Hari minggu Winwin benar-benar terjebak di taman bermain bersama Yuta. Musim sudah memasuki musim panas sehingga matahari siang itu sangat menyilaukan. Di tambah blazer berwarna cerah juga senyuman lebar Yuta membuat hari ini semakin silau. Winwin berkali-kali mencoba melindungi wajahnya dengan tangan.
"Kau mau naik apa?" tawar Yuta setelah mereka berhasil mendapatkan tiket masuk. Winwin menatap sekitar kemudian menggedikkan bahu.
"Entahlah." jawab Winwin sekenanya. Yuta menunjuk wahana berbentuk kapal. Beberapa teriakan terdengar dari sana.
"Viking?" tawarnya lagi. Winwin menimbang-nimbang. Ia lalu mengangguk.
"Boleh," jawab Winwin. Yuta tersenyum lebar lagi.
"Kajja." Seenaknya ia menggandeng tangan Winwin menuju antrian. Yuta yang paling antusias menaiki wahana ini tapi dia juga yang berteriak-teriak di atas sana. Winwin sendiri malah tertawa melihat Yuta ketakutan saat wahana itu berayun kencang.
Tetapi seperti tidak ada kapoknya Yuta kembali menyeret Winwin ke roller coaster. Kejadian yang sama terulang. Rasanya yang Winwin dapatkan hanya sakit perut karena terlalu banyak mentertawakan Yuta.
Apalagi setelah Winwin mengambil foto yang di ambil saat mereka di wahana roller coaster. "Wajahmu ahahaha." Winwin menunjuk ekspresi Yuta.
"Eish, kau puas?" Winwin mengangguk sambil memegangi perutnya.
"Sangat," sahut Winwin. Yuta memutar bola mata. Mereka pun duduk di sebuah bangku untuk beristirahat sejenak. Winwin menghela napas.
"Sering-seringlah seperti itu, lebih enak di lihat." kata Yuta kemudian. Maksud dari perkataannya adalah tawa lepas Winwin yang sangat manis. Jarang sekali ia mendapat senyuman tulus Winwin apalagi melihat tawanya. Winwin sering memasang ekspresi masam untuknya.
Winwin diam. Ia berdehem, wajahnya merona entah karena panas atau pujian Yuta. "Kau haus?" tanya Yuta salah menafsirkan deheman Winwin.
Belum sempat Winwin menjawab, Yuta sudah berdiri dan memintanya untuk menunggu. Yuta bergerak menuju sebuah booth minuman di seberang tempat mereka duduk. Winwin memperhatikannya dari jauh. Pikir Winwin, laki-laki itu tidak buruk juga. Secara Visual terutama. Yuta sangat tampan dengan rambut tebal yang panjangnya melewati telinga juga alis.
Selain itu, keunikan Yuta, ia tidak terlihat seperti laki-laki korea kebanyakan. Penampilannya lebih mirip seperti tokoh utama dalam komik jepang. "Ini," Yuta menyerahkan segelas squash jeruk padanya. Winwin pun tersadar, pipinya kembali merona.
"T-terima kasih." Ucapnya menerima minuman itu. Yuta kembali duduk di sampingnya. Sinar terik matahari mulai memudar. Keduanya masih duduk dalam diam dan kecanggungan.
Sebuah notifikasi dari ponsel mereka memecah keheningan. Dua-duanya seirama mengecek ponsel. Keduanya langsung membulatkan mata membaca notifikasi.
"Maaf aku..." dua-duanya sama-sama berbicara. Kemudian mereka saling bertatapan satu sama lain. Saling melirik ponsel. Saling menemukan bahwa mereka memainkan game yang sama.
"Event dadakan itu?" tanya Yuta.
"Waktunya hanya satu jam..." sahut Winwin. Yuta mengulum senyum. Ia menggoyang-goyangkan ponselnya.
"Mau main bersama?" tawar Yuta. Winwin membalasnya dengan senyuman. Senyuman itu Yuta anggap iya. Tanpa basa basi mereka berdua langsung login ke aplikasi game.
Mereka memilih jalur multiplayer agar bisa bekerja sama. Langsung saja keduanya malah asik sendiri dengan ponsel masing-masing. Tatapan Winwin fokus pada permainan sementara Yuta di sampingnya meracau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Undecided
Fanfic[ Complete ] NCT YAOI FANFICTION /// WARNING ! TIDAK DIANJURKAN UNTUK PENDERITA ANEMIA RASA NYERI BISA BERLANGSUNG KURANG LEBIH 2 JAM SETELAHNYA PENGGUNAAN UNTUK KANDUNGAN DI ATAS 6 MINGGU BERESIKO KEMATIAN Ten kembali melipat kertas itu setelah...