Ryujin menutup paksa buku yang sedang ia baca. Manik hitamnya menatap tajam ke arah pemuda yang sudah beberapa jam berdiri di hadapannya ini dengan pandangan memohon.
Ia mendecak, kesal.
Tak bisakah hidupnya tenang sekali saja tanpa adanya gangguan dari berbagai hal yang benar-benar menjengkelkan?
Buku yang selalu menjadi kesukaannya terasa begitu hambar lagi untuk dibaca. Percuma saja mengabaikan sosok dihadapannya ini jika sosok itu enggan untuk pergi walau telah berjam-jam lamanya menunggu.
Bukannya tidak ingin bicara dengannya, hanya saja Ryujin ingin menjaga jarak dengan masyarakat, termasuk pemuda di hadapannya ini. Ryujin tidak ingin terikat dengan yang namanya tali pertemanan, persahabatan, atau kekeluargaan sekalipun karena semua itu akan menariknya kembali ke dalam jurang kegelapan.
Oleh karena itu, ia selalu sendirian selama ini. Membantu orang lainpun hanya sesekali tanpa memperlihatkan sosoknya lebih lama.
"Udah gue bilang, gue gak ada sangkut pautnya sama masalah ini," ketus Ryujin, mencoba untuk memperlihatkan ketidaknyamanannya atas kehadiran pemuda itu.
"Gue tau itu lo." Namun kalimat itu yang keluar dari bibirnya. Ia menggenggam jemari Ryujin dengan lembut. "Tolong, bantu gue."
"Gue cuma manusia biasa, Han. Gak ada yang khusus dari gue."
Han menghela nafasnya. Sorot matanya tampak begitu sedih. "Kalau lo berubah pikiran, lo bisa hubungin gue di sini," ucapnya seraya memberikan sebuah kertas dengan tulisan nomor ponsel di atasnya. Setelah itu, Han beranjak pergi dari sana.
"Kenapa kamu gak mau bantu Han?"
Ryujin melirik sinis ke arah Yoora yang melayang disampingnya. "Karena gue kerja dibalik layar." kemudian melempar kertas tersebut masuk ke dalam tempat sampah terdekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DGS ( 2 ) - Death or Death? [ ✔ ]
TerrorBook two of Death Game Series; Death or Death? Sosok mengerikan itu kembali, membawa mimpi buruk yang tiada akhir. Pilihan satu-satunya hanyalah mati, atau mereka akan tetap dikelilingi oleh rasa takut yang begitu menyesakkan dada.