{1. Kelas Dua Belas}

2K 109 2
                                    

Kelas Dua Belas

Kalau tak ada yang namanya kebetulan, lalu dinamakan apa pertemuan tanpa rencana yang terjadi berkali-kali?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau tak ada yang namanya kebetulan, lalu dinamakan apa pertemuan tanpa rencana yang terjadi berkali-kali?

📖

Desakan-desakan tak dapat dihindari dan beberapa kali umpatan yang tak seharusnya diucapkan itu keluar pagi-pagi begini. Semester baru, semua murid penasaran di kelas mana mereka diposisikan atau dengan siapa mereka sekelas. Begitu pula dengan dua orang gadis yang bergandengan serta berusaha menerobos kerumuman murid-murid yang menutupi mading.

"Jangan dorong-dorong bisa nggak, sih?"

"Ih, pada nggak sabaran banget."

"Minggir-minggir, gue mau nyari nama gue. Gantian, dong!"

Suara protes itu terdengar dari sana-sini. Namun Ara dan Gea tetap saja menjejal masuk sampai tepat di depan mading. Jari telunjuk Ara menyusuri apa yang ia baca pada kertas berisi nama kelas murid kelas XII.

Satu kertas khusus kelas XII IA 1 lewat, Ara tak menemukan namanya di sana, begitu pula dengan Gea, sahabatnya. Ara beralih pada kertas khusus kelas XII IA 2.

"Gue di kelas IA 2, Ge," kata Ara setelah berhasil menemukan namanya. "Tapi nama lo nggak ada." Wajah gadis itu berubah lesu. Tidak sekelas dengan Gea? Ah, tidak asyik.

"Eh, ini gue," sahut Gea, "kelas IA 3. Gue bareng Dio." Gea menyebut salah satu teman cowoknya yang memiliki sifat feminin.

Ara mencebik kecewa. "Gue sendirian, dong. Ah, nggak asyik."

"Keluar dulu, yuk," ajak Gea sembari menggandeng tangan Ara untuk keluar kerumunan itu.

Mereka duduk di kursi koridor. Ara menatap kerumunan murid yang masih mengerubungi mading dengan ekspresi kecewa. Wajahnya cemberut.

"Udahlah, kelas kita sampingan aja, kok." Gea mencoba menghibur sahabatnya itu. Mereka sekelas sejak kelas X, karena itu berpisah saat kelas XII menjadi hal yang aneh untuk keduanya.

"Woi." Suara cowok yang tiba-tiba terdengar membuat Ara dan Gea mendongak.

Ara dan Gea serempak membulatkan matanya melihat cowok yang memakai hoodie putih berdiri di depan mereka. Tanpa sadar kedua mulut gadis itu sedikit terbuka.

"Santai, dong, mukanya," protes cowok itu akan ekspresi terkejut dua gadis di depannya.

"Ini gue nggak mimpi?" celetuk Ara sembari mengucek matanya. Tangannya menyentuh lengan atas siswa itu. "Keras amat. Liburan lo fitness? Pantas diajak kumpul nggak mau." Ara tak bisa menyembunyikan keterkejutannya melihat perubahan seorang siswa di hadapannya kini.

"Yo, ini serius lo?" timpal Gea. "Rambut lo, badan lo, aura lo, kenapa beda? Kita baru nggak ketemu dua minggu, lho."

Dio diam saja. Ia menatap dua temannya itu dengan harapan agar keduanya diam sekarang juga. Karena kehebohan Ara dan Gea mengundang murid-murid lain menoleh.

Tsundere Couple ✔️ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang