Berangkat

604 60 11
                                    

Imelda POV'S

"Imelda! Bangun!" suara digital khas Ochobot terdengar walau aku masih melayang di dunia mimpi. Aku terbangun, terduduk di atas ranjang dengan napas terengah-engah. Aku melihat sekitar. Aku masih di kamarku, Malaysia. Dan jam dinding menunjukkan pukul tiga pagi.

"Apehal kau ni?" tanya Ochobot, duduk di pangkuanku. "Kau buatku terbangun la,"

"M-Maaf, Ochobot," ucapku mengelap peluh di pelipis. "Aku mimpi buruk,"

"Aku tau. Kau sebut-sebut name Ayah, Ibu, dan Kakak kau. Boleh cerite sikit?" Ochobot menawarkan dirinya untuk menjadi pendengar cerita mimpiku.

Aku mendengus dan mengingat sedikit tentang epilog mimpi itu. "Ochobot, kamu bisa cari data tentang meletusnya Gunung Kelud tahun 2014 di Indonesia?"

"Hm!" Ochobot mengangguk. Dia sedikit melayang dan menampilkan hologram ke arah dinding.

13 Februari 2014, Gunung Kelud kat Indonesia meletup.

Dalam hologram itu, bukan hanya muncul data-data serta foto saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam hologram itu, bukan hanya muncul data-data serta foto saja. Juga terdapat video abu vulkanik yang hampir menutupi seluruh Pulau Jawa, serta laharnya yang berusaha keluar dari perut Bumi.

Tentu saja aku tidak kuat melihat video itu. Aku menyuruh Ochobot menghentikannya dan menangis pelan.

"T-Ternyata, benar...,"
"... Arjuna kakakku."

*****

Sekarang pukul 04.30 pagi, dan aku sudah siap. Tak biasanya aku membersihkan dan membereskan rumah secepat itu. Bisa dibilang, pagi ini aku mandi kucing. Dalam waktu sepagi itu, aku duduk di kursi meja makan, ditemani Ochobot.

Pukul 07.00 nanti, aku sudah harus berada di pelabuhan. Pakaianku simple. Aku cukup memakai topi yang kupakai saat menuju ke Malaysia waktu itu. Baju polos putih lengan pendek dan dibalut jaket lengan panjang berwarna army dengan berbagai macam logo yang menghiasinya. Bawahanku legging bermotif loreng TNI. Dan aku memakai sandal gunung berwarna hitam.

Hm... Aku hanya membawa satu ransel yang berisi dua setel pakaian, alat mandi, serta cemilan dan air yang kubeli bersama Brendan kemarin. Terlalu banyak, kah?

Ochobot mengajakku untuk mencari angin pagi di luar. Aku menyetujuinya, sekalian mengambil tiga porsi nasi lemak di Mak Saodah. Sepanjang perjalanan, aku mengobrol dan tertawa bersama power sphera milik BoBoiBoy itu, ya... Hitung-hitung meluangkan sedikit waktu untuk pergi liburan hingga tiga hari ke depan?

Sesampainya di rumah, BoBoiBoy dan Atok tengah berbincang di meja makan.

"Panjang umur," sahut Atok senang.

Surat Kecil dari Pulau Rintis (BoBoiBoy) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang