{10. Good Mood}

623 51 8
                                    

Good Mood

Manusia butuh alat yang mampu membentuk sifat bodo amat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manusia butuh alat yang mampu membentuk sifat bodo amat. Karena kadang, hati nurani terlalu lemah untuk sekadar tak peduli pada hal yang jelas bukan urusannya.

📖

Gadis itu mulai merasakan kakinya keram karena terlalu lama berdiri, tetes keringat menghiasi wajahnya yang tersorot sinar matahari. Kepalanya celingukan mencari seseorang, tapi jalanan tampak lengang. Ia mengembuskan napas panjang, mulai bosan menunggu.

"Maaf lama, tadi ada perlu bentar."

Ara mendongak melihat seseorang yang baru saja menghentikan motor di depannya, senyum gadis itu merekah seketika. Ia mengangguk maklum. "Iya nggak pa-pa, kok," katanya.

"Buruan naik, Ra. Panas, nih," ucap Satria sambil melirik jok belakang.

Paham dengan isyarat cowok itu, Ara segera menurut. Senyumnya terlukis sepanjang perjalanan, tatapan penuh sayang tak lepas ia lemparkan saat menatap punggung lebar Satria. Pandangan Ara beralih pada tangannya yang ada di paha, rasanya tangan itu ingin melingkar di pinggang pacarnya. Namun, ia masih tahu batasan pacaran, ia tak suka Satria menganggapnya mencari kesempatan.

"Oh iya, Ra, kita mampir bentar, ya? Ada yang mau gue omongin sama lo," tanya Satria meminta izin.

Ara terdiam sebentar, lalu senyumnya semakin terkembang saat otaknya berhasil mencerna perkataan Satria. "Iya, Sat."

Setelah pembicaraan singkat itu, keduanya larut dalam keheningan. Satria yang fokus mengemudi dan Ara yang senyum-senyum sendiri. Tak lama kemudian Satria menepikan motor di pinggir jalan, ia mematikan motor dan meminta Ara turun.

"Ayo, Ra." Satria menggandeng tangan Ara menuntun gadis itu untuk mengikutinya duduk di salah satu bangku di tepi danau. "Sori, cuma bisa ngajak ke sini doang saat ini." Satria menggaruk tengkuk merasa bersalah.

Ara tertawa pelan, ia menatap Satria yang duduk di sampingnya. "Nggak pa-pa, Sat, gue udah seneng kok lo bawa gue ke sini," hiburnya.

"Tunggu bentar."

Ara membiarkan pacarnya pergi entah ke mana, fokusnya kini beralih pada sekitar yang mulai ramai. Danau itu tak terlalu lebar, di sebagian tepinya ditumbuhi bunga dengan beragam warna. Bangku-bangku sengaja diletakkan di tepi danau, ditambah lampu taman berbentuk bulat terlihat di beberapa tempat.

Angin berhembus tak terlalu kencang, beberapa anak rambut Ara melambai tertiup angin. Senyuman gadis itu terlukis kembali, masih dengan alasan yang sama. Hanya karena seorang cowok bernama Satria, yang membuat harinya makin menyenangkan.

"Hayo lagi mikirin apa? Kok senyum-senyum gitu," ucap Satria saat kembali duduk di samping Ara, di tangan pemuda itu ia menggenggam sebuah makanan berwarna pink.

Tsundere Couple ✔️ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang