Tak Disangka

652 66 9
                                    

"Aku berani taruhan kalau kau menyukaiku."

Bisikan Taufan membuat Imelda tersentak kaget. Mata choco-nya membulat. Dirasakan keringat dingin di sekujur tubuh. Lensa biru itu semakin membuatnya gila.

Sampai kapan aku seperti ini?

BUM!!!

"Aaaaa !!!"

Satu tembakan keras dari arah belakang, mengenai punggung Imelda. Taufan dengan sigap memeluk tubuh mungil itu. Hoverboard-nya oleng. Taufan berusaha untuk tetap di udara, tapi sayang tekanan tembakan itu terlalu kuat dan membuat mereka terhempas ke bukit. Sebelum jatuh, Taufan memeluk Imelda dan memposisikan badan Taufan untuk berada di bawah.

"Mel! Sedar, Mel!" Taufan mengubah dirinya menjadi BoBoiBoy biasa. BoBoiBoy menggoyangkan pipi Imelda. Imelda mengerang.

"Apa itu tadi?" tanya Imelda. Punggungnya terasa nyeri. Sulit untuk menegakkan tubuhnya.

BoBoiBoy mengelus punggung Imelda. "Tak pe. Biar aku yang gendong kau,"

Saat BoBoiBoy ingin menggendong Imelda, mereka mendengar suara tawa yang khas.

"Muahahahahah! Padan muke! Nak keluar malam lagi?"

BoBoiBoy menoleh ke sumber suara. Dugaannya benar. Ini semua ulah alien kepala kubus itu.

"Kau. Tak habis-habis kacau hidup aku! Nak ape kau, ha?" BoBoiBoy naik oktaf. Kepalan tangannya sudah ada api yang membara, siap melemparkannya pada Adu Du dan Probe.

"Aku nak jam kuase kau! Dan bagi balik Ochobot!" seru Adu Du.

"Heh? Elien boleh bermimpi keh?" BoBoiBoy tersenyum miring. "Tapi, kalau korang nak lawan juga...,"
BoBoiBoy bertukar menjadi Api. "MEH LAH!"

Bola apinya sudah siap di kepalan tangan. Tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menghunuskan ke lawannya. Namun, lensa jingga itu sangat terkejut ketika melihat sosok yang dia kenal. Bahkan, yang sangat dia benci.

"A-Arjuna?" Imelda berusaha bangkit.

"Ooo, kau sekongkol dengan elien ni rupa-rupanye. Nak ape kau kat sini?"

"Aku? Heh. Ngerusakkin kencan kalian, lah. Apa lagi? Hahaha." Arjuna sedang memainkan suling putih. Api tidak tahu apa maksudnya. "Berikan gadis itu. Atau kamu akan menyesal."

"Gadis tu? Maksud kau, pacarku, keh?"

DEG..

BoBoiBoy Api yang bermimpi ternyata, batin Imelda.

"Ha? Gak mungkin," Arjuna tertawa. "Cepat!"

Arjuna menempelkan ujung suling dengan mulutnya. Dia siap meniup.

|♪|{${®[}¥∆¥(_82+_93(_£

"AAAAAK...!!!" Imelda menutup telinganya. "S-Stop! Pl... Please! Aaaah!" ia terus menjerit, jatuh berlutut.

Api memadamkan kekuatannya dan menghampiri Imelda. "M-Mel? K-Kenape kau ni?"

Arjuna menyudahi permainan sulingnya. "Masih nak tengok die menderite keh, BoBoiBoy?"

"Eh? E...," pikiran Api kalang kabut.

"Pilih, BoBoiBoy!" bentak Adu Du keras.

Memori BoBoiBoy diputar kembali. Saat dia akan melawan Captain Vargoba, dia diberi pilihan. Memberi Ochobot atau melihat semua teman-temannya mati. Dan BoBoiBoy tidak mau itu terjadi lagi dalam hidupnya.

"Cih!" Api tidak punya pilihan lain dan berpecah menjadi tiga. Api, Taufan, dan Daun.

"Main tipu rupenye," Arjuna menggenggam kuat sulingnya.

"Probe!" Adu Du mengomandan.

Mode Mega Probe.

"Taufan! Bawa die ke tempat yang lebih selamat!" perintah Api.

Taufan mengangguk dan menggendong Imelda. "Jom, kite balik,"

"Alamak! BoBoiBoy bawe die pergi, Incik Bos!" seru Probe.

"Lah, aku macem mane?" tanya Daun.

"Kau? Kau kubasmi la! Hiyaaa!" Probe melintangkan gergaji mesin yang besar ke arah Daun. Daun tersadar dan tiarap. Alhasil, salah satu ranting pohon yang berada di dekat Daun tumbang.

"Eh! Pohon!" Daun menangisi ranting pohon yang jatuh itu. "Apesal kau bunuh pohon secantik ni?"

"Hahahaha! Aku akan basmi semua pohon kat Bumi ni!" Adu Du memanas-manasi Daun.

"Kau memang nak kene! Daun gladi gatal!" Daun melemparkan daun tajam itu seperti shuriken ke arah mereka bertiga.

"Hehe. Cermin pemantul!" Probe mengeluarkan cermin besar. Daun-daun gladi gatal itu terpental. Sialnya, pentalan daun-daun itu menuju ke arah Taufan yang sedang mengudara bersama Imelda.

"Elak, Mel!" Taufan memeluk tubuh itu dari belakang.

SREP. SREP.

Melihat Taufan akan jatuh, Daun langsung menangkapnya dengan tumbuhan venus baiknya. Mereka berdua aman di dalam mulut venus itu.

"Berani kau cederekan die orang!" Api mengeluarkan bola api yang sangat banyak. "Ambil ni! Bobola api, bertalu-talu!"

"A-Ape tu?!" Arjuna panik melihat Api akan menghujamkannya dengan bola api. "Elak semua!"

"T-Tak sempat!" seru Probe, mengandalkan cermin pantulannya.

"Habislah kau!" Api mulai meninju semua bola api ke mereka bertiga.

"AAAA!!!"

BUM!

*****

"Mel, kau OK, tak?" tanya BoBoiBoy khawatir saat Imelda sudah ditaruh di atas ranjang.

"Gak pa-pa, kok. Makasih, ya, udah selametin aku," ujar Imelda, mengingat Taufan yang sudah banyak menolongnya malam itu. Tiba-tiba, semua tentang omongan Taufan membuat senyumnya hilang. Senang berganti malu.

"Same-same," jawab BoBoiBoy tersenyum. Hal yang sama terjadi pada BoBoiBoy. BoBoiBoy menggerutu, mengingat sosok Apinya mengaku-aku kalau Imelda adalah pacarnya. Yang paling dia kutuki adalah Taufan. Sosok lain dirinya itu hampir kehilangan harga dirinya sebagai pahlawan Bumi karena mencium seorang gadis dengan nafsu. "Euh... Soal tu...,"

"L-Lupain aja!" Imelda menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

BoBoiBoy hanya menggelengkan kepala dan tersenyum melihatnya. "Nak aku temankan tidur?"

"GAK!"

******

Surat Kecil dari Pulau Rintis (BoBoiBoy) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang