21: Satan dan Peliharaannya

1K 155 4
                                    

Hanya tujuh orang tersisa sekarang dengan Hyunjin yang sedang diambang kematian. Jeno, Jaemin, Jinyoung, Haechan, Han, serta Ryujin tak tahu ingin melakukan apa lagi. Semua nya buntu, tak ada harapan sedikitpun, walau hanya sekedar pergi dari tempat tersebut dan membantu Hyunjin yang masih terikat di dalam lemari kaca dengan air yang hampir menenggelamkan dirinya.

Seandainya ia tahu ini dari awal, kemunginan dirinya mampu mencegah hal seperti ini terjadi. Ia akan memilih menjadi kekasih Somyi untuk mencegah semua ini terjadi. Tapi sekarang? Han bahkan ragu jika Somyi masih memiliki akal sehatnya, menghentikan semua ini saat Han mengajukan diri untuk menjadi kekasih sang gadis.

Han ragu. Ini akan percuma menurutnya. Bagi Han, Somyi sudah ditelan oleh kegelapan.

"Yi."

"Hm?" Somyi mengalihkan atensi saat Han memanggil namanya.

"Berhenti, oke?" pinta Han memelas. Sudah cukup ia melihat teman-temannya mati secara tragis tepat di depan mata. Ia tidak ingin melihat lagi.

"Jaminannya apa kalau--"

"Gua mau jadi pacar lo. Jadi, berhenti, okay?"

Somyi tak menjawab. Ia malah mengetuk-ngetukkan jemarinya pada permukaan meja, tampak tengah menimbang-nimbang tawaran dari Han. Di detik berikutnya, senyum si gadis muncul.

"Oke--"

"Percuma."

Semuanya tertegun dengan manik mata masing-masing yang membola. Mereka cukup terkejut dengan sosok transparant yang tiba-tiba muncul tersebut. Kening mereka berkerut, terutama Ryujin.

Gadis itu tak pernah menyangka jika Yoora dan Siyeon akan muncul di saat seperti ini, tepat dihadapan mereka semua sehingga menambahkan kesan mencengkam yang begitu kentara. Di dalam hati, Ryujin meringis. Seharusnya Yoora tidak muncul di saat seperti ini, disaat Han mulai bisa membujuk Somyi untuk menghentikan semuanya. Ryujin bahkan tidak tahu alasan apa yang membuat gadis itu memunculkan diri di hadapan mereka.

"Satan gak akan ngebiarin itu."

Siyeon yang di samping Yoora tampak bersedekap dada, menatap layar monitor dimana Somyi sudah tidak ada lagi di sana.

"Menurut gue, sih, korban berikutnya ya si Somyi."

"M-maksud lo?" Jaemin mencoba memberanikan diri untuk bertanya pada sosok Siyeon yang berdiri dihadapannya.

"Satan itu bukan makhluk yang bodoh. Dia gak akan ngebiarin orang yang minjem kekuatan dia pergi gitu aja tanpa sebuah keuntungan yang memuaskan dia. Cepat atau lambat, dia juga bakal ngambil jiwa Somyi."

"Ya, percuma."

Mereka kembali dikejutkan dengan sosok hitam serta tanduk kambing jantan yang ada di kepalanya. Sosok itu tampak seperti manusia biasa pada umumnya. Yang membedakan hanyalah tanduk yang tumbuh di sana, mata merah, serta kuku jemari yang cukup panjang.

Tak lama, sebuah suara geraman terdengar, disusul dengan lolongan sampai akhirnya seekor anjing hitam berkepala tiga berjalan dari kegelapan ke arah Satan yang masih berdiri santai di tempatnya.

Sialan, hell hound juga ikut campur dalam hal ini.

"Yang tidak berguna sebaiknya disingkirkan." Satan melemparkan kepala milik Somyi dan Hyunjin ke arah hell hound tersebut.

Naasnya, kepala milik keduanya segera ditangkap dan dikunyah begitu saja di hadapan mereka semua, membuat rasa mual yang terasa di perut semakin menjadi.

Jeno dan Jinyoung menutup mulutnya, mencoba untuk tidak mengeluarkan isi perut mereka di sana. Jaemin dan Haechan mengusap wajah mereka gusar, serta Han dan Ryujin yang masih mencoba mencerna kejadian yang terjadi.

Kaki Han melemas. Tubuhnya pun terasa berat untuk ditopang lagi oleh kedua kakinya. Ryujin meringis. Ia kebingungan, tak tahu apa yang akan dilakukannya. Sejujurnya, Ryujin tak pernah berpikir jika ia akan benar-benar bertatapan dengan Satan, bahkan dengan anjing peliharaan Satan yang merupakan penjaga dari neraka.

"Hei, bagaimana perasaanmu saat melihat lagi wanita itu?"

Jeno terdiam. Tubuhnya begitu kaku bahkan sekedar untuk menggerakkan kepala. Keringat dingin mengucur begitu deras di pelipisnya.

Satan sedang berdiri di sampingnya saat ini.

Sosok itu tampak mengusap pipi Jeno dengan kuku jarinya yang panjang. Senyum merendahkan khas Satan terpatri begitu jelas di wajah sang sosok. Sebelum akhirnya kuku-kuku itu menembus masuk ke permukaan kulit Jeno, mengoyak kepala si pemuda dengan mudahnya, menyisakan tubuh yang perlahan mulai jatuh ke tanah.

Siyeon memekik melihatnya. Ia jatuh berlutut di tanah, menatap nanar tubuh milik Jeno yang tak lagi memiliki kepala.

"SIALAN!"

Hell hound,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hell hound,

Hell hound,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DGS ( 2 ) - Death or Death? [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang