Kelompok Imelda dihujam tepukan yang begitu meriah. Banyak flash kamera yang membuat mata silau. Ditambah lagi teriakan yang mengumandangkan nama mereka. Di panggung, Azura lah yang paling terharu.
Imelda tidak terbiasa dengan apresiasi positif orang terhadapnya. Di tempat asalnya, orang-orang menganggap keahlian bermain musik adalah hal yang biasa. Ya, walaupun ada beberapa orang yang menyukainya. Namun di sini, Imelda menikmati apresiasi tersebut. Ingin sekali dia menunjukkan rasa bahagianya di sana dengan menangis seperti Azura.
Cih, batin Imelda ketika melihat rekan lelakinya sedang melambaikan kedua tangannya dengan ekspresi sumringah. Dia sudah terbiasa ternyata. Lebih tepatnya sih, kepedean.
Tanpa menunggu lama, Imelda menarik lengan hoodie Brendan dan turun dari panggung. Diikuti oleh Azura dan Adam.
Perjalanan dari panggung menuju kursi cukup membuat Imelda menunduk malu. Banyak kelompok lain yang mengucapkan tahniah!, memuji petikan senarnya dan suara, kekompakan, bahasa, dan lainnya.
"Lepasin, ah!" Brendan menarik kembali lengannya setelah sudah duduk. Imelda hanya menahan tawa melihat ekspresi Brendan.
Di atas panggung, terlihat kepala sekolah yang sedang berpidato. Lagi.
Hatinya tidak tenteram. Mungkin karena takut kalah lagi? Atau karena menang? Tidak masuk akal!
"... Siang ni, kite akan panggil pemenang amalan peperiksaan tahun 2017 ialah dari kelompok... Melati! Beri tahniah pade dieorang!"
"A-Apa?" Imelda menganga.
"Tuh, 'kan? Kubilang apa!" kali ini, Brendan yang menarik lengan baju Imelda untuk menuju panggung. "Jom, Zur! Dam!"
"Woi! Ah, jangan tarik-tarik!" gerutuan Imelda tidak dipedulikan oleh Brendan.
Lagi-lagi, tepukan tangan terdengar. Lebih ramai dibandingkan tadi. Lebih banyak flash kamera yang menyilaukan. Dan sorak-sorai penonton lebih keras.
"Sile, dari kau dulu," Kepala Sekolah memberikan mikrofon ke Adam. Adam menerimanya dan berdehem.
"Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh... Saye Adam dari Kelompok Melati nak ucap terima kasih untuk korang yang telah...,"
"Ah, lama banget," gerutu Brendan.
"... mendukung kitorang sampai sa-- Oi!"
"Lame kau," ucap Brendan setelah merebut mikrofon dan mengetesnya. "Aku Brendan anggota paling kece di Melati, udah pada tau, 'kan? Di sini, aku mau berterima kasih banget sama Imelda yang udah pindah ke SMP ini. Tanpa dia mungkin aku gak bakal ngembangin jiwa musikku dan gak akan menang di ujian praktek ini. Thanks, sist!" dia melakukan tos lagi dengan Imelda.
"Zur, ada tambahan?" tanya Imelda. Azura menggelengkan kepala.
Imelda mengambil mikrofon.
"Ye, makasih juga buat Brendan, Azura, dan Adam. Buat kepala sekolah dan staff guru. Dan big thanks buat Tok Aba, Ochobot, BoBoiBoy dan kawan-kawan yang nyemangatin aku terus. Tuh, mereka di sana," Imelda menunjuk keberadaan mereka. Dibalas tepukan tangan oleh para penonton. "Juga buat penonton. Makasih apresiasinya! Semoga aku dan Brendan ngomong pakai Bahasa Indonesia ngerti. Ada pertanyaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Kecil dari Pulau Rintis (BoBoiBoy) ✔️
FantasiaStory of BoBoiBoy X Imelda ✨ Season 1. Previous Story: - Next Story: Surat Kecil dari Pulau Rintis (BoBoiBoy) Season 2. Fan art by: @momo.izuka ✨ Edited by: @gadistujuhwarna 🔥 Read now! 🎵🌀 ***** "Tapi, Bunda..." "Gak ada tapi-tapi. Berangkat dan...