Part 30

4.9K 371 26
                                    

📌⚠Caution! Typo bertebaran!⚠📌
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Author POV

Irene menatap sendu kearah Seulgi yang belum membuka matanya.
Jujur, dia sangat merindukan Seulgi.
Suara pria itu, tatapan hanya pria itu, kehangatan pria itu, dan masih banyak lagi yang ia rindukan dari Seulgi.

Irene ingin Seulgi segera membuka matanya dan tersenyum padanya.
Apa ia egois jika dia masih menginginkan Seulgi, padahal dia sudah menyakiti Seulgi berkali-kali?

Memang iya. Irene sadar bahwa dia sangat egois saat ini. Ia juga sadar bahwa pria sebaik seperti Seulgi bisa saja mencari wanita yang jauh lebih baik darinya.

Pintu ruang Seulgi kembali terbuka.
Seorang wanita memasuki ruangan itu dan meletakkan sebuket bunga didalam pot yang terdapat disebelah ranjang Seulgi.

Irene tahu siapa wanita itu, tapi ia tidak begitu peduli saat ini. Yang paling ia pentingin itu saat ini adalah Seulgi yang masih setia berada di alam mimpinya.

"Masih belum sadar?" Tanya Sunmi. Ya, wanita yang barusan masuk itu adalah Sunmi.
Irene hanya menganggukkan kepalanya.

Sunmi yang melihat jawaban Irene pun hanya dapat tersenyum saja. Ia tahu, Irene pasti masih membencinya karena wanita itu pasti mengira bahwa dia akan merebut Seulgi.

Padahal, ia tidak akan merebut Seulgi. Gimana mau rebut? Orang dia dan Seulgi itu kakak dan adik. Seulgi adalah adik sepupunya. Tidak mungkin ia menikung iparnya sendiri bukan?

"Irene-ssi, aku ingin menyelesaikan kesalah pahaman diantara kita. Boleh?" Tanya Sunmi, dan Irene langsung menatap Sunmi.
"Geurrae." Jawab wanita itu.

"Mungkin kau berfikir bahwa aku akan merebut Seulgi darimu, tapi kau tidak perlu takut. Aku tidak mungkin menikung dirimu, ipar." Jelas Sunmi yang membuat Irene mengerutkan keningnya bingung.

"Ipar?" Bingung Irene.
"Aku adalah kakak sepupu Seulgi dari pihak ibu." Jawab Sunmi dengan senyum manisnya.
"Kakak sepupu? Jadi kau-" Irene tidak dapat lagi melanjutkan kalimatnya karena rasa malu langsung menyerangnya.

'Bagaimana mungkin aku cemburu pada kakak sepupu Seulgi sendiri? Pantas Seulgi sangat manja kepada Sunmi.' Batin Irene.

"Jangan merasa sungkan. Aku kembali ke Korea karena ingin melihat kehidupan pengantin baru, tapi yang aku dapati malah...." Sunmi sengaja tidak melanjutkan kalimatnya karena merasa tidak enak kepada Irene.

"Aku tahu. Aku juga paham kearah mana maksud kalimat anda barusan. Aku tidak apa-apa, karena inilah yang aku lakukan pada Seulgi." Ucap Irene seraya menatap Seulgi yang terbaring lemah.

"Aku percaya Seulgi sangat mencintaimu Irene-ah. Aku bukannya memujinya karena dia adalah adik sepupuku, kali ini aku memujinya sebagai orang lain. Aku tahu dia sangat mencintaimu, karena dia selalu saja menceritakan dirimu kepadaku." Jelas Sunmi.

"Arrayo. Aku tahu dia sangat mencintaiku. Jika dia tidak mencintaiku, dia tidak akan mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkanku." Ucap Irene.

"Aku. Akulah orang yang tidak pernah mengerti perasaannya dan orang yang selalu menepis perasaanku yang sebenarnya padanya." Lanjut Irene dengan air mata yang kembali mengalir.

Melihat Irene yang sangat sedih tersebut, membuat hati Sunmi sesak. Awalnya ia sangat tidak suka dengan Irene karena hanya menyakiti Seulgi, tapi setelah ia melihat kesedihan Irene, rasa tidak suka itu tergantikan dengan rasa mengasihani.

"Biar aku yang menjaga Seulgi malam ini. Kau pulang dan beristirahatlah. Jika Seulgi sudah sadar, aku akan segera mengabarimu." Suruh Sunmi.

Irene sebenarnya ingin menolak karena dia ingin menjadi orang pertama yang Seulgi lihat saat pria itu membuka matanya.

Tapi mau gimana lagi, kalau Sunmi langsung memotong bantahannya.
"Dengarkan aku. Seulgi akan tidak suka jika kau kurang tidur dan kemudian menganggu kesehatanmu." Potong Sunmi saat Irene baru ingin membantah.

