22: Berada di Ambang Kematian

1K 153 2
                                    

BRAK!

Tubuh Jaemin jatuh menabrak dinding dengan cukup keras begitu Hell hound yang sedaritadi berdiri di belakang Satan melompat menerjang pemuda itu.

Merupakan kesalahan besar baginya karena lancang menyerang Satan saat di sampingnya masih ada seekor hell hound yang siap membunuh dan memangsa Jaemin kapanpun yang ia inginkan.

"AGH!" Jaemin berteriak, menahan rasa sakit yang menjalar pada bagian dadanya saat anjing tersebut berdiri di atas tubuhnya dan menginjak dada milik si pemuda.

Sang anjing menjilat-jilat bibirnya sendiri, tampak menyeringai karena melihat gurat ketakutan di wajah tampan itu.

Jaemin tidak mempedulikannya. Ia sibuk mencoba melepaskan injakan sang anjing pada dadanya agar bisa memudahkannya untuk bernafas kembali. Namun sayangnya hal itu percuma. Anjing tersebut semakin menekankan kakinya ke dada Jaemin, membuat organ yang diinjaknya hancur begitu saja. Setelah itu, dia kembali berjalan ke samping Satan yang tampak begitu menikmati anjingnya yang baru saja membunuh seseorang.

Jaemin tak bergerak sedikitpun di sana. Hal itu membuat Ryujin bisa menyimpulkan bahwa Na Jaemin baru saja kehilangan nyawa karena anjing sialan milik dari Satan.

Ia tersenyum nanar begitu menyadarinya. Haruskah nyawanya habis di sini juga? Karena seorang makhluk yang memang sudah menjadi musuh bebuyutan dari exorcist?

Sekarang hanya tersisa Jinyoung, Haechan, Han, dan Ryujin saja.

Keempat orang itu bahkan tidak tahu bagaimana caranya keluar dari keadaan seperti ini.  Jangankan keluar, untuk berjalanpun mereka tidak sanggup.

Terbunuhnya teman-temannya di depan mata cukup membuat keempat orang itu diam tak berkutik. Pikiran mereka pun kosong.

Yoora serta Siyeon tak mampu melakukan hal apapun untuk menyelamatkan empat nyawa yang masih hidup. Mereka tidak memiliki kuasa untuk menghentikan Satan. Jangankan menghentikan, mereka sendiri tidak bisa mendekati Satan, seolah ada sesuatu yang memberikan jarak pada keduanya.

Persetan.

Ini akhir, bagi mereka semua.

Mati di tangan Satan sepertinya sudah menjadi takdir mutlak yang harus mereka lalui.

"Terima kasih karena sudah memberikan jiwa kalian, ngomong-ngomong." Satan menyeringai, menatap keempat orang tersebut dengan mata merah yang menyala terang. Jangan lupakan juga bibirnya yang melukiskan seringaian lebar. "Sampai jumpa."

Dan tepat saat itu, mereka tak bisa lagi merasakan tubuhnya.

Dan tepat saat itu, mereka tak bisa lagi merasakan tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DGS ( 2 ) - Death or Death? [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang