi yang malah cemberut lucu.

"Cacing diperutmu minta asupan tuh." Goda Irene.
"Ck, perut ini benar-benar." Gerutu Seulgi pelan, dan lagi-lagi Irene mendengarnya.

"Yang disalahkan malah perut. Ya sudah, kajja kita turun. Kau lapar bukan?" Ajak Irene.
"Ne..." jawab Seulgi, dan mengikuti langkah Irene yang berjalan menuju dapur.

Sesampainya didapur, Irene langsung memanaskan semangkuk sup jagung dan semangkuk tteokbokki.
Seulgi duduk diam dimeja makan sembari ia menunggu Irene memanaskan makanan.

Setelah selesai memanaskannya, Irene menghidangkan makanan itu didepan Seulgi.

Setelah selesai memanaskannya, Irene menghidangkan makanan itu didepan Seulgi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jalmogkhae sseubnida~" ucap Seulgi dan Irene hanya memandang wajah Seulgi yang makan dengan lahap itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jalmogkhae sseubnida~" ucap Seulgi dan Irene hanya memandang wajah Seulgi yang makan dengan lahap itu.
"Kau ini, apa saking laparnya kau makan sampai belepotan begitu?" Tanya Irene seraya menghapus bumbu tteokbokki di sudut bibir Seulgi.

Seulgi hanya tersenyum manis saja.
"Apa kau tidak makan tadi?" Tanya Irene.
"Ne. Kerjaan dikantor banyak sekali, aku bahkan sampai melupakan jam makan siang dan malamku." Jawab Seulgi.

"Lain kali, sesibuk apapun dirimu, jangan lupa dengan jam makanmu.  Kau akan sakit jika seperti itu terus." Tegur Irene lembut.

"Ne. Lain kali aku tidak akan melupakan jam makan siangku. Oh iya, kenapa tidak kau saja yang membawakan makan siang untukku bunny?" Tanya Seulgi.

"Ada saja permintaanmu. Baiklah, aku akan membawakan makan siang untukmu, asal kau harus menghabiskan itu semua." Jawab Irene.

"Ayay captain!" Balas Seulgi seraya memberikan penghormatan ala tentara kepada Irene.
Melihat itu, Irene hanya terkekeh.

"Sudahlah, cepat habiskan makananmu. Aku harus segera mencuci piringnya." Ucap Irene.
"Apa perlu aku mempekerjakan asisten rumah tangga saja ya?" Tanya Seulgi.

"Selagi aku bisa mengerjakan semuanya, jangan dululah." Balas Irene.
"Apa kau tidak lelah?" Tanya Seulgi dengan wajah cemasnya.

"Tidak. Aku sudah terbiasa sering membantu eomma memasak dan mencuci piring. Walaupun banyak asisten rumah tangga, aku dan eomma tetap mengerjakannya sendiri." Jawab Irene.

"Haahh...eomma memang istri dan eomma yang baik. Aku salut pada eomma Bae." Puji Seulgi.
"Eomma Kang juga eomma dan istri yang baik. Bukankah eomma Kang sangat menyayangi kau, Jeno, dan appa Kang?" Tanya Irene.

Ssulgi menghela nafasnya berat.
"Wanita itu terlalu cerewet." Jawab Seulgi.
"Ya! Orang yang kau panggil wanita itu adalah eommamu. Kau lahir dari rahim eomma Kang. Aaiisshh!! Jika aku adalah eomma Kang, anak sepertimu akan kutendang dan kucoret dari KK." Kesal Irene.

"Hehehe...aku hanya bercanda." Balas Seulgi karena wajah Irene yang kesal itu sangat menyeramkan.
"Candaanmu sungguh tidak lucu, Kang Seulgi. Jangan kurang ajar pada eommamu sendiri, karena suatu saat kau akan mendapatkan karma." Tegur Irene lagi.

"Ne...aku sudah selesai." Balas Seulgi.
"Sudah? Kalau begitu, aku ambil dulu mangkuknya." Ucap Irene dan mengambil kedua mangkuk Seulgi agar ia dapat segera mencucinya.

Setelah selesai dengan cucian tersebut, Irene dan Seulgi berjalan menuju kamar mereka untuk tidur.

Tbc...

Mianhae readers-nim karena author tidak bisa double update🙏

Two of Us, Until No One~《Seulrene》 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang