Part 32

5K 367 42
                                    

📌⚠Caution! Typo bertebaran!⚠📌
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Author POV

Irene menatap Seulgi yang masih sibuk mengunyah makanan yang disuapi oleh Irene.
Hatinya sangat senang karena Seulgi sudah siuman.

Seulgi yang mengunyah makanannya itu tidak dapat berkonsentrasi pada makanannya, karena Irene yang terus saja menatapnya.
"Wae? Kenapa kau menatapku seperti itu Joohyun-ah?" Tanya Seulgi akhirnya.

"Ne?? Ah, a-aku..." gugup Irene.
Melihat wajah Irene yang mulai memerah malu karena tertangkap basah sedang menatapnya, terlintas sebuah ide jahil diotaknya.

"Menatapku hm?" Goda Seulgi seraya mencolek dagu Irene. *dikira sabun colek kali ya😅
Mendapat godaan seperti itu, wanita mana yang gak bakal blushing hah?

"Kau menggodaku huh?!" Ucap Irene berpura-pura kesal.
"Siapa yang menggodamu? Dih, kepedean." Ejek Seulgi.
"Mwoya?! Kau jelas-jelas mencolek daguku!" Kesal Irene.

"Lalu aku harus mencolek dagu siapa jika bukan dagumu? Kau istriku, masa aku harus mencolek dagu wanita lain? Oh! Apa aku perlu mencolek dagu perawat wanita saja?" Goda Seulgi lagi.

"Kalau kau punya sembilan nyawa, coba saja kau lakukan." Tantang Irene seraya menatap Seulgi tajam.
"G-gak jadi. Aku kan bukan kucing yang punya sembilan nyawa." Ucap Seulgi menciut. *haahh...suami takut istri.😧

"Haaiisshh!" Gerutu Irene, saat air matanya tiba-tiba saja mengalir.
'Lah??? Kenapa dia nangis coba???' Batin Seulgi bingung.

"Joohyun-ah? Kau kenapa hm?" Tanya Seulgi lembut.
"Aniya, kau sudah pandai membuatku kesal dan menggodaku. Itu artinya keadaanmu sudah membaik bukan?" Ucap Irene seraya menghapus airmatanya.

Seulgi yang menatap Irene pun langsung tersenyum kecut.
"Aku sudah membaik Joohyun-ah. Jangan cemas ne?" Pinta Seulgi sembari mengelus lembut kepala Irene.

"Oh iya, aku dengar kalau aku sempat tidak terselamatkan. Apa itu benar?" Tanya Seulgi, dan Irene menganggukkan kepalanya.
"Dan wanita ini menangis dan memarahi perawat yang akan menutup tubuhku?" Tanya Seulgi lagi.

Lagi-lagi Irene menganggukkan kepalanya.
"Aku juga dengar, kalau kau ingin menyusulku kalau saja aku tidak bangun lagi." Kata Seulgi.

"Ne." Jawab Irene.
Seulgi tersenyum dan berkata.
"Jangan begitu arra? Jika kalaupun aku tidak bangun lagi, itu artinya bakal ada pria yang jauh lebih baik lagi yang Tuhan siapkan untukmu." Ucap Seulgi.

"Tapi buktinya kau bangun bukan?" Balas Irene.
"Yaahh...untungnya aku bangun. Itu artinya aku adalah pria yang memang ditakdirkan untukmu." Kata Seulgi lagi seraya menyunggingkan smirk sombongnya.

Irene terkekeh melihatnya.
"Dasar sombong." Cibir Irene.
"Tidak apa-apa, asalkan kadar kesombonganku masih dibatas wajar." Balas Seulgi.

"Ne...terserah kau saja." Nyerah Irene.
"Tapi jujurlah, aku ini sangat tampan bukan?" Tanya Seulgi tiba-tiba.
"Mwo? Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?" Tanya Irene balik.

"Kalau aku memang tampan, berarti tidak salah kau menikah denganku bukan?" Sombong Seulgi lagi, dan membuat Irene memutar bola matanya malas.

"Tidak. Kau jelek." Jawab Irene dengan nada datarnya.
"Bohong." Sergah Seulgi.
"Ck! Kau bertanya padaku, tapi begitu aku jawab kau malah bilang aku berbohong." Ucap Irene.

"Tapi kau memang berbohong. Aku ini memang sangat tampan." Puji Seulgi pada dirinya sendiri.
"Udah tahu jawabannya, malah nanya." Gerutu Irene pelan, namun masih dapat didengar oleh Seulgi.

Hanya saja, pria itu berpura-pura tidak mendengar untuk menggoda Irene.
"Kau bilang apa?" Tanya Seulgi dengan wajah polos laknatnya.

"Tidak ada. Memangnya aku bilang apa?" Tanya Irene balik.
"Berbohong lagi." Goda Seulgi.
"Aiisshh! Sudahlah, habiskan makananmu itu." Suruh Irene.

Seulgi mengerucutkan bibirnya dan berkata.
"Tapi Ddeulgi sudah kenyang." Ucap Seulgi dengan aegyonya yang mampu membuat jantung Irene berdetak tak karuan.

"Makan sesuap lagi." Pinta Irene. Dengan sekuat tenaga, wanita itu berusaha untuk tidak mencubit pipi Seulgi ataupun mencium bibir tipis nan menggoda itu.

Seulgi menggeleng dengan wajah menggemaskannya.
"Ddeulgi kenyang." Ucap Seulgi.
Irene menaruh mangkuk bubur milik Seulgi dinakas, dan dirinya langsung melumat bibir tipis Seulgi.

Setelah lama mencium bibir Seulgi, Irene akhirnya melepas tautan bibir mereka saat dirasakannya Seulgi tidak membalas ciumannya.
"Kau tidak membalas-"

Cup!

Seulgi kembali menarik tangan Irene, dan langsung mencium bibir Irene dengan lembut dan hati-hati. Seolah-olah ia takut merusak karya Tuhan yang terindah itu.

"Karena aku terkejut dicium secara tiba-tiba oleh seorang bidadari, makanya aku tidak membalas." Ucap Seulgi.

"Gombal." Balas Irene, namun wajahnya memerah karena malu.
"Kau malu, Kang Joohyun?" Goda Seulgi.
"Kang Joohyun??" Tanya Irene.

"Wae? Kau tidak suka? Kalau tidak suka, aku tid-"
"Aku suka. Sangat menyukai panggilan itu. Seulbear." Potong Irene.

"Seulbear? Kenapa semua orang menyamakanku dengan seekor beruang?" Tanya Seulgi dengan wajah cemberutnya.

"Karena wajahmu mirip dengan beruang saat beraegyo. Apalagi dengan mata sipitmu itu." Jawab Irene.

"Mata sipit inilah yang menambah kadar ketampananku, bunny. Bahkan Zac Efron saja kalah." Sombong Seulgi lagi.

"Kau sombong sekali. Tapi....bunny? Kau memanggilku bunny?" Tanya Irene.
"Ne." Jawab Seulgi.
"Geundae wae?" Tanya Irene lagi.

"Karena....ini." Ucap Seulgi, dan memberikan sebuah foto digaleri ponselnya.

"Ya!! Dari mana kau dapat foto itu!" Pekik Irene karena malu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya!! Dari mana kau dapat foto itu!" Pekik Irene karena malu.
"Dari Joy. Dia memberikannya padaku?" Jawab Seulgi.

"Kau memanggil namaku disana bukan?" Goda Seulgi.
"Ne...tapi saat itu aku melakukannya dengan terpaksa. Lihat saja wajahku aja agak kesal gimana gitu." Ucap Irene.

"Hehehe....gwaenchanha." balas Seulgi.
"Tapi kali ini, aku benar-benar sangat mencintaimu." Ucap Irene tiba-tiba.
"Mwo??" Kaget Seulgi.

"Saranghae, Seulgi-ya." Ucap Irene seraya tersenyum manis.
"Nado saranghae, Joohyun-ah." Balas Seulgi dengan senyum tak kalah manisnya dengan senyum milik Irene.

Tbc...

Two of Us, Until No One~《Seulrene》 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang