Bolak-balik Taeyong memeriksa ponselnya. Sejak pagi ia tampak gelisah sampai-sampai tidak fokus bekerja. Yuta yang menyadari hal itu pun menepuk pundak Taeyong.
"Kau kenapa?" tanyanya langsung. Taeyong hanya memandangnya diam. Lalu sahabatnya itu menariknya untuk duduk. Yuta mengunci pintu ruangannya dan menutup semua jendela agar Taeyong bisa leluasa bercerita.
Taeyong lagi-lagi memandangi ponselnya. Yuta menegurnya. "Kau masih menunggu telepon dari desainer itu?"
Taeyong menghela napas. "Dia terlihat tidak sehat, wajar aku mengkhawatirkannya." kata Taeyong. Yuta menatapnya serius. Yuta sudah mendengar semuanya. Bahkan apa yang terjadi malam itu, Yuta tahu. Karena Yuta adalah satu-satunya orang terdekat yang bisa Taeyong percaya untuk berbagi cerita.
Penilaiannya terhadap Ten setelah mendengar cerita Taeyong adalah Ten sama sekali tidak tertarik dengan Taeyong. Kejadian malam itu tidak lebih daripada cinta satu malam. Ketika bangun pagi maka cinta itu hilang, lenyap. "Dia jelas-jelas hanya menganggapmu angin lalu, ia tidak tertarik denganmu, dia sudah punya kekasih!" tegas Yuta.
Gilanya, Taeyong tidak mau menerima kenyataan ini. Taeyong masih percaya kalau ia memiliki harapan terlebih ia terus membanggakan diri kalau ia berhasil meniduri Ten. Yuta hanya bisa mendengus.
"Memangnya apa kekuranganku sampai ia tidak tertarik? Padahal kami sudah sejauh ini?" Taeyong bertanya entah pada siapa.
Yuta mengedikkan bahu. Ia melirik Taeyong memberikan tatapan menilai. Lalu tatapannya berhenti pada selangkangan Taeyong. "Mungkin karena milikmu kecil." jawabnya.
Taeyong mengambil bantal di sofa dan melemparkannya pada Yuta. "Sialan!" umpatnya. Yang diumpat malah tertawa puas. Taeyong mendengus kesal.
Sekali lagi ia melirik ponselnya. Belum ada notifikasi ataupun telepon masuk dari Ten. Taeyong semakin frustasi. Ia pun mencoba mengalihkan diri dengan membuka Instagram.
Akun Ten paling depan dalam update snapgram terbaru. Dengan jantung berdebar Taeyong membuka snapgram tersebut. Terdapat gambar ruang tunggu rumah sakit dan Winwin yang sedang berdiri di meja administrasi. Taeyong langsung membalas snapgram tersebut.
TY : Bagaimana keadaanmu?
Taeyong terus menatap layarnya setelah memencet tombol send. Tidak lama pesannya berganti status menjadi 'seen'. Taeyong menunggu balasan Ten dengan sabar.
TN : Sudah tidak demam lagi, hanya flu biasa... dokter sudah memberiku obat, beberapa hari lagi pasti sembuh
Taeyong menghela napas membaca balasan dari Ten.
TY : Syukurlah, aku akan mengirimkan beberapa vitamin,
TN : Tidak perlu Hyung, tidak apa, aku tidak ingin merepotkan
TY : Jangan sungkan, sebentar ya
Taeyong mengunci ponselnya dan berdiri. Yuta yang sejak tadi memperhatikannya menatap heran. "Kemana?" tanya Yuta.
"Mencari vitamin, bye!" serunya bersemangat keluar dari ruangan Yuta. Yuta mendengus.
"Padahal dia tahu pria itu memiliki kekasih, dasar," dumelnya. Yuta lalu menghela napas. "Daripada memikirkannya, mending aku mencari tau sns nya winwin~~" Yuta meraih ponsel dan mulai mengetikkan nama pria manis yang ditemuinya di pesta malam itu di kolom pencarian. Yuta menemukan akun instagramnya lalu tersenyum-senyum sendiri memandangi wajah-wajah Winwin.
Asik menelusuri halaman instagram Winwin, Yuta di kejutkan oleh sebuah foto dimana Winwin berpose bersama seorang pria. Yuta hampir jantungan mengira itu pacar Winwin tapi melihat penjelasannya di caption, Yuta kembali menghela napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Undecided
Fanfiction[ Complete ] NCT YAOI FANFICTION /// WARNING ! TIDAK DIANJURKAN UNTUK PENDERITA ANEMIA RASA NYERI BISA BERLANGSUNG KURANG LEBIH 2 JAM SETELAHNYA PENGGUNAAN UNTUK KANDUNGAN DI ATAS 6 MINGGU BERESIKO KEMATIAN Ten kembali melipat kertas itu setelah...