"Ne unnie. Tolong kabari aku jika Seulgi sadar." Ucap Irene.
Sunmi tersenyum manis dan berkata.
"Ne. Pulanglah dan istirahat yang cukup arra? Jangan membuat Seulgi mencemaskanmu." Balas Sunmi.

Irene membereskan barang-barangnya dan akhirnya pulang kerumahnya dengan diantar oleh supir yang tadi juga mengantar Sunmi ke rumah sakit.

Sesampainya dirumah, Irene yang hendak menaiki tangga, ia melihat ruang kerja Seulgi. Kakinya melangkah kearah ruang kerja Seulgi, dan langsung membuka pintunya dengan pelan.

Sesampainya ia sampai ruang kerja Seulgi, Irene melangkahkan kakinya menuju sebuah ruang yang Seulgi gunakan untuk tidur selama mereka menikah.

Irene membaringkan tubuhnya pada kasur Seulgi, dan memeluk guling milik Seulgi.
Ia tidak akan bisa tidur jika ia tidur dikamarnya, karena ia sangat merindukan Seulgi.

Jadi, salah satu obat yang dapat mengobati rasa rindunya hanya tidur di kamar Seulgi.
Ingatannya kembali berputar kesaat dimana ia membangunkan Seulgi dikamar ini untuk pertama kalinya setelah mereka menikah.

Irene juga dapat mengingat bahwa ia mencium Seulgi disini. Irene kembali meneteskan air matanya karena ia sangat merindukan Kang Seulgi, suaminya yang sedang dalam masa kritisnya.

Mata Irene menjelajahi seluruh sudut ruang istirahat Seulgi dan akhinya matanya jatuh pada sebuah buku.
Irene melangkahkan kakinya kearah meja yang terdapat ruangan itu.

'Diary? Seulgi menulis sebuah diary?' Batin Irene bingung.
Irene menghela nafasnya sebentar, dan langsung membuka buku diary milik Seulgi.

-halaman pertama-

Mr Bae datang kepadaku hari itu, dan kami banyak berbincang. Tapi, tiba-tiba saja beliau membahas anak tunggalnya, dan menjodohkan kami.

-halaman kedua-

Akhirnya aku bertemu dengannya hari ini! Entah kenapa, hatiku senang sekali. Kurasa, aku jatuh cinta padanya. Tapi sayang.....dia sudah memiliki kekasih.

-halaman ketiga-

Seminggu berlalu, dan akhirnya kami resmi bertunangan. Entah dari mana asal keberanianku, tapi tadi aku menciumnya tepat dikeningnya dan menyatakan perasaanku padanya.

-halaman keempat-

Sudah lama aku tidak menulis dibuku ini, dan akhirnya aku menilis lagi setelah sebulan aku tidak menulis.
Kami sudah menikah. Aku senang sekali, tapi tidak dengannya. Aku tahu itu. Tapi tak apa, aku akan membuatnya melirikku.

-halaman kelima-

Hatiku sakit sekali saat aku melihat dengan mata dan kepalaku sendiri kalau istriku itu berciuman dengan kekasihnya. Hatiku sesak sekali. Apa cinta memang harus semenyakitkan ini?

Note for you, Joohyun :

Kang Joohyun. Apa aku boleh memanggilmu dengan panggilan itu? Kalau dipikir-pikir, aku tidak pernah sekalipun memanggilmu Kang Joohyun.
Mianhae, aku takut kau tak akan suka ataupun yang lebih parahnya lagi kau akan marah. 
Tapi sungguh, jauh didalam lubuk hatiku aku sangat ingin mengklaimmu menjadi milikku seorang. Milik seorang Kang Seulgi.
Tapi lagi-lagi aku hanya seorang pengecut. Memanggilmu Kang Joohyun hanya terjadi didalam hatiku saja. Gwaenchanha, aku akan menunggu saat itu datang.
Saat dimana aku akan memanggilmu Kang Joohyun dengan lantang.
Entah aku akan menunggu sampai kapan, tapi aku akan tetap menunggumu.

Saranghae, Kang Joohyun
-강슬기

Irene menutup buku diary milik Seulgi, dan menangis sembari memeluk buku diary itu.

"Mianhae Seulgi-ya, mianhae....hiks....aku hanya bisa menyakitimu. Tidak ada yang bisa kulakukan selain menyakitimu. Tapi aku berjanji, aku berjanji akan membuatmu bahagia denganku mulai saat ini Seulgi-ya. Maka dari itu....hiks...cepatlah bangun." Gumam Irene lirih.

Tbc...

Two of Us, Until No One~《Seulrene》 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang