Part 24

3.7K 357 40
                                    

📌⚠Caution! Typo bertebaran!⚠📌
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Author POV

Hari Sabtu pagi jam 7....

Irene terbangun dari tidurnya karena sinar matahari yang memasuki kamarnya melewati celah-celah gorden.

Masih dalam keadaan setengah sadar, Irene menatap jam dinding yang berada didepannya.
'Masih jam tujuh pagi.' Batin Irene, dan kembali membaringkan tubuhnya.

Tapi baru beberapa detik saja ia berbaring, Irene langsung kembali menegakkan tubuhnya lagi.
"Seulgi." Gumam Irene, dan langsung beranjak kekamar mandi untuk mencuci wajah dan menggosok giginya.

Setelah selesai, Irene langsung keluar dari kamarnya, dan berjalan menuju ruang kerja Seulgi.

Tok...tok...tok...

Tidak ada jawaban dari Seulgi, mungkin pria itu masih tertidur.
Irene kembali mengetok pintu ruang Seulgi lagi, tapi hasilnya tetap sama.

"Tuan muda Kang tidak pernah mengunci pintunya nyonya muda." Ucap Kang Joon yang kembali mengagetkan Irene.

"Ya Kang Joon-ah, bisakah kau tidak mengagetiku sekali saja? Jangan muncul secara tiba-tiba seperti tadi." Kesal Irene.

"Mianhae Mrs Kang, saya hanya bingung kenapa anda tidak langsung masuk saja keruangan Mr Kang. Padahalkan, pintunya tidak dikunci." Ucap Kang Joon.

"Karena aku kira pintunya dikunci, makanya aku mengetuknya." Jawab Irene, dan kemudian langsung memasuki ruang kerja Seulgi.
"Heran, apa sebagai istri, Mrs Kang tidak pernah memasuki ruang kerja Mr Kang sebelumnya?" Gumam Kang Joon bingung.

Back to Irene....

Setelah memasuki ruang kerja Seulgi, mata Irene menjelajahi seluruh sudut-sudut di ruang kerja Seulgi.
'Bernuansa klasik, apa Seulgi menyukai ruangan seperti ini?' Batin Irene.

Setelah lama berkeliling diruangan Seulgi, akhirnya Irene kembali sadar apa tujuannya kemari.
"Dimana Seulgi? Kenapa tidak ada dia disini?" Bingung Irene.

Tidak lama matanya mencari keberadaan Seulgi, mata Irene menatap kearah sebuah pintu coklat itu.
'Ruangan didalam ruangan?' Batin Irene kesekian kalinya.

Irene berjalan mendekati pintu tersebut, dan ia mendapati Seulgi yang masih terlelap disana.
"Disini kau rupanya." Gumam Irene pelan.

Irene berjalan pelan mendekati Seulgi, dan menatap wajah Seulgi yang masih tertidur.
Tanpa Irene sadari, hatinya menghangat dan sebuah senyum manis terukir dibibirnya.

'Wajahnya imut sekali kalau sedang tertidur.' Batin Irene, masih dengan senyumnya.
"Jadi tidak tega membangunkannya." Ucap Irene dengan suara yang pelan.

Lama menatap Seulgi, Irene langsung melirik jam dinding dikamar Seulgi.
'Sudah jam 07.30, aku harus segera membangunkannya.' Ucap Irene dalam hati.

"Seulgi-ya, bangunlah. Kau tahu sekarang sudah jam berapa?" Panggil Irene sembari mengoyangkan tubuh Seulgi, namun Seulgi masih sibuk dengan alam mimpinya.

"Ya Seulgi-ya, ireona~" panggil Irene sekali lagi, dan hasilnya nihil.
"Kang Seulgi, bangun sekarang." Kesal Irene.
"Eemmm~~ aku masih mengantuk eomma~" rengek Seulgi.

"Eomma?! Aku ini Irene, bukan eomma Kang." Kesal Irene dengan wajah cemberut kesalnya.
"Mwo?! Irene?!" Kaget Seulgi dan langsung membuka matanya lebar-lebar.

"Ne. Aku Irene, yang kau panggil eomma barusan." Kesal Irene.
"M-mianhae....masih mending aku panggil eomma dari pada halmoni." Balas Seulgi dengan seringaian jahilnya.

Mendengar itu, Irene memelototkan matanya kesal dan merampas guling milik Seulgi lalu ia memukul Seulgi dengan itu.

"Jangan pernah panggil aku halmoni! Kau ini!!!" Geram Irene seraya memukul Seulgi.
"Aw! Ya ya ya!! Appo~ ini namanya KDRT." Ucap Seulgi.

"Aku tidak peduli!" Kesal Irene dan masih memukul Seulgi dengan guling.
Setelah puas, Irene akhirnya berhenti memukul Seulgi.
"Bangun sekarang!" Perintah Irene.

"Aku masih lelah." Ucap Seulgi seraya kembali membaringkan tubuhnya kekasur lagi.
"Bangun sekarang, Kang Seulgi." Gemas Irene.

Tiba-tiba saja terlintas sebuah ide jahil dikepala Seulgi.
"Aku akan bangun kalau kau menciumku." Tantang Seulgi, ia tahu kalau Irene tidak mungkin berani melakukan hal itu.

"Mwo?!" Kaget Irene.
'Sudah kuduga.' Batin Seulgi.
"Cium atau aku tidak akan bangun." Ucap Seulgi lagi dan kembali memejamkan matanya sembari menunjuk pipinya kepada Irene.

Beberapa saat menunggu, Seulgi masih tidak merasakan reaksi Irene.
Ia tahu Irene masih ada disampingnya, tapi wanita itu tidak bereaksi sama sekali.

Sudah Seulgi putuskan, bahwa Irene memang tidak mencintainya.
Begitu Seulgi ingin membuka matanya, pria itu dikejutkan oleh bibir Irene yang mendarat dibibirnya.

'Mwoya?!' Kaget Seulgi dengan mata melotot. Mungkin matanya akan keluar sebentar lagi.
Hanya menempel, tidak lebih.
Setelah beberapa detik kedua bibir itu menyatu, Irene langsung melepas tautan bibirnya dengan Seulgi.

"S-sudah. Mandi sana!" Perintah Irene dan langsung keluar dari kamar Seulgi dengan wajah memerah malu.
'Aarrrgghhhh!! Memalukan sekali!' Gerutu Irene setelah ia berhasil keluar dari ruang kerja Seulgi.

Seulgi hanya mampu tersenyum-senyum sendiri setelah otaknya sudah berhasil menyimpulkan apa yang baru saja terjadi.
"Daebak...." ucap Seulgi dengan senyum merekahnya.

Tbc...



Two of Us, Until No One~《Seulrene》 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang