25 Mei 2017. Adalah hari di mana seluruh anak kelas 9 melihat hasil akhir semua ujian yang pernah ditempuh. Adalah hari di mana semua hati berdebar. Adalah hari di mana omelan orangtua berada di puncaknya. Dan adalah hari ke-9 di mana gadis itu masih salah tingkah, Imelda.
Seperti pagi biasanya. Imelda sudah siap dan sudah membersihkan seluruh penjuru rumah. Sekarang, dia tengah menghabiskan sarapan buatannya sendiri di meja makan, sembari menunggu Atok, BoBoiBoy, dan Ochobot bersiap. Kali ini, Imelda membuat roti selai tuna, dan tentu saja teh hangat-- merupakan minuman kesukaannya.
Imelda mendengar suara derapan kaki di tangga. Sudah jelas itu derapan kaki BoBoiBoy. Sengaja Imelda pura-pura tidak dengar dan sibuk menghabisi sarapannya.
"Kau pakai selai ape tu?" tanya BoBoiBoy mendekati Imelda. Imelda dapat mencium wewangian yang BoBoiBoy pakai. Benar, BoBoiBoy sudah mandi.
"Tuna," jawab Imelda singkat dan melanjutkan mengunyah.
"Oh. Terima kasih," BoBoiBoy meneguk teh hangat itu. "Agak-agaknye makin manis je macem yang buat,"
"Cih," Imelda memalingkan muka. Gadis itu bangkit dari kursi dan menuju wastafel untuk mencuci piring dan gelas. Dia sudah selesai sarapan.
Memang. Belakangan ini, BoBoiBoy sering memujinya. Tapi, hanya tentang masakannya. Tidak seperti perempuan lain yang suka dipuji karena penampilan mereka. Imelda kesal, tapi entah kenapa hatinya menerima itu.
Suara pintu kamar terbuka. Dan BoBoiBoy mengucapkan selamat pagi pada Atok. Imelda segera mengelap tangannya yang basah dan kembali ke ruang makan.
"Tok, ini Imelda buatin roti selai tuna sama teh anget," kalimat pertama yang Imelda lontarkan pada Atok pagi ini.
"Woh, sering betul kau buatkan kitorang teh hangat," balas Atok sambil menarik kursi dan duduk. Atok mulai menyeruput teh buatannya.
Imelda tertawa. "Iya, kebiasaan aku itu,"
BoBoiBoy sudah selesai makan. "Tok! Cepat la, kita mesti tengok hasil uji Imelda, ni!"
"Banyak cantik. Kau jage kedai Atok. Biar Atok dan Ochobot yang tengok," ujar Atok.
"Yey! Ikut!" sahut Ochobot tiba-tiba dari tangga. Lalu, Ochobot mendekati mereka bertiga.
"Alah, kenape pulak, Tok? BoBoiBoy nak ikut juga!" rengek BoBoiBoy menaruh kepala di atas meja.
"Nak dapat motor keh tak?" Atok menaruh piring dan gelas dia, bersama BoBoiBoy.
"BoBoiBoy nak dapat motor sebab peringkat tige besar la, Tok, bukan jage kedai,"
"Kalau macem tu, Atok tambah syaratnye jadi jage kedai. Dah, Atok pergi dulu. Jom, Imelda, Ochobot!" ucap Atok sambil memakai sepatu, diikuti oleh Imelda dan Ochobot. "Jangan lupe tu cuci piring dan cawan!"
"E! Mane aci?!" BoBoiBoy menghela napas.
Huft, untung aja, batin gadis itu.
"Hehehe. Terbaik!" -Ochobot.
*****
Setibanya Atok, Ochobot, dan Imelda di SMP Pulau Rintis...
"Ramainye!" ujar Atok melihat sekumpulan murid-murid yang saling berdesakan untuk melihat nilai.
"Tak pe. Korang tunggu sini, biar aku yang tengok," sela Ochobot dan langsung menyempil di antara murid-murid.
*
Di atas gedung SD...
"Tu mereke!" seru Probe, menunjuk ke arah tiga orang yang baru datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Kecil dari Pulau Rintis (BoBoiBoy) ✔️
FantasiaStory of BoBoiBoy X Imelda ✨ Season 1. Previous Story: - Next Story: Surat Kecil dari Pulau Rintis (BoBoiBoy) Season 2. Fan art by: @momo.izuka ✨ Edited by: @gadistujuhwarna 🔥 Read now! 🎵🌀 ***** "Tapi, Bunda..." "Gak ada tapi-tapi. Berangkat dan...