{25. Party}

498 50 7
                                    

Sweet seventeen

—Berhenti mencintai terjadi bukan sekadar karena sudah berkali-kali disakiti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berhenti mencintai terjadi bukan sekadar karena sudah berkali-kali disakiti. Namun saat sadar bahwa hati sudah tidak bisa lagi diperbaiki oleh orang yang sama—

📖

Taman belakang hotel megah itu sudah disulap jadi cantik. Lampu warna-warni berkerlap-kerlip di bawah langit malam yang minim cahaya. Balon-balon berwarna hitam dan putih menghiasi setiap sudut tempat acara ulang tahun itu. Di panggung kecil juga dihiasi balon berwarna hitam dan putih, disertai bunga mawar putih.

Ada juga meja-meja dan kursi yang tertata. Di atasnya sudah lengkap makanan dan minuman yang siap disantap.

Ara sudah lama mengidamkan ulang tahun dengan tema black and white seperti ini. Apalagi hari ini adalah ulang tahunnya yang ketujuh belas, pasti semua orang ingin acara yang terbaik.

Gadis dengan dress putih di bawah lutut itu berdiri anggun di atas sepatu heels hitamnya. Rambut yang lebih sering diikat itu kini tergerai bergelombang. Wajahnya yang selalu natural, kini di make-up bak princess. Cantik, tetapi tidak menor.

Acara lima belas menit lagi dimulai, ramainya para tamu undangan sudah terasa. Gea pun datang sejak tadi bersama Juan, pasangan remaja itu juga membantu menghiasi taman ini. Teman-teman satu sekolah Ara juga sudah banyak berdatangan dan langsung mengucapkan selamat padanya. Namun, ada satu orang yang tidak kunjung tiba, orang nomor satu yang malam ini Ara harapkan datang.

Ara meremas jari-jemarinya yang bertautan. Waktu terus berjalan dan acara sebentar lagi dimulai. Dio sebagai MC sudah berdiri di panggung mini dan bersiap membuka acara. Sebenarnya cowok itu menolak dijadikan pembawa acara, tetapi karena Ara merengek, jadilah ia tidak tega.

"Jam berapa, Ge?" tanya Ara pada Gea yang sedang duduk di sampingnya. Cemas kalau-kalau Satria terlambat.

"Lima menit lagi mulai," jawab Gea setelah mengecek ponselnya. Gadis itu menatap Ara yang tidak tenang. "Udahlah, nanti juga datang."

"Gue ke depan dulu, ya." Juan bangkit, sebelum pergi cowok itu mengelus lembut puncak kepala Gea dan membuat Ara mendelik. Sempat-sempatnya Juan sok perhatian seperti itu, padahal Ara sedang tidak tenang.

"Jangan depan gue!" sentak Ara membuat Gea terkekeh.

"Lo, sih, yang ada di depan mata selalu siap siaga ditolak, sedangkan yang suka hilang malah ditungguin," ucap Juan sambil berlalu pergi ke tengah-tengah kerumunan. Ia tidak menatap Ara saat berbicara begitu.

Gea yang juga mendengar itu menatap Ara tidak enak. Ia tidak mengerti alasan setiap sindiran yang Juan ucapkan untuk sahabatnya itu, tetapi jelas ucapan Juan barusan untuk Ara.

Gea mengelus lengan Ara agar tenang. Wajah gadis itu cemberut mendengar penuturan Juan. Kalau sudah Juan bicara begitu, yang ia maksud pastilah Jeidan. Ara sudah tidak bodoh lagi tentang itu.

Tsundere Couple ✔️ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang