Chapter 6

4.1K 222 4
                                    

Aku tersenyum melihat kesenangan mereka. Rasanya bebas ingin pergi kemana mana tanpa harus dituntut oleh suatu status. Hingga tak sadar air mata ku menetes mengalir begitu saja di pipi ku.

Dengan cepat ku hapus, agar mereka tak menyadari nya. Namun perkiraan ku salah, ternyata sedari tadi Baekyun menatapku. Aku berusaha memberikan senyuman kepada baekyun.

"lu kenapa ra?"

"nggak papa kok, cuma kelilipan aja"

"gue bukan anak kecil, gue tau lu nangis." aku menggelengkan kepala, masih tetap ingin menutupi semuanya.

Baekyun yang tahu bahwa aku belum siap bercerita kepada hanya mengelus punggung ku. "kalu udah siap cerita, cari gue ra." aku pun menggagukkan kepala.



Kami masih menyelusuri mall. Padahal kami sudah sering kemari. Tadi saat membayar pakaian yang ingin ku beli, aku cukup bingung pasalnya, kak tae memberikan ku blackcard dan kartu ATM dari papa tidak aku bawa karna kak tae melarangku memakainya.

Untung saja otakku jernih dan aku pun berbohong bahwa Kartu ATM ku tertinggal. Alhasil Baekyun membayar pakaikan ku ini. dan nanti aku kan mentranferkan uang nya ke baekhyun, tapi nanti .









Aku bersama para antek antek ku sedang makan malam di sebuah restoran langganan kami. dan sudah sedari tadi ponselku berbunyi, tertera nama kak taehyung yang sedang menelfon ku, tetapi selalu reject.

Dan baru saja aku meletakkan polpen ku di tas ransel ku, ponsel ku berdering kembali berbunyi.



"angkat ra, siapa tahu penting" aku pun mengangguki ucapan mirae, lalu beranjak melangkah sedikit jauh dari tempat makan . dan menggangkat telefon dari kak tae.



"halo, ada apa kak?"

"udah malam kamu kapan pulang"

"sebentar lagi rara pulang kak"

"pulang sekarang ra, saya lapar!" ku raup wajahku dengan kasar. bagaimana aku lupa dengan kak tae.

"iya iya kak, aku bawakan ramen, aku sedang direstoran. tunggu ya kak. maaf"

ku matikan ponsel ku lalu bergegas memesan makanan untuk ku bawa pulang.



Sambil menunggu pesanan ku jadi, aku membereskan tasku dan juga barang barang yang sempat aku beli tadi. melihat keburu buruan ku, mereka semua menatap ku aneh. "lu kenapa ra?"

"gue pulang duluan ya, abang gue udah di basemant sambil nitip makanan nih dia" ujarku dan melangkah pergi menuju kasir.

Sedari tadi aku berdiri didepan Mall tapi tak ada taksi yang lewat hingga akhirnya aku memilih untuk menaiki ojek, dari pada aku terus berdiri disini.


Ku beri beberapa lembar uang kepada  tukang ojek yang sudah mengantarkan ku.  Dengan sigap pak satpam langsung membuka gerbang dan mempersilahkan aku masuk.

Dengan perasaan yang sangat takut aku buka pintu utama dan tak ada dia. Aku masuk kedalam dan melewati ruang keluarga untuk menuju dapur.

"Kamu tahu kan ,kalu kamu bukan hanya pelajar lagi. Tapi juga seorang istri"

Aku sangat hafal suara bariton yang sedar bersuara ini. " Seharusnya kamu pulang membuat kan saya makanan baru pergi. Kamu mau jadi janda muda"


Oh tidak mengapa dia membawa bawa nama janda. "K kak baru ini aku jalan sama mereka setelah menikah" ucap ku dengan menunduk, tak berani menatap matanya yang tajam itu.

"Setidaknya kamu ingat suami kami Dirumah"

"Tak seharusnya kamu berkeliaran diluar sana dengan lama. Apalagi kamu masih memakai seragam sekolah"


Cukup sudah dia mengomeli ku. Rasanya Mama tak pernah memarahi ku hingga seperti ini. Tapi dia yang baru beberapa hari menyandang status suami ku sudah memarahiku hingga seperti ini.


Aku berlari dan meninggalkan makanan dan beberapa barang yang sempat aku beli.

"Nawaraa, saya belum selesai bicara!!" Aku tak menghiraukan teriakannya itu. Segera ku kunci kamar ku agar dia tak masuk begitu saja.


Aku menangis sepuasnya. Sedari tadi aku menahannya saat di mall dan sekarang ditambah di marahinya.

Apa aku kedepannya akan terus seperti ini. Menangis menangis terus, tak seperti pasangan di luar yang sangat romatis dan harmonis.

Aku menginginkan nya. Kenapa aku harus seperti ini.


Ketukan didepan pintu ku berbunyi keras , aku tau pelaku nya. Siapa lagi bukan Kim Taehyung.

"Nawara"

"Buka pintunya"

"Nawara"

"Buka pintunya"


Tiba tiba ponsel gue bergetar, menampilkan nama Kim Taehyung. Ku jawab panggilan nya.


"Nawara"

"Iya kak"

"Buka pintunya, saya mau tidur"

Shit. Biasanya juga tidur di ruang kerja.

"Nawara, kau dengar kan" ku matikan panggilan nya dan mengambil bantal dan juga selimut.  Ku buka pintu setengah dan memberikan bantal dan juga selimut kepadanya.


"Tidur di ruang kerja aja ya kak, saya gak mood lihat muka kakak" dia akan menyuarakan ucapannya, namun segera ku dahalui.

"Marah marah nya dilanjut besok ya kak"

"Selamat malam, suaminya Rara"
Dengan cepat ku tutup pintu dan aku kunci lagi tapi kunci tak aku tarik. Ku biarkan saja disana agar, Kak Taehyung tidak bisa membuka kamar ini dengan kunci cadangan ya.




Aku mengambil bantal untuk menutup wajahku. Air mata ku mengalir begitu deras hingga tak terasa mata ku tertutup dan tertidur.







•••

Ku buka mataku, saat ku rasakan perut ku lapar. Tadi malam aku hanya memakan beberapa suap makanan. Mata ku sembab. Ditambah lagi perut ku keroncongan, aku tak bisa menahannya.

Ku kumpulan jiwa ku, setelah merasa sudah berkumpul aku berdiri dan membuka pintu kamar untuk menuju dapur.

Aku menuruni tangga dengan sedikit terseyok seyok. Dan keseimbangan ku tak bisa aku kontrol hingga




"Kamu nggak apapa?" Ku buka mataku. Ternyata Kak Tae sedang menahan tubuhku agar tidak jatuh.

Aku pun menggelengkan kepala dan berdiri dengan tegak. "Kamu mau apa?"

"Makan" aku melangkah kan kaki melanjutkan untuk menuruni tangga. Karna perut ku sudah tidak bisa di ajak kompromi.

Tak ku sangka ternyata Kak Taehyung mengikuti di belakang, mungkin berjaga jaga agar aku tak terjatuh lagi. Karna mata ku masih belum terbuka lebar hanya setengah. Karna jam dinding masih menunjukkan pukul 1 dini.


Ku buka kulkas, ternyata disana masih ramen yang aku beli tadi. Ku panaskan terlebih dulu baru aku makan. Karna aku suda terbiasa memakan makanan hangat.




Aku makan dengan lahap. Tanpa menghiraukan kak Taehyung yang masih menatap ku. Kali ini aku hanya fokus kepada sepiring ramen yang berada di hadapan ku.

Kalian bisa menganggap ku rakus, tapi mau bagaimana lagi anak anak cacing diperutku sudah memberontak. Dan





Uhuk.. uhuk..

Kak Taehyung menyodorkan segelas air. Aku pun menerima nya lalu ke minum.

"Makannya pelan pelan, aku tidak akan meminta" mata ku menatapnya sinis lalu melanjutkan kegiatan ku.

"Aku minta maaf, seharusnya aku tak berbicara seperti itu tadi"




TBC:)
















he? My teacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang