16. Wondy New Version

322 84 44
                                    

-Wondy New Version-

Sesingkat Januari ke Februari, sesingkat cerita Fano dan Maya yang makin dekat makin sering menghabiskan waktu untuk berdua, mempelajari tumpukan buku-buku atau jumpa dengan pengajar bimbel, waktu-waktu itu mereka habiskan untuk tujuan yang sama, OSN.

Sebagai sesama siswa Bintang Barat yang memiliki kesempatan yang serupa pula, Wondy dan Lea juga semakin sering menghabiskan waktu berdua, hanya saja tujuannya bukan cuma satu, tapi dua, tiga atau bahkan empat. Pokoknya pertemuan keduanya didasari oleh banyak hal, terutama Lea.

Bertemu dengan Wondy untuk menghabiskan banyak waktu dalam kesehariannya demi menjaga jarak dari Fano yang masih terus dihindarinya, bagaikan konflik tanpa titik terang, baik Lea maupun Fano sama-sama masuk ke fase, mengejar- menjauh - resah- rindu- kesal - cemburu dan semua fase itu terangkum dalam satu kiasan 'galau'.

Sementara Wondy si tempat pelarian itu justru mulai terbiasa dengan situasi yang hanya menghadirkan dia dan Lea saja. Kalau kamu mau tahu lebih jelasnya, maka sebutlah Wondy mulai menganggap serius ceritanya, dia bahkan mulai membawa perasaannya ke dalam tiap pertemuan-pertemuannya dengan Lea. Sebagai konsekuensi hal itu, Lea yang ceroboh menempatkan Wondy dalam pelariannya harus bertanggungjawab.

Maka sekarang beginilah jadinya, di penyebrangan lalu lintas Wondy yang biasanya lebih memilih jalan duluan atau belakangan dan tidak perdulian itu justru sekarang dengan tiba-tiba meraih tangan kanan Lea, menggenggam erat tangan itu dengan gentle lalu membawanya menyebrangi jalan menuju rumah ice cream di sebrang jalan.

Bisa kamu bayangkan, cowok yang biasanya suka neduh di pom bensin, cowok yang biasanya resek suka nendang kaki, cowok yang biasanya usil ngegas ngerem mendadak saat ngebonceng, cowok yang biasanya hidup dengan earphone ditelinga dan mulut meledek Lea, sekarang, tadi, tiba-tiba saja berubah menjadi sosok gagah yang meraih tangan tanpa permisi membawa menyebrang jalan.

Harusnya bergandengan menyebrang jalan bukan sesuatu yang perlu dilebih-lebihkan, biasa saja bahkan aturan wajar menyeberang bergandengan tangan. Yang perlu digaris bawahi bukan momen menyebarang jalan, tapi momen bagaimana Wondy menjadi begitu gentle dengan tiba-tiba inilah yang dinamakan efek Lea.

Sumber efek itu justru tengah mencibir kecil ke Wondy walau juga agak kaget "Tumben baik lo" tukasnya.

Diantara langkah-langkah mereka itu Wondy memberi peringatan, semacam aba-aba agar Lea mempersiapkan diri dan hatinya, Wondy bilang "Gue bisa lebih baik dari ini kalau elo tahu. Hati-hati, ini peringatan"

Lea diam, mengikuti langkah Wondy yang berburu dengan para penyeberang lainnya. Zebra cross di jalanan itu seperti sebuah landasan untuk dimulai Lea memasuki dunia baru yang menyediakan Wondy versi gentle.

"Besok nggak usah jajan jajan dawet ayu ya Won. Bisa jadi elo keracunan dawet ayu, tingkahnya aneh" ledek Lea.

Wondy meringis, membawa ringisan itu sampai di tempat pemesanan ice cream.

Suasana saat itu bagus, tidak dingin atau panas yang berlebih. Suasanya santai dengan tambahan lagu John Legend-All Of Me yang terputar di rumah ice cream.

"Won, rasa Taro apa coklat ya enaknya ?" Pada barisan panjang antrian itu Lea bertanya, berharap bertemu dengan jawaban yang pas sesuai seleranya atas saran Wondy, yang sayangnya didapati jawaban meleceng khas Wondy "Rasa pisang atau alpukat aja lebih enak"

"Bodo amat Won"
"Le..mau nambah topping apa lo ?"
"Biskuit sama chocochips aja Won"
"Oke, nambah makan nggak ?"
"Fried fries aja Won"
"Mau nambah apa lagi ?"
"Emm air putih"
"Mau nambah jadi pacar gue nggak ? Gue suka elo"

"Ha ?"

Lea kaget, jelas saja. Diantara percakapan rencana memesan menu Wondy tiba-tiba saja memuat konten hatinya ke dalam sana. Menyatakan perasaannya secara ekstrim yang belum pernah Lea bayangkan, diantara sibuknya pilihan menu yang hendak di pesan nyatanya ada pilihan lain yang didatangkan Wondy dalam percakapan itu. Benar-benar memberi kejutan tak terkira.

"Itu serius. Tapi nggak usah dijawab dulu yang terakhir. Pikirin dulu yang bener. Jangan asal ngomong kaya elo pilih menu. Kalau lo udah siap kasih tau. Gue pesan dulu ke depan"

Lea mengumpat kecil pada pemuda yang hari ini jadi begitu berbeda dari biasanya.

Lalu baiklah, jantungnya juga mulai berdetak tak beres. Bagaimana bukan,itu dimulai sejak acara gandeng tangan di penyebrangan sana dan berlanjut dengan tidak meminta izin lebih dulu dalam bagian menggenggam tangan Lea untuk dibawa menuju rumah ice cream.

Pada udara, perempuan kecil bermata bulat itu mengumpat sembari melihat punggung Wondy "Sialan, nggak kira-kira kalau ngomong. Habis ditawarin menu, tiba-tiba kesana obrolannya"

Ini bencana untuk Fano, munculnya Wondy versi gentle begini akan jadi bencana untuk Fano, sebab yang dihadapinya adalah Wondy, sahabatnya sendiri, pula sahabat Lea yang punya banyak waktu dan kesempatan bertemu Lea tanpa harus bingung mencari alasan. Lagi pula ini Wondy yang jauh lebih gerak cepat dibanding Wondy si cowok yang suka neduh di pom bensin. Pada Javon El Fano, banyaklah berhati-hati bahwa yang dihadapinya adalah si Wondy.

Si Wondy yang barusan selesai atas urusan pesan menu dan sedang duduk di sebelah Lea menghadap kaca yang menawarkan view lalu lalangnya riuh kota Surabaya di malam hari dari sudut pandang kaca rumah ice cream.

Keriuhan yang terbawa pula diantara Lea dan Wondy yang sekarang tiba-tiba saling diam. Berawal dari lima menit lalu, selesai memesan Wondy duduk tepat di kanan Lea, tanpa sempat permisi dia meraih tangan kanan Lea.

"Tanggungjawab Le. Kerasa kan detak jantung gue. Disini rasanya nggak nyaman belakangan ini kalau ada di sekitar lo, bagian ini sering detak nggak jelas" protesnya ke Lea dengan telah menempatkan tangan kanan Lea ke dadanya.

Sedang Lea yang bingung menempatkan diri untuk memahami tanggungjawab apa yang harus ia berikan sementara dia sendiri tak menyadari telah menimbulkan efek pada detak jantung Wondy, mirisnya lagi, Lea juga punya cerita serupa saat menghadapi Fano.

Maka disinilah puncaknya, ujung dari bermulanya konflik besar cinta saling sambung antara Maya- Fano- Lea- Wondy. Hari itu, pernyataan cinta Wondy dan protes pengajuan tanggungjawab oleh Wondy akan membuka bab baru sebagai konflik diantara cerita persahabatan mereka.

Benar, bahkan persahabatan mulai tak terasa tempatnya diantara mereka. Seolah lebih didominasi dengan persaingan. Faktanya bukan OSN satu-satunya persaingan diantara empat siswa Bintang Barat ini, tetapi pula cinta dan perasaan ingin berbahagia adalah bagian lain persaingan selain OSN.

Dengan dalih OSN hubungan mereka merenggang. Fano terlalu sibuk menghabiskan waktu bersama Maya mempelajari rumus ini dan itu. Sementara Wondy dan Lea saling sibuk mengatur hati masing-masing juga menemui kebingungan yang sama harus bagaimana.

Lalu mari menunggu untuk tahu tentang cerita selanjutnya. Duduklah, minum segelas air supaya reda gemasmu akan ributnya hubungan mereka berempat.

 Duduklah, minum segelas air supaya reda gemasmu akan ributnya hubungan mereka berempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


a/n :
SORRY GANGGU MALEM-MALEM. EHE...

Gimana ? Udah gemes ?

Tamatin nggak nih ?

BESTI - Cha Eunwoo |END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang