07. Approval

1K 166 5
                                    

Seperti yang sudah Mingyu katakan dan bodohnya Hoshi juga mengiyakan.

Setelah selesai pelajaran, langkah kaki Hoshi membawanya ke depan ruang bk.

"Lah? Ngapain gue disini?" Hoshi malah bertindak sebaliknya, dia memilih duduk di bangku depan ruang bk sambil memainkan handphonenya.

Hoshi tahu Mingyu sudah berada di dalam bersama Ayahnya. Kalau pendapat Hoshi, Ayahnya Mingyu punya wibawa. Bahkan dia tidak kelihatan marah malahan bersikap tenang walau Hoshi hanya melihat punggungnya saja.

Mungkin saja, ini bukan pertama kali bagi Ayahnya yang dipanggil karena ulah Mingyu.

Hoshi tetap santai memainkan handphonenya sambil sesekali membalas sapaan teman-temannya yang hendak pulang.

"Masih lama gak ya?" tanya Hoshi pada dirinya sendiri.

Hoshi bosan menunggu tapi entah kenapa dia juga tidak ingin beranjak.

"Lo dateng?" Mingyu yang baru keluar dari ruangan bk langsung duduk di samping Hoshi.

"Ya menurut lo?" tanya Hoshi sewot.

"Ya gue pikir lo gak mau dateng soalnya lo gak suka sama gue. Tapi kalo kaya gini, secara gak langsung lo mau dong jadi pendamping hidup gue?" tanya Mingyu sambil menaik-turunkan alisnya.

Hoshi merona. Ayolah, siapa yang tidak merona. Apalagi yang mengatakannya adalah Mingyu.

"Pendamping hidup ndasmu," jawab Hoshi sewot lagi.

"Sewot amat sih padahal tuh muka udah kaya tomat busuk," goda Mingyu sekali lagi.

Jika mereka sedang tidak berada di sekolah, Hoshi sudah menonjok Mingyu saking malunya dia.

"Papa mau ketemu sama lo. Katanya penasaran."

Hoshi tidak menjawab. Masih kesal dengan Mingyu.

"Papa belum pernah se-excited ini. Dulu kalo misalnya gue bawa pacar bawaannya di ketusin mulu."

Hoshi tetap tidak menjawab, akuilah dirinya memang penasaran bagaimana reaksi Ayahnya Mingyu ketika Mingyu memberitahu tentang dirinya.

"Ntar kalo ketemu sama Papa gak usah jutek-jutek, ntar kita gak dapet restu lagi."

"Idihh, emang gue jutek?"

"Banget, apalagi kalo sama gue. Tapi gue suka sih," Hoshi memutar bola matanya malas. Mencoba menutupi reaksi malu-malunya.

"Kalo dapet restu dari Papa lo, lo yakin dapet restu dari orangtua gue?"

Mingyu terkekeh sambil mengacak rambut Hoshi gemas. Bagaimana bisa dia meragukan seorang Kim Mingyu.

"Orangtua lo gak bakal nolak orang kaya gue. Itu udah pasti," jawab Mingyu percaya diri.

Hoshi mencebikkan bibirnya kesal. Percaya diri sekali Kim Mingyu.

"Emangnya kita bakal nikah?"

"Jadi lo mau nih kita nikah? Gue sih ayo-ayo aja kan emang gue sayang sama lo."

"B-bukan gitu. Aduh...maksud gue lo yakin kita bakal nikah nantinya?" Mingyu menyunggingkan senyum kecil.

"Yap, dan itu salah satu cita-cita gue," ingatkan Hoshi untuk menenangkan jantungnya karena seluruh wajahnya sudah merah merona sekarang.

_____

Jongin, Ayah seorang Kim Mingyu harus menghela nafas ketika mendapat panggilan untuk datang ke sekolah karena anak semata wayangnya, Kim Mingyu.

Jongin tidak marah, menurutnya wajar anak seumuran Mingyu nakal seperti itu. Selama tidak merusak kehidupan orang laim dan masih dalam batas wajar, Jongin berusaha memakluminya.

Jongin juga penasaran dengan Hoshi. Nama yang selalu Mingyu sebutkan ketika dia dan Mingyu duduk di taman belakang rumah mereka.

Rupanya seperti apa?
Kepribadiannya seperti apa?
Apakah dia menjadi pendamping hidup yang baik untuk Mingyu nantinya?

Pertanyaan itu terus berputar-putar di dalam pikiran Jongin.

Sebenarnya Jongin sudah keluar daritadi, tapi mendapati anaknya yang duduk dibangku dengan seseorang.

Oleh karena itu, Jongin memutuskan untuk duduk di bangku diseberangnya. Lagipula posisi Mingyu juga membelakanginya.

Jongin menebak, anak laki-laki itu pasti Hoshi. Orang yang selalu diceritakan oleh Mingyu.

Godaan-godaan anaknya itu sukses membuat Hoshi yang disampingnya merona.

Jongin terus tersenyum melihat interaksi anaknya dengan Soonyoung.

Jongin tidak ingin menganggu, tapi dia harus ke kantor. Berkas-berkas menunggu untuk diperiksa.

"Mingyu," Sapa Jongin seolah-olah dia baru keluar dari ruangan bk.

Hoshi membuka mulutnya tak percaya. Hoshi sadar ada seorang paman yang duduk di bangku seberang tapi dia tidak menyangka bahwa itu adalah Ayahnya Mingyu.

"Papa? Udah selesai?"

Jongin mengangguk kecil, "Papa harus ke kantor. Kerjaan numpuk, tapi Papa pulangnya sore kok."

"Iya gak apa-apa, eh- Papa kenalin ini Hoshi," Hoshi menbungkuk sopan.

"Iya, Papa udah tau kok. Nak Hoshi harus tahu, si Mingyu tiap malem ceritain kamu terus, dan gak heran sih kenapa Mingyu bisa sesuka dan sesayang itu sama kamu."

"Ahh- iya Om," jawab Hoshi canggung. Mingyu sendiri gemas dengan tingkah Hoshi.

"Kok Om? Panggil Papa aja," Detik berikutnya, Mingyu harus menahan gemasnya karena reaksi malu-malu Hoshi.

"Eii-berarti Papa udah ngasih restu dong," Hoshi mendelik kesal.

"Ya pasti lah, gak usah ditanya itu. Yaudah, Papa langsung ke kantor ya? Kamu kan bawa motor jadi wajib nganter Hoshi sampai rumah."

Mingyu mengangguk pasti, tidak usah ditanyakan hal itu.

Setelah Ayahnya pergi, Mingyu melihat ke arah Hoshi yang masih menunduk malu.

"Denger kan, Papa udah ngasih restu lo. Kira-kira kapan ya gue ke rumah lo buat minta restu?"

"Lo dateng, gue pites lo," Seru Hoshi jahat.

Mingyu terkekeh, salah tingkah Hoshi selalu membuat dia gemas.

Hoshi berjalan dengan tergesa,
"Cepet anterin gue pulang."

"Idihh, ngegas," jawab Mingyu sambil berjalan.

To Be Continued

Ayahnya Mingyu udah aman tinggal Orangtua Hoshi nihh.

Mingyu juga lagi bingung kapan minta restunya😂

Jangan lupa vote dan comment ya😆😉

First Approach (MinSoon)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